Yenny Sayang

7.9K 20 4
                                    


Yenny perempuan bersuami yang cantik dan sudah matang. Dia bekerja sebagai staf keuangan pada sebuah rumah sakit swasta yg cukup bonafit dan sudah beberapa tahun rumah tangga tetapi belum juga memiliki anak. Suaminya bekerja sebagai karyawan sebuah pabrik di luar kota sehingga hanya satu dua hari saja setiap bulan bisa berkumpul dengan isterinya saat dia libur. Oleh karena itu Yenny memiliki cukup banyak waktu untuk bertemu denganku. Aku dan Yenny memang sudah lama kenal akrab tetapi tidak pernah melakukan hubungan sex karena saat itu aku sedang bersama JELITA. Memang aku tidak bisa merasa nyaman berhubungan dengan banyak perempuan pada saat yang sama. Aku berpacaran hanya dengan satu orang dan juga tidak pernah berhubungan sex dengan wanita panggilan.

Hari itu Yenny sedang libur dan suaminya belum saatnya libur. Masih sangat pagi ketika Yenny menghubungi hapeku mengajak jalan2. Aku menanggapi dengan semangat karena telah mendapat komfirmasi bahwa dia bisa sehari semalam penuh bersamaku.

Saat kujemput di daerah Jati Waringin, Yenny terlihat menyambutku dengan sangat senang ceria dan penuh gairah. Dia mengenakan setelan celana pendek sepaha warna hijau yang longgar dan blus lengan pendek warna serasi hijau muda yg lembut agak tipis dengan kain lapis dalam di bagian depan sehingga bra warna pink tipisnya tampak agak tersamar. Di bagian luar tubuhnya dia memakai baju flanel kuning lengan panjang menutup tubuhnya menjuntai hingga lutut. Yenny duduk di jok mobil sebelahku dan dari sibakan bajunya memperlihatkan sedikit paha, lutut betis dan kaki putih bersihnya yg mengenakan sepatu terbuka dengan heel yg tidak terlalu tinggi. Baru melihat dari tampilan cantiknya, dia sudah berhasil mengangkat semangat dan gairahku. Kulit tubuhnya yang putih agak kemerahan membuatku ingin menyentuhnya.

Begitu menjalankan mobil aku bertanya kemana tujuan yg dia inginkan sambil menyentuhkan jari tangan kiriku sekilas ke pahanya. Yenny tersenyum manis melihatku dan mencium pipiku berbisik :

"Kita ngadem ya pak".

Dia memang memanggilku pak karena saat masih KKN dulu aku yg membimbing dia. Aku segera membawa mobil ke arah Puncak.

Selama dalam perjalanan Yenny tidak pernah menyentuh hapenya yg ditaruh di dalam tasnya. Setiap ngedate bersamaku dia biasa mengatur hapenya dalam posisi silent dan hanya asyik bercerita sambil tak hentinya dia memandang mesra ke arahku. Yenny memang sangat pandai menghargai laki2 yang sedang bersamanya. Sambil bernyanyi kecil mengiringi suara musik mobil yg dari tadi mengalun lembut, Yenny sering menyentuh tangan kiriku yg memegang tongkat transmisi mobil. Dia menghangatkan hatiku dengan dengan terus menghadirkan dirinya di sampingku. Setiap saat dia memaksa menyuapkan potongan roti ke mulutku, katanya agar badan tetap hangat tidak mudah masuk angin. Sekali2 roti sisa gigitanku dimasukkan ke dalam mulutnya sambil tertawa-tawa riang. Sepanjang bersamaku dia selalu berusaha menjaga kehangatan dan kemesraannya kepadaku. Ini memang salah satu hal yg menjadi kelebihannya.

Ketika menyempatkan waktu sebentar ke rest area, sebelum turun untuk membeli aqua botol, dia menempelkan dulu pipinya ke pipiku. Dengan gemas aku memegang pundaknya dan mencium pipinya. Kusodorkan bibirku yang segera disambutnya dengan lumatan lembut penuh gairah. Tak ingin sia2 aku juga mengimbangi dengan menyedot pelan bibir bawahnya sambil menarik badannya ke dalam pelukanku. Yenny menyusupkan kedua belah tangahnya di sela lenganku untuk membalas pelukanku dan menarik badanku lebih erat sehingga bibirnya makin menempel ke bibirku. Dia hampir kehabisan napas karena aku menutup mulutnya dgn sedotanku yg cukup panjang. Napasnya agak terengah dia mencubit keras lenganku. Sambil tertawa gembira dia melepaskan diri dari pelukanku tetapi tangannya mengelus dan berusaha memegang isi celana depanku. Batang penisku segera menggeliat bangun menonjol menyesaki celana. Ketika tanganku sedang berusaha mengelus pahanya ke atas hingga menyentuh pinggir celana dalamnya, dia tertawa menghindar dan segera membuka pintu mobil... keluar.

"Beli aqua sama pengin beli apa lagi pak..?" katanya sambil menjulurkan lidah.

Aku segera ikut turun menemani Yenny berbelanja makanan dan minuman untuk persediaan nanti di dalam hotel.
Kami berdua juga membeli kopi panas segelas dan meminumnya berdua sambil tertawa-tawa riang.

SELINGKUH INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang