01. The girl

150 10 2
                                    

Chicago, 22.45

"Bos, wanita kiriman telah sampai di pelabuhan." Pria berbadan besar itu berdiri diambang pintu sambil menundukan kepala nya sopan.

Didepan jendela besar yang menghadap langsung ke arah indahnya kota Chicago, seorang pria jangkung berdiri sambil memegang gelas berisikan alkohol. Johnny berbalik lalu menatap bodyguard nya yang sedang melapor padanya, dia menaikan sebelah alisnya seakan-akan bertanya mengapa dia masih disini, cukup tahu saja bahwa setiap kirimannya itu datang Johnny tak pernah turun tangan langsung untuk mengurusnya.

"Rekan anda, tuan Ten. Berkunjung dan meminta anda untuk menemui nya di pelabuhan." Jelas bodyguard itu seakan mengetahui bahwa Johnny memerlukan penjelasan lebih darinya.

"Siapkan mobil dan sampaikan pada Ten bahwa saya menuju ke pelabuhan sekarang juga." Ujar Johnny, tanpa lama-lama bodyguard nya langsung menunduk mengucap salam dan pergi menjalankan perintah dari bos nya itu.

Johnny memandang rekannya, Ten, yang membawa gadis berambut hitam kusut, berpakaian lusuh dan kulit putih pucat melebihi dirinya. Johnny kini memandang gadis itu yang sedang gemetar bersimpuh dilantai dingin tepi laut. Ia berdehem lalu menoleh ke arah Ten, meminta penjelasan.

"Dia membuat masalah di atas kapal, dan sepertinya dia seorang penyusup karena kami tidak memiliki datanya sama sekali. Dia bukan gadis yang dikirim oleh master kemari, John." Jelasnya tegas.

"Dia menyusup dikapal yang salah," Johnny menyunggingkan senyumnya.

Benar, gadis itu bunuh diri karena telah menyusup dikapal para penjahat. Apa dia tidak tahu, kapal itu akan membawanya kepada nasib buruk, dimana para gadis didalam sana akan diperjual belikan organnya atau tubuhnya. Johnny melangkahkan kakinya mendekati gadis yang masih bersimpuh dihadapannya, ia mengangkat dagu gadis itu, wajahnya cukup cantik, memiliki warna bibir merah alami yang sangat cocok dengan kulit pucatnya, hanya saja banyak lebam dan memar di wajahnya.

"Siapa namamu? Apa tujuanmu menaiki kapal ini?"

Gadis itu hanya terdiam, seolah-olah memang tak mau berbicara pada Johnny.

"Sekali lagi, siapa namamu?"

Lagi-lagi gadis itu terdiam, namun kini ia berani menatap Johnny dan tersenyum seakan meremehkan, Johnny membuang nafasnya kasar sambil menatap tajam gadis itu, Johnny benar-benar membenci tatapan itu.

"Seret dia ke markas, saya akan membuat gadis nakal itu membuka mulutnya."

Ten mengikuti langkah Johnny sambil memegang kepala nya, karena ia sangat tahu betul bahwa gadis itu akan membuat pekerjaan mereka menjadi makin rumit. Ten lah yang akan disalahkan, karena tidak teliti memeriksa setiap gadis yang dikirimnya.

"Cewek sialan." Umpat Ten.

Sebuah markas lebih tepatnya seperti gudang tak terpakai yang sangat kotor, wanita itu dilempar begitu saja, bibir indahnya itu sedikit meringis saat kulitnya bergesekan dengan lantai dingin dan kotor itu. Manik matanya lagi-lagi bertemu dengan mata milik Johnny, gadis yang dingin dan tentunya sangat cantik.

"Ten, jangan biarkan master tau tentang ini. Biar gue yang urus, lo boleh pergi." Ucap Johnny pada Ten, sebenarnya Ten tidak cukup setuju untuk merahasiakan ini dari sang atasan karena jika terjadi sesuatu karir dan nyawa merekalah taruhannya.

"Gue percaya sama lo, John. Gue pamit" Namun mau tak mau Ten pun harus merahasiakan ini dan mencoba mempercayakan semuanya kepada Johnny.

Setelah kepergian Ten, didalam markas hanya menyisakan Johnny dan seorang gadis asing yang masih setia membungkam mulutnya. Entah perasaan darimana, tapi Johnny merasakan kasihan kepada gadis itu dan merasa menyesal karena membuat gadis itu ketakutan.

"Saya akan ninggalin kamu sendirian disini sampai kamu bisa buka mulut kamu untuk berbicara." Johnny menarik gadis itu untuk duduk disebuah kursi dan mengikat kedua tangan gadis itu.

Dingin dan gemetar, Johnny dapat merasakan dengan jelas ketika ia memengang tangan gadis itu. Johnny sangat tau jika gadis itu ketakutan tapi dia seolah-olah memberanikan diri. Namun geram juga dirasakan oleh Johnny ketika melihat gadis ini bersikukuh tak mau berbicara.

"Kamu masih belum mau berbicara? Apa yang harus saya lakukan agar bisa membuatmu berbicara, sayang?!" Johnny mendekati wajah gadis itu sambil mencengkram kedua pipinya.

Gadis itu menelan ludah, tak pernah terbayangkan olehnya bahwa pelariannya akan membawa dia ke kehidupan yang lebih buruk dari sebelumnya. Tatapannya kini nanar, ia ingin berbicara dan meminta bantuan namun entah pada siapa. Nyalinya kini makin menipis melihat lelaki di hadapannya itu membawa sebuah pistol di sela-sela celananya.

"Kamu benar-benar menguji kesabaran saya! Apa kau tuli atau bisu?!"

"Awsh!" Gadis itu meringis ketika rambutnya ditarik kebelakang cukup keras oleh Johnny.

"Ternyata kamu harus merasakan kesakitan dulu untuk bisa mengeluarkan suara." Senyuman jahat terukir di bibir Johnny dan ia juga semakin kencang menarik rambut gadis tersebut.

"Lepaskan aku!" Kalimat pertama yang keluar dari mulut si cantik membuat Johnny melepaskan  rengkuhannya.

"Jadi sekarang jelaskan siapa dirimu sebenarnya." Gadis itu menggigit bibir bawahnya.

"Aku tak tau siapa diriku." Ujarnya cukup membuat Johnny bingung.

"Bagaimana bisa kamu tak tau? Kamu pikir saya percaya? Gimana bisa kamu sampai di kapal milik kita?"

"Aku tak ingat." Lagi-lagi hanya kalimat tidak bermutu dan sangat tidak menjawab pertanyaan Johnny, membuat lelaki jangkung itu geram.

Plak!

Satu tamparan di pipi putih wanita itu, cukup keras mengakibatkan pipi putih itu memerah, Johnny cukup muak. Apa gadis itu hendak mempermaikannya, mungkin gadis itu berpikir dapat membodohi seorang Johnny dan berharap ucapannya itu mampu membuat dia keluar dari kandang serigala ini.

Panas yang ia rasakan di pipinya, namun kenyataannya memang dia tidak dapat mengingat siapa dirinya, hanya saja rasa sakit yang amat dalam dan dendam yang menguasai hati dan pikirannya. Kini ia hanya pasrah, jikalau mati pun sepertinya tak ada yang memperdulikan dan entah bagaimana lagi hidup yang harus ia jalani kedepannya.

"Ok kalo itu jawaban kamu, saya akan pastikan kamu tidak akan bisa keluar dari sini. Welcome to the hell, babygirl."

+++

To be continue...



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MASTER: Save Me | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang