PROLOG

11 2 0
                                    

Melepaskanmu sama saja mencabut panah. Membiarkannya tertancap itu artinya sedang menyiksa diri sendiri, sementara mencabutnya itu sama saja dengan mempersilakan luka baru.




"Kau.. yakin dengan janjimu?" Tanya seorang gadis berambut coklat panjang memastikan.

"Tentu saja, Hiraya. Kau tidak mempercayaiku?" Aquiver mengernyitkan dahi sedikit tersinggung.

"Bukan begitu. Aku takut kau tidak akan bisa menemuiku lagi mengingat kau tidak pernah menyebutkan latar belakangmu dan dari mana dirimu berasal."

"Itu tidak penting. Segera. Segera setelah aku kembali kesini kau akan mengetahuinya," ucap Aquiver yakin.

Hiraya hanya menghela napas dan mengangguk pasrah.

"Aku akan kesini lagi dan menikahimu, Hiraya. Aku janji." Aquiver berjalan mendekat dan meninggalkan kecupan lembut di bibir Hiraya.

"Tersenyumlah untukku kali ini. Tidak boleh ada air mata yang mengiringi kepergian ku." Tangan besarnya menangkup wajah mungil Hiraya dan mengelus lembut pipinya dengan ibu jari.

Dengan sisa air mata bercucuran yang gagal di singkirkannya, Hiraya memaksakan senyum terbaiknya. membuatnya jauh berkali-kali lipat terlihat menawan di mata Aquiver. Hiraya dan sepaket senyum tulusnya adalah hal yang paling Aquiver sukai di dunia ini.

Tanpa mereka tahu bahwa takdir sedang menertawakan sang pembuat janji. Kata yang terucap akan segera bertemu nyatanya tak kunjung pernah ada selama 2 tahun. Itu adalah masa-masa berat bagi Hiraya yang hidup bernapas dan menunggu bayang-bayang akan kehadiran seseorang.

Seseorang yang sibuk mengejar tempat.

Aquiver tidak pernah menemui Hiraya. Takdir yang justru membawa Hiraya kepada Aquiver.



9 April 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cherry On Top Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang