tears

4.3K 515 98
                                    

wei ini gua bingung, book yang ini mau di jadiin cerita ayah sama anak aja, apa jadiin pasangan.

gua yang bikin gua yang bingung.

eh gajadi dah pokoknya ini surprise

SAILY | nomark

Mark berjalan, melangkahkan kakinya di lapangan sekolah, anak itu menatap anak anak lain yang duduk di kursi yang tersedia di depan kelas masing masing, melihat mereka satu sama lain bercengkrama dengan asik.

sementara Mark, sejak kecil dia tidak memiliki teman, bahkan yang mengajaknya berbicara saja tidak ada, kehadirannya seperti hanya angin lalu, tidak terlihat walau ada.

Mark terus tersenyum, entah untuk siapa semua orang yang lewat melaluinya hanya melirik sekilas lalu berjalan begitu saja, namun anak itu masih mempertahankan senyumnya, walau Mark tidak benar benar tersenyum.

dia seperti anak kecil yang merasa kesepian, menangis diam diam berharap jika suatu saat ada yang ingin berteman dengannya mengajaknya bertukar cerita, bukankah itu tidak sulit, Mark anak yang baik namun kenapa semuanya menjauh.

atau mungkin karna dia anak pembawa sial?

Mark bertanya tentang hal itu pada Jaehyun, apa maksudnya, apa anak pembawa sial adalah anak terburuk yang harus di benci, Mark ingat bukan hanya teman sekolahnya yang menjauh tapi papanya juga.

Mark selalu rindu papanya, ingatannya hanya tentang papa walaupun rupa papanya sekarang Mark tidak pernah ingat, hanya memori samar dan usang yang dia punya.

bagaimana rasanya di peluk papa, bahkan Mark sendiri tidak tau apa itu mama baginya, karna selama ini dia hanya bertemu dengan papanya.

matanya tiba tiba memerah, Mark menggelengkan kepala dan mengusap matanya cepat cepat, bukan saat yang tepat untuk menangis, hari ini kan ia sedang sekolah.

apa kata guru nanti jika Mark menangis, seperti anak kecil yang cengeng.

SAILY | nomark

Mark tersenyum tipis, menggandeng telapak tangan besar Mingyu di sisi kanannya dan telapak tangan Jaehyun di sisi kiri, anak lelaki itu tampak bahagia ketika Jaehyun mengajaknya pergi mencari makan saat Mark kembali dari sekolah.

bukan tanpa alasan Jaehyun memberikan ide itu, disaat Mark kembali dari sekolah wajah anak itu terlihat sembab walau Mark mengatakan tidak apa apa, tapi Jaehyun tau jika Mark berbohong, anak itu tidak pandai berbohong terdengar jelas suara Mark yang bergetar.

"tanggal 22 desember itu hari ibu kan?" tanya Mark, sambil mengayunkan kedua tangannya yang di genggam Mingyu dan Jaehyun.

kedua pria dewasa di kedua sisi Mark saling melempar pandangan, Mark mendongak melihat Jaehyun dan Mingyu tidak menjawabnya.

"iya, ada apa Mark?"

Mark berhenti sebentar menggulum bibirnya, dia tidak yakin mengatakan hal ini namun Mark sudah cukup dewasa untuk mengetahui kebenarannya.

"Mama Mark dimana? Mama masih hidup?" tanya Mark.

"Mark mau ketemu mama, Mark kangen mama walau Mark gak pernah liat mama, tapi Mark yakin mama selalu inget sama Mark, iyakan?" bibir plum itu melengkung ke atas menciptakan senyuman, membuat Jaehyun memalingkan wajahnya.

bagaimana dia menjawabnya.

awalnya Mark bertanya tanya tentang papanya dan sekarang anak itu penasaran dengan ibunya.

Mingyu mengusap rambut Mark "memangnya ada apa? kenapa tiba tiba menanyakan mama, hm?"

Mark berdenging pelan, saat dia pulang sekolah Mark bertemu dengan pengemis kecil dengan tubuh nya yang kotor di penuhi debu, anak kecil itu tampak berlarian kesana kemari meminta belas kasih, Mark yang di hampiri segera memberinya uang lalu anak itu tampak kegirangan dan melompat, entah apa yang membuatnya sebegitu senang saat mendapat uang dari Mark.

setelahnya anak itu pergi begitu saja, menghampiri sebuah warung dan membeli sebungkus roti dan air putih, setelah membayarnya dengan uang, anak kecil itu tampak berlari lagi menuju toko kosong disana ada seorang wanita paruh baya terbujur kaku, hanya memakai pakaian tak layak beralaskan kardus bekas untuk tempat tidurnya, anak kecil tadi menghampirinya dan membuka bungkus roti itu membantu ibunya makan dengan cara menyuapi, mata Mark tidak lepas dari sana.

bahkan anak kecil itu terlihat bahagia walaupun hidupnya kekurangan, menjaga ibunya yang sedang sakit dan mencium pipi tirus ibunya.

Mark tidak pernah merasakannya, emosionalnya memuncak, matanya terasa panas dengan nafas yang mendadak memberat, anak itu pergi dari sana terisak pelan.

"Mark kangen mama, dimana mama mark. mama gak mau ketemu Mark juga?"

"Emang anak pembawa sial itu gak di inginin sama mama dan papanya ya? kenapa mama pergi papa juga, Mark sedih"

Mingyu hanya terdiam, hatinya tersentuh mendengar ucapan polos anak remaja di genggamannya, sementara Jaehyun sudah menjauh bersembunyi dibalik Mingyu, tidak tahan mendengar hal itu.

"give daddy hug" Mingyu merentangkan tangannya, Mark menatap pria tinggi disampingnya, dan berhambur kedalam pelukan Mingyu, pria itu memeluk erat Mark yang sudah dianggap putranya sendiri, anak itu sudah tidak memiliki siapapun lagi hanya ada dirinya dan Jaehyun, apapun akan diberikan untuk kebahagiaan Mark, senyuman anak itu tidak boleh hilang kecuali saat Mark memang tidak kuat untuk segala hal.

tapi sebisa mungkin mereka menjaganya.

Jaehyun meremat baju Mingyu, dan menenggelamkan wajahnya di punggung lebar Mingyu saat mendengar tangisan Mark yang terdam, pasti sangat menyakitkan bukan.

Jaehyun memalingkan wajah, berusaha untuk menghapus air matanya, namun pemandangan yang ia tangkap membuatnya tercekat, melihat sosok familiar yang selama ini sudah memutus kontak dengannya terlihat bahagia, dengan seorang anak kecil dan wanita cantik di dalam peluk lengannyan, berdiri di sisi pria tersebut.

mewarnai keluarga kecil yang harmonis, berbanding terbalik dengan situasi disini.

SAILY | nomark

Update kan jangan lupa drop komen sama votenya, awas lu pada.

gausah nanyain kapan update kalo vote seret


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorry and I Love You | NoMarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang