Teriakan marah terdengar dari primata berekor panjang. Dia sedang bergelantung di tiang reklame yang menunjukkan foto seorang tokoh partai politik yang sedang mencalonkan diri menjadi bupati. Berbeda dengan wajah semringah yang terpampang di papan berukuran raksasa itu, ekspresi si monyet ekor panjang menunjukkan emosi negatif.
"Saya bertaruh kalau dia masih berayun di sana dua jam lagi, dia akan ketimpa papan," ucap Labih sambil mendengkus sebal. Kayu tripleks yang dipakai sebagai bahan promo diri itu bergoyang riang seiring entakan tubuh si monyet ekor panjang.
Untung saja jalanan yang tampaknya baru diaspal itu tampak lenggang, meski beberapa pengendara motor malah berhenti di pinggir jalan untuk menonton atraksi si monyet. Angelina yang berdiri di sebelah Labih pun mencoba berkonsentrasi dengan tugasnya.
Angelina memakai binokular dan mengamati primata yang tampak tersesat dari kelompoknya itu. Ada kumis dan ekornya sangat panjang, artinya jantan.
Adegan pelukan terakhir mendadak masuk ke dalam ingatan Angelina. Ramaik tanpa sungkan merangkulnya hingga tubuh mereka saling beradu.
Selanjutnya dapat dibaca di:
https://karyakarsa.com/Benitobonita/11-kuyang-genma-series-3
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Pandangan Inyiak [ Genma Series #3 ]
FantasyTiga tahun berlalu sejak Angelina berhasil terbebas dari Genma, organisasi rahasia yang melakukan eksperimen ilegal terhadap manusia dan berbagai tindak kejahatan lainnya. Kini, wanita itu berusaha menata ulang kehidupan barunya di Kalimantan Timur...