Tidak ada luka tembak selain dari peluru bius, simpul Angelina saat jemarinya yang sudah dilapisi sarung karet meraba tubuh pongo yang mengorok keras. Wanita itu pun mengambil senter. Dia memeriksa telinga pasiennya kala suara beberapa orang perempuan masuk ke dalam pendengaran.
"Terima kasih, ya, Mas. Kami ketakutan kalau masih ada orang utan di sini."
"Mas berani banget, sih. Nanti kalau ada hewan liar lagi, datang ke sini, ya."
Berisik banget, sih?! omel Angelina dalam hati. Wanita itu tanpa sadar malah menjewer telinga si pongo yang tidak bersalah. Ganggu dari tadi!
"Udah! Mbak-Mbak, udah. Nanti pacarnya marah! Kalau mau kenalan sama saya aja!" seru Labih menenangkan riuhnya kaum hawa yang sedang berkerumun di sekitar Ramaik. "Tuh, lihat. Mukanya Bu Dokter sampe asem banget."
"Hei! Siapa yang asem!" sangkal Angelina sambil menoleh cepat. Dia pun membentak pria yang kebanyakan bicara itu. "Pongo sehat! Bisa diangkut sekarang!"
"Oh, pacarnya. Pantas dari tadi cemberut terus." Para penonton pun menyatukan suara untuk menggaungkan kesimpulan salah kaprah yang diembuskan oleh Labih secara tidak bertanggung jawab ….
Selanjutnya baca di:
https://karyakarsa.com/Benitobonita/19-kuyang-genma-series-3
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Pandangan Inyiak [ Genma Series #3 ]
FantasyTiga tahun berlalu sejak Angelina berhasil terbebas dari Genma, organisasi rahasia yang melakukan eksperimen ilegal terhadap manusia dan berbagai tindak kejahatan lainnya. Kini, wanita itu berusaha menata ulang kehidupan barunya di Kalimantan Timur...