Baru juga belum sebulan kerja sudah banyak teman, terutama perempuan yg suka menggunjing atasan yg ganteng dan royal buang duit buat gombalin cewek. Tapi ada juga yg gunjing masalah hantu !! Kata temanku, perusahaan itu dulu milik seorang bule yg sangat tampan dan beristri cantik orang pribumi. Suatu hari telah terjadi kecelakaan sehingga suami diracuni istrinya karena suka selingkuh dengan karyawan perusahaan. Lalu entah kenapa, sang istri juga menghilang bersama seorang laki2 adik sepupu dari suaminya. puluhan tahun kemudian perusahaan sudah dibeli Mr Daniel.
Aku belum tanya Mr.Daniel itu yg mana dan apanya pak Indra yg awal aku masuk kerja memasuki ruanganku sangat latah seperti banci.
Pulang kerja aku melangkah keluar diklakson dari samping sebuah mobil yg berjalan lambat searah dengan aku.
" Pulang kemana ?" kata pengendara mobil yg ternyata cowok ganteng membuka kaca jendela mobil sambil melongokkan kepala keluar.
" Jakarta Barat pak." kataku.
" Ayuk ikut." katanya sambil membukakan pintu untukku."
" Ah..pak Indra ?! kan ?" tanyaku agak kaget karena pernah melihatnya di kantor.
" Bukan. Aku adik pak Indra, Panggil aku Iksan, Kamu siapa ?"
" Saya Natasha, karyawan baru"
" Ooh. Pantes aku baru lihat." katanya sambil kulihat lewat kaca spion disampingku matanya terus melirik kekiri mengawasi wajahku.
" Sudah keluarga ya ?"
" Hah ? Sudah tuakah saya pak ?" tanyaku balik karena kaget ditanya sudah keluarga atau belum.
" Eh sorry, maksudku sudah punya pacar belom ?"
Ah aku jadi malu menjawabnya. Dia tidak cuma tampan, tapi juga simpatik.Gingsul giginya tampak menghias di sudut bibirnya saat tersenyum. Mendadak aku jadi deg2 an.
" Ah siapa sih yg mau jadi pacar orang jelek seperti saya..saya orang miskin pak." kataku merendah. Memang aku merasa miskin masih nanggung biaya sekolah adikku.
" Jangan merendahkan diri seperti itu. Makhluk Tuhan itu semua sama tidak ada yg lebih hebat." kata cowok tampan itu sok bijak.
" Kenyataannya memang begitu kok. Lain dengan bapak yg sudah ganteng, CEO lagi. Keluarga kaya pasti"
" Kamu juga cantik. Cantik sekali. Aku kagum dengan penampilanmu. Mau nggak jadi pacarku?" tanya dia sambil menoleh ke arahku. Duhh..aku jadi tersanjung dan makin deg2an saja. Mimpikah
aku ?".Tepat waktu ketika mobil yg mengantarkan aku pulang sampai di depan rumah, aku turun setelah ia mencium tanganku. Aku tak sempat untuk mengajaknya mampir ke rumah karena tampaknya dia sangat sibuk dengan urusannya. Namanya juga CEO. Aku benar- benar baper sampai masuk kamar saja merasa sangat bahagia seakan aku sudah punya seorang pacar yg kuimpikan. Lalu apa hubungannya dengan impianku kemarin ? Dia Iksan, bukan Herman yg kuimpikan. Tapi hatiku sangat nyaman ketika aku berada di dekat Iksan, karena ini real, bukan ngimpi.
***
Aku kembali membuka labtop ingin memeriksa tugasku yg tadi seperti ada yg lewat hingga tidak sempat membetulkan.
Aku terkejut ketika membuka file yg biasa juga muncul virus seperti iklan aplikasi. Tapi kali ini pada latar belakang layar seperti ada bayangan seseorang yg pernah kulihat di dekat tangga darurat kemarin. Ah.. masabodo aku tidak peduli. Mungkin ingatanku belum bisa menghapus momen tempo hari. Seperti ada energi yg selalu mendekati aku atau mengawasi setiap kegiatanku.
Untung sekali semua tugasku sudah kucek dan semua lancar tidak ada yg lewat. Aku ingat pak Handoyo yg selalu mengingatkanku untuk sering berdoa untuk menghindari hal2 yg tidak kita inginkan. Kemarin saja ada pekerja bangunan yg sedang membetulkan atap gedung jatuh karena kaget melihat hantu di atas internit lantai 4. Kok hantu ?
Mendadak aku melihat selembar foto bersama karyawan atau deretan orang berjas laki2 dan perempuan. Aku tak sengaja buka lemari yang ada dibelakang kantorku, mungkin gudang yg tidak terpakai. Photo itu aku ambil dan kuanati.. ada dua orang yg wajahnya sangat mirip dengan laki- laki yg selama ini menemani aku dan bicara ramah. Pak Indra dan pak Ikhsan. Ah mungkin saja itu foto keluarga, karena ada ibu2 dan anak remaja. Foto itu kukembalikan dalam tumpukan kertas di kolom paling bawah dalam lemari."Tasha!" suara lirih itu seperti bisikan seseorang dibelakang pundakku. Aku reflek menoleh. Benar juga yg dibelakangku pak Ikhsan.
"Eh.. pak" jawabku hormat kepada CEO tampan itu.
"Sudah kamu kembalikan foto tadi?" Foto? Dia tahu aku menemukan foto dan mengamati siapa saja yg ada dalam foto.
"Sudah pak. Foto keluarga atau karyawan itu pak?" kataku sambil menunjuk lemari.
"Ini kan perusahaan keluarga.. jadi karyawannya juga anak dan keponakan serta Tante dan om" kata pak Ikhsan. Sejenak aku menoleh ke arah lemari yg seperti lenyap dari posisinya di pojok ruangan. Ah.. lemari itu tidak lagi tampak. Dan pak Ikhsan mendadak pergi meninggalkan aku menuju tangga darurat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENUNGGU
Mystery / ThrillerCERITA MISTERI DEWASA. ANAK DIBAWAH UMUR 20 DIKARANG BACA.