Chapter 02

81 12 1
                                    

Pagi seperti biasanya. Memunculkan cahaya hangat yang menerangi setiap rumah rumah yang ada. Tak terkecuali rumah milik Park Chanyeol dan istrinya Bae Irene, ah ralat Park Irene

Rumah tangganya termasuk rumah tangga yang harmonis, tidak ada perdebatan, tidak ada perselisihan, mereka saling menyayangi satu sama lain. Rumah tangga yang diidam idamkan oleh kebanyakan orang, namun membosankan untuk sebagian orang.

Pernah mendengar ungkapan "perdebatan rumah tangga sesekali akan membuat hubungan rumah tangga menjadi erat"? Chanyeol dan Irene tak mempercayai itu. Mereka mempercayai bahwa perdebatan hanya akan membawa mereka mendekat ke jalan perpisahan. Tak lebih.

Disini lah mereka dirumah yang cukup besar milik Chanyeol bersama dengan seorang putra yang masih berusia 12 tahun. Sekolah di sekolah internasional, mendapatan fasilitas lengkap, mempunyai orang tua yang kaya, apa lagi yang kurang untuk anak bernama park Taeyong? Tidak ada yang kurang menurut orang lain. Ya orang lain.

"Bagaimana sekolahmu?"
Tanya Chanyeol selayaknya ayah dalam kehidupan orang lain. Normal dan perhatian.

"Hari ini aku akan ikut seleksi klub renang. Mungkin aku akan terlambat pulang. Ayah tak perlu menjemputku"

Orang tua Park Taeyong mengangguk. Menyenangkan sekali memiliki anak yang tak banyak menuntut, berprestasi pula. Anak jaman sekarang sangat jarang sekali ada yang memiliki sifat seperti Taeyong.

"Ah hari ini ayah juga akan lembur. Jadi jangan masak makan malam terlalu banyak, aku akan makan di luar saja"

"Lembur lagi?"
Ucap Irene gusar. Suaminya itu sudah lembur sebanyak 4 hari yang dimana baginya itu sangatlah lama. Belum lagi ditambah lemhur lembur kemarin. Sebagai istri ia juga membutuhkan waktu berdua dengan suaminya.

Namun sebagai istri yang baik, ia hanya mengiyakan perkataan Chanyeol setelah itu. Tak berusaha untuk mengungkapkan perasaannya dan sedikit mengeluh. Lagipula, baginya keluarga nya ini sudah sempurna. Hari minggu nanti Chanyeol pasti akan menghabiskan waktu dengannya dan anaknya. Pasti...

-

Chanyeol sama sekali tak berbohong kepada istrinya ketika ia mengatakan bahwa ia akan lembur. Seniornya dalam rumah sakit ini memerintahkannya untuk menggantikannya sebentar karena ada urusan.

Mungkin banyak dari kalian yang berpikir bahwa Chanyeol tak mungkin se jujur itu kepada istrinya. Namun memang benar jika Chanyeol mencintai istrinya dan tak berbohong. Bahkan ketika ia melakukan hal hal bejat ia tak akan berbohong dan memilih untuk diam.

Ia menggerakkan tubuhnya untuk meregangkan otot otot nya yang sedikit kaku akibat sering duduk memperhatikan berkas berkas pasien. Sudah jam 11 malam dan ia baru saja menyelesaikan nya. Memperhatikan kasus kasus pasien seniornya dan memberikan catatan obat yang perlu diberikan dalam jangka pendek yang kemudian ia berikan kepada perawat yang masih berjaga.

"Terima kasih dokter Park. Anda sering lembur akhir akhir ini, apakah anda yak berniat untuk istirahat?"

"Mungkin aku akan bersenang senang menikmati sedikit wine malam ini"
Ucap sang dokter dengan senyum yang tampan.

Bukan berbohong, namun ia tak mengatakan keseluruhan pikirannya. Hanya meminum wine? Tentu saja tidak. Ah membayangkan lubang pria sempit yang akan ia masuki nanti membuatnya sedikit bergairah untuk segera menuju ke bar biasanya ia kunjungi setelah lembur.

Ini alasan ia tak benci lembur. Dengan alasan lembur ia bisa meluangkan waktu nya untuk berkunjung ke bar dan menemui pria pria kesepian. Jika ia tak lembur, ia tak mau berbohong kepada istrinya hanya untuk ke bar. Rumit dan tak masuk akal.

Chanyeol mengendarai mobilnya menuju tempat tujuannya dengan sedikit cepat. Tak sabar dan bergairah. Suasana malam dipenuhi dengan para jalang wanita maupun pria, orang orang kaya yang ingin memenuhi hasrat dan lampu lampu yang masih terang benderang.

Tempat itu sangat sesat kali ini. Tak seperti biasanya batin Chanyeol. Cukup ramai dan ada beberapa orang yang menarik perhatiannya. Tentu saja isi nya hanyalah pria pria disana. Ada wanita pun hanya melayani penyajian minuman saja. Kebanyakan pelanggan dan pelayan berjenis kelamin laki laki.

Bar yang awalnya menjadi bar palayan biasa berubah menjadi semacam gay bar. Karena banyak sekali pasangan gay yang berkunjung  pemilik merubah strategi marketing dengan mulai mengganti gender para pelayan dan meminta promosi kepada pelanggan pelanggan gay nya.

Dan di sinilah Chanyeol, mengatahui tempat ini melalui situs web yang mereview gay bar ini. Cukup menarik baginya karena tak banyak gay bar yang ada di lingkungannya.

Beberapa teguk wine sudah ia tegak. Namun tak ada satupun yang menarik perhatiannya. Biasanya ia akan mencari partner hanya dalam satu kali pandang.

Helaan nafas keluar berulamg ulang kali dari dalam mulutnya. Sampai akhirnya seorang pria yang lebih pendek darinya duduk di samping nya sambil memesan minuman kepada bartender.

Chanyeol memperhatikan pria itu. Cukup manis batinnya. Namun belum bisa mendapatkan atensi Chanyeol dalam sekali pandang. Manis, ya sudah hanya manis saja.

"Kau sudah lama menjadi pelanggan bar ini?"

Chanyeol menoleh. Beberapa saat menyipitkan matanya sambil melihat ke arah pria itu. Mengajaknya bicara? Come on, ia tidak tertarik. Ah belum lebih tepatnya.
"Ya cukup lama bagiku"

"Aku pengunjung baru disini. Kuharap kita bisa berteman"

"Berteman?"

Pria itu mengangguk mengiyakan keraguan Chanyeol. Tentu saja Chanyeol agak sedikit terusik rasa penasarannya. Ptia itu hanya menggoda atau? Ya bayangkan saja kau datang ke gay bar dan hanya berharap untuk mendapatkan seorang teman? How?

"Jika ingin mencari teman, kau datang ke tempat yang salah"

Pria itu tertawa mengejek perkataan Chanyeol.
"Ya kau tak mengira aku benar benar hanya mencari seorang teman kan?"

Chanyeol memperhatikan pria itu kembali. Ah ia menyadari pesona pria itu, lebih dari sekedar manis saja. Mempesona dan ia tertarik kali ini dengan pria itu.
"Maksudmu?"

"Come on, aku tak perlu menjelaskan nya lebih lagi. Its gay bar!"

Chanyeol tersenyum. Ia yakin jika pria itu termasuk tipe bottom karena perbedaan tinggi mereka dan lihatlah kalung ketat yang ada di leher putihnya itu. Bukankah jelas sekali kedudukannya?

"Want to do one night stand?"

"Aku tak yakin kau cukup perkasa"

Chanyeol tertawa lagi. Menantang batinnya. Walaupun umurnya sudah tak muda tapi ia bisa pastikan bahwa masih mempunyai stamina.
"Mau merasakan keperkasaanku?"

"Fuck with yourself. Dengan kerutan di wajahmu itu aku tak yakin kau masih perkasa"

"Kau menggodaku? Siapa namamu?"

Pria itu memperlihatkan senyuman nya kembali. Menatap Chanyeol dengan intens.

"Baekhyun"

_______

Gay Bar (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang