Maaf banget. Cerita ini banyak perubahan. Saya lagi buat Vidio trailernya. Di tunggu yah.. nanti ku up di tik tok.
Tik tok. ZahraAqila444.
Dua anak laki-laki kisaran 5 tahun sedang asik bermain bola berdua di sebuah taman kanak-kanak. Salah satu bocah itu menendang bola ke arah saudaranya itu, namun bocah itu tak berhasil menangkap bola yang di tendang laki-laki tersebut, hingga bola itu menggelinding begitu saja ke arah jalan raya. "Arzan cepat ambil bolanya!" Bocah itu menyuruh saudaranya untuk mengambil bola yang tepat berhenti di tengah-tengah jalan raya tersebut.
Dengan mengangguk-kan kepala, bocah itu berlari ke arah dimana bola itu kini berhenti, tepat di tengah-tengah jalan raya. Bocah itu membungkuk untuk mengambil bola tersebut, namun sebuah suara tlakson mobil mengagetkan dirinya hingga pandangan bocah tersebut beralih pada mobil truk yang semakin mendekati dirinya. "Aaaaaaaa...." Bocah itu berteriak. Sontak membuat orang tuanya beralih pandang pada dirinya. Laki-laki berparas tegap, yang memakai kemeja biru muda itu berlari dengan kencang ke arah bocah yang masih berdiri sambil memeluk bola di dadanya.
Laki-laki itu mendorong tubuh bocah itu, sehingga kini mobil truk yang seharusnya mengenai bocah itu justru mengenai dirinya.
Laki-laki itu terpental jauh. Tubuhnya penuh luka-luka. Darah mengalir dibagian kepala dan kakinya.
Arzan terjangkit dari tidurnya. Nafasnya memburu. Keringat dingin bercucuran di dahinya. Iya mengingat-ingat kembali mimpinya tadi. Matanya menatap arah jendela yang menampakkan cahaya matahari yang mulai terbit. Ia segera bangun, menyibak selimut yang sedari malam menutupi tubuhnya.
Pria itu langsung masuk ke dalam kamar mandi, untuk melakukan ritual paginya. Setelah selsai mandi, pria itu mengambil seragam sekolah untuk ia kenakan, tak lupa pria itu juga menyisir rambutnya yang sedikit basah. Lalu setelahnya memakai sepatu dan mengambil tas miliknya yang berisikan buku-buku pelajaran sekolah.
Arzan keluar dari kamar. Menuruni tangga. Matanya melihat sosok wanita paruh baya dan pria seusianya tengah menikmati makan pagi bersama.
Arzan tanpa perduli berjalan melewati keduanya. Ia terlalu malas berdebat dengan keduanya di pagi buta seperti ini.
"Dasar anak tidak tau diri! Ada orang tua tuh disapa! Maen keluyur gitu aja kamu! Punya tata Krama nga kamu?" Wanita itu berujar ketika melihat arzan berjalan melewatinya.
Arzan menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatap wanita itu. "Aku pikir selama ini mamah nga pernah liat aku! Kenapa sekarang mamah bisa liat aku?"
"Anak konyol! Ini yang selama ini kamu pelajari di sekolah? Percuma saya menyekolahkan kamu mahal-mahal kalo sikap dan tempramen mu seperti itu pada orang tua."
"Apa baru sekarang anda menganggap saya sebagai anak! Kemarin-kemarin kemana aja?"
"Kamu tuh!!! Ngelawan terus kalo orang tua ngomong. Liat kakak kamu?" Wanita itu menunjuk laki-laki yang tengah duduk di meja makan sambil memandangi perdebatan keduanya. " Dia itu pintar, sopan dan selalu nurut. Nga kaya kamu! Pembantah." Tukasnya.
Arzan menatap laki-laki yang tengah tersenyum mengejek padanya. "Mamah belum tau seperti apa Bajingan itu!"
"Kurang ajar! " Plakkk
Wanita itu menampar pipi arzan. "Dia itu kakak kamu! Kenapa kamu bilang dia seperti itu? Dasar anak tidak tau di untung kamu! Kenap nga kamu aja yang mati si dulu!." Mengingat kejadian 12 tahun yang lalu.
"AKU JUGA NGA INGIN HIDUP!!! AKU JUGA NGA INGIN DIA MATI!!! KALO BISA DI TUKAR, MAKA LEBIH BAIK AKU YANG MATI DARIPADA DIA. " Ucapnya lalu dirinya berjalan, memilih menghentikan perdebatan yang nyaris setiap hari selalu seperti ini.
Terlalu lelah menghadapi sikap mamahnya yang selalu membandingkan dirinya dengan arzo sang kakak yang jelas-jelas tidak seperti yang ia fikirkan.
•••••••
10/04/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzan (Aku Bukan Kesalahan) MEWGULF// BL [LOKAL] // END✔️
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Disakiti oleh keluarga dicampakkan oleh cinta. Tentang sosok arzan yang memiliki riwayat Self-injury atau lebih dikenal dengan sebutan gangguan mental yang menyakiti diri sendiri. Arzan kerap melukai dirinya sendiri dikare...