Gak Mirip

499 76 6
                                    

Mungkin memang karena masih awal tahun ajaran baru, jadi guru-guru banyak rapatnya. Dan otomatis banyak jamkos. Kaya sekarang ini.

Karena gabut, Giselle dan Yeji main ke kelasnya Karina dan Lia. Nggak dengan tangan kosong, Yeji bahkan membawa uno-nya yang entah kebetulan atau gimana ada di dalam tas. Jadilah mereka berempat dan beberapa teman kelas Lia main uno.

"TENANG TENANG!! Gue harus konsentrasi nih!!"

"Perasaan daritadi kita diem loh Chan, lo aja berisik sendiri" Balas Karina.

"Ehehe ya maap"

Tok tok tok

"Permisi, maaf ganggu sebentar ya adek adek."

Ada dua kakel cowok yang masuk ke IPA 1, dan hampir semua penghuni kelas langsung diem. Soalnya ya jaga image dulu ke kakel yakan.

"Jadi ini kakak dari ekskul dance, kita mau bagi brosur buat ekskul kita. Kali aja kalian minat" Salah satu kakak itu menjelaskan tujuannya ke kelas ini. Sementara yang satu lagi membagi brosur.

"Kak kalo mai daftar sekarang bisa ga?" Yeji nanya, dia tertarik soalnya.

"Nanti ada sih angketnya, tapi bolehlah sini daftar sekalian."

Anak anak yang mau daftar ekskul dance langsung kumpul didepan.

"oh iya" Kakak yang tadi sibuk bagi brosur tiba-tiba berhenti, "ITU YANG DIBELAKANG MAIN UNO!!"

Seisi kelas langsung hening, takut kalau kakak ini marah.

"NEK KOWE SEMPET MAEN NING KELAS'E UWONG, TELPON MAMI WOYY!!"

Giselle yang tadinya fokus ke uno langsung menoleh, dan membuat uno-nya jatuh berantakan.

"Ah elah, elo sih. Kalah kan" Kesal Giselle.

"Ra urus, MAMI NELPON MULU NIH!!" (Gak peduli)

"Biarin aja sih, elo wakilin aja gue. Sama sama anaknya ini."

"MANA BISA GISELLE ALLEYAH!!"

"Isooo, Raiden Wooyoung!!"

"Udah udah, jangan bawa urusan keluarga. Kerja dulu lo" Teman Wooyoung menarik cowok itu keluar dari kelas, sebelum dua orang itu teriak teriakan makin parah.

"Kakak lo gi?" Tanya Lia.

Ada jeda sebentar sebelum Giselle ngangguk, "Iya, mas gue."

"Kok ga mirip sih?" Celetuk Haechan tiba-tiba.




"Udah tau mau masuk ekskul apa?" Tanya Lia ke teman-temannya.

Jadi sesuai perkataan temannya Wooyoung tadi, siangnya anak kelas 10 diberi kertas angket untuk memilih ekskul. Dan mereka wajib ikut minimal satu.

"Gue ikut dance sama pmr" Jawab Yeji.

"Belom tau gue" Giselle bahkan belum baca-baca pilihan ekskul di angketnya.

"Lo rin? Diem aja" Tanya Yeji ke Karina.

"Pengen ikut dance, tapi nggak usah deh. Kayanya ikut OSN aja."

"Yahh kenapa?"

"Gapapa sih"

Yeji mengangguk, "Oh, kok ada Jungwon sih?"

Mendengar nama adiknya disebut, Karina menoleh ke belakang. Tapi nggak ada siapa siapa, dan saat dia balik badan kertas angketnya sudah ditangan Yeji.

"Yeyy Karina ikut dance sama gue haha."

"DIHH!!"

"Dah gelud dua emak emak" Giselle ngegeser mangkok baksonya menjauh dari dua temannya itu, "Lo milih apa Li?"

Lia yang daritadi nyimak langsung senyum senyum, "bahasa Jepang"

"Oh? Wibu lo?" Tanya Giselle nusuk.

"GAGITU DONG!!" Ga terima Lia dituduh gitu, "Bapak gue kan orang jepang"

"Ha?"

Giselle speechless. Bahkan Karina dan Yeji yang tadi sinis sinisan rebutan kertas ikut berhenti.

"Kok muka lo ga ada jepang jepangnya?" Karina bingung beneran.

Yeji nyubit temannya itu, takut Lia tersinggung.

Tapi bukannya tersinggung, Lia malah ketawa sambil ngibas-ngibas tangannya.

"Ya gitu deh."

Capek dia ngejelasin ke orang-orang kenapa dia ga mirip sama papanya:(




Sreekkk

Karina cuma bisa menghela napas melihat kertas angket ekskul-nya disobek sang ayah. Dia sebenarnya sudah menduga sih.

"Gak ada. Apa apan ikut dance, gak guna. Ikut yang osn aja." Suruh papanya.

"Aku pengen aja pa, kan harinya beda. Gak bentrok sama les juga, bisa kok."

"Nanti kamu ga fokus belajar."

"Bisa kok. Boleh ya? Sekali aja."

"Sekali nggak ya nggak." Papa Karina tetap melarang.

"Udah biarin aja. Kalau nilainya turun, baru suruh keluar." Mama Karina datang sambil membawa teh buat suaminya.

Butuh beberapa detik sebelum papa Karina buka suara lagi, "Kalau nilaimu turun, langsung keluar kamu."

Karina ngangguk semangat, "makasih pa, ma!!"

Karina berdiri dan langsung jalan masuk ke kamarnya. Seenggaknya dia sekarang bisa ikut ekskul yang dia pengen sejak dulu.

Sesampai dikamar Karina mengambil ponselnya yang dia cas, mencari nomor seseorang dan langsung menelponnya.

"Halo?"

Nggak butuh waktu lama sampai panggilan itu diangkat.

"YOSHIIIII!!"

"Eh buset, budeg nih gue." Keluh si penerima telepon, sebut aja Yoshi.

"Heheheh maaf deh, gue lagi seneng nih."

"Kenapa? Ada apa emang? Jam malamnya udah di hapus? Boleh keluar salah satu les?"

"Ngga!!" Karina merebahkan diri dikasur, "coba tebak"

Mendengar nada sahabatnya yang kelewat senang begitu, Yoshi yang tadinya ngantuk jadi benar-benar mikir apa yang membuat Karina senang.

"Gatau gue, nyerah. Kapasitas otak gue hari ini udah penuh"

Karina berdecak, "Ah gak asik lo"

"Emang. Lo kalo mau nyuruh mikir harusnya telpon Heejin."

"Ish gak gitu!!"

"Ya terus apa Karina?!! Sahabatku yang paling cakep paling pinter." Cape juga Yoshi.

"Hehehe gue boleh ikut ekskul dance dong!!"

Ada jeda beberapa saat sebelum Yoshi membalas, "SUMPAH ANJIR?!! Kok bisa?!!"

"Gatau. Mama bujuk papa tadi."

"Loh? Bukannya mak bapak lo dua duanya tuh paling ga suka hal hal kaya gini, yakan?" Yoshi makin bingung mendengar jawaban Karina.

"Ah iya ya" Nada suara Karina berubah jadi seperti biasa.

"Yah yahh overthinking ini anak."






Kita ga pake pemanasan, langsung ombak aja apa ya?:v

Flavour of Highschool LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang