40

894 94 1
                                    

• His Fear •

"Chris!" Ron berseru ketika melihatku berjalan menghampiri mereka bertiga. Tentu masih bersama dengan Draco yang menggenggam tanganku.

Aku mempercepat langkahku dan otomatis melepas tautan tanganku dengan Draco. Walau tubuhku sudah mati rasa, aku benar-benar merindukan ketiga temanku itu. Walau beberapa saat yang lalu aku baru saja bertemu dengan Hermione yang membantuku membangunkan Draco.

Aku berlari, memeluk mereka bertiga sekaligus. Mereka juga ikut membalas pelukanku. Melampiaskan rindu yang tertumpuk selama berbulan-bulan lamanya.

"Senang bertemu dengan kalian lagi," kataku melepas pelukan kami. Menatap ketiga temanku yang tampak kacau sekali.

"Kami juga, Chris." Kata Harry tersenyum padaku.

Sementara kami saling memandang, Ron tampak memandang aneh ke arah belakang. Mungkin memandang Draco. Ya, sepertinya aku harus menjelaskan pada mereka apa yang terjadi padaku dan juga Draco. Tapi, tidak sekarang.

Walaupun pasukan Voldemort sedang di tarik mundur entah karena alasan apa, tapi kami juga harus kembali bersiap-siap untuk serangan berikutnya. Dan aku khawatir. Karena sebelum Voldemort menarik pasukannya, dia meminta Harry untuk datang ke Hutan Terlarang sendirian.

Aku pikir itu ide yang sangat gila kalau Harry benar-benar akan pergi ke sana sendirian. Dia tidak boleh pergi, tidak akan ku izinkan.

"Apa yang kau lihat, Ron?" tanyaku ikut memandang ke belakang, mendapati Draco sedang bersandar pada dinding sambil membersihkan jasnya yang kotor akibat tertimbun reruntuhan tadi.

"Dia sedang apa?" tanya Ron berbisik pada kami bertiga. "Kenapa dia datang bersamamu tadi? Kalian saling berpegangan tangan pula. Ada apa ini, Chris?" lanjutnya seakan tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama lagi.

Harry juga tampak menatapku, menunggu penjelasan. Tapi percayalah, Ron adalah yang paling menuntut. Aku menatap mereka berdua, bingung harus memulai penjelasan seperti apa. Tapi Hermione menatapku, seakan menyuruhku untuk berkata apa adanya.

"Um, ceritanya agak rumit. Tapi intinya, kami berdua..." aku menggantungkan kalimatku, menatap ragu pada Hermione. Tapi gadis itu mengangguk, memintaku untuk melanjutkan perkataanku.

"Um, ya, kami berdua menjalin hubungan. Seperti laki-laki dan perempuan pada umumnya," kataku mengangguk-angguk.

"Demi Merlin! Kau serius? Dengan si pirang menyebalkan itu? Kau sudah gila!" Seperti yang ku harapkan dari reaksi Ron, dia tentu saja keberatan. Sangat keberatan malah.

Hermione lantas memukul kepala Ron, tidak suka dengan reaksi Ron yang berlebihan. "Diamlah, Ron! Itu pilihannya, tidak usah banyak protes." Kata Hermione membelaku. Aku menatap gadis itu, seakan mengucapkan terima kasih karena sudah membelaku.

Lalu Harry tiba-tiba menepuk bahuku, "aku tidak masalah kau menjalin hubungan dengan siapa saja, asal itu membuatmu senang," katanya. Aku hanya menatapnya terharu.

"Sekarang, aku harus pergi." Kata Harry membuat kami bertiga terkejut.

"Tidak! Kau tidak boleh ke sana, Harry." aku berseru, menahan tangannya agar tidak melangkah lebih jauh.

"Chris benar, kau tidak boleh menyerahkan dirimu." Ron ikut menyahut. Tentu tidak ada yang akan setuju kalau Harry pergi ke Hutan Terlarang sekarang. Itu bahaya.

"Harry, ku mohon." Kataku dengan suara rendah. Tolong, terlalu banyak hampir kehilangan yang aku lewati hari ini. Walau dengan orang yang sama. Dan aku tidak ingin kehilangan temanku. Tidak malam ini.

REDAMANCY || Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang