Nadina Jelita

3.6K 9 3
                                    

Sebenarnya dia hanya karyawati honor di tempat kerjaku. Mulanya dari permintaan anak buahku yg minta tolong untuk menerima keponakannya bisa bekerja sebagai pegawai honor. Kasian karena desakan ekonomi aku setuju menerimanya.

Namanya Nadina Jelita atau biasa dipanggil Nadin. Anaknya kecil imut cantik. Saat itu Nadin usia belum lulus SMA. Masih terlalu kecil utk bekerja di lingkungan kantor. Maklum para pegawai sudah pada bangkotan dan banyak yg pada bandel nakal walaupun soal pekerjaan mereka tanggung jawab. Nadin terlihat agak sulit handle tugas2 yg rumit sehingga lebih banyak disuruh-suruh saja oleh yg lain. Bahkan dibanding dgn para siswa magang yg sering berganti rombongan, Nadin kalah dalam menghadapi para pegawai pria yg sering melontarkan iming2 godaan genit. Kasian melihat hal itu membuatku ingin melindungi Nadin jangan sampai tertipu bujuk rayu para pegawai nakal. Mereka diam2 aku peringati utk tidak mengganggu Nadin. Untuk sementara Nadin aman berada dalam lindunganku sampai suatu saat aku dipindahkan ke kantor lain di luar Jawa. Sejak itu aku tidak bisa lagi memantau keadaan Nadin.

Selama bbrp tahun aku hanya sesekali bertemu Nadin ketika ada tugas ke Jakarta atau saat aku pulang menjenguk keluarga Sepertinya Nadin baik2 saja bahkan menurutku dia terlihat mulai lebih dewasa. Tubuhnya mulai lebih berisi, tentu saja semakin cantik dan seksi. Aku sendiri mulai memandang dia sebagai wanita yg seutuhnya. Dia sudah lulus SMA dan sudah punya pacar. Agar dia bisa lebih memahami tantangan hidup ini maka aku membantunya untuk kuliah teknik2 perkantoran di sebuah lembaga akademik yg sudah cukup dikenal di Jakarta. Nadin juga kadang bertemu denganku di sela2 kesibukanku dan kesibukan dia menghadapi tekanan keuangan keluarga. Nadin banyak mengalami masalah, baik itu masalah keuangan mau pun masalah putus dengan pacarnya. Aku tau dia tidak mudah menghadapi kehidupannya. Aku selalu berusaha mendampingi, menjaga dan juga bantuan finansial serta menjadi tempat curhat. Aku sempat kehilangan kontak ketika Nadin terpaksa harus meninggalkan Jakarta untuk sesuatu alasan.

Ketika bertemu lagi sepulangnya ke Jakarta (bbrp lama dia berada di daerah Sulawesi) Nadin terlihat badannya lebih berisi. Dari raut wajahnya aku melihat dia habis melewati masa2 yg sangat berat. Dia sudah punya pacar lagi tapi sepertinya dia masih bimbang sehingga dia juga menjalin hubungan dengan lebih dari satu orang. Rupanya dia sudah jauh meninggalkan masa2 ketika dia masih kuanggap sebagai gadis kecil imutku dulu. Bahkan ketika aku dan dia jalan2 ke suatu obyek wisata di Bandung, aku merasa bentuk badan dan aromanya sudah sepenuhnya perempuan dewasa, sehingga tiba2 terbawa suasana aku sempat berciuman dengannya. Nadin ternyata sudah pandai melakukan frenckiss. Aku merasakan dia sebagai wanita yg bisa menaikkan gairahku. Hal itu terjadi begitu saja. Aku sendiri tidak mengira bisa tertarik secara seksual kepada Nadin. Rasanya Nadin sudah dewasa seutuhnya. Aku semakin memperhatikan bentuk dan gestuur tubuhnya. Seperti baru sadar aku melihat Nadin telah lebih matang dari yang aku tau. Meskipun begitu aku tetap berusaha menahan diri untuk tidak menyetubuhinya. Aku tetap menyisakan rasa kasihan dan sayang untuk selalu menjaganya. Aku tidak akan menyentuhnya hingga dia mempunyai suami walaupun kukira dia sudah ada yg menyentuh. Nadin masih bbrp kali jalan2 berduaan denganku tanpa terjadi hal2 yg berlebihan. Bahkan tidak ada ciuman di bibir seperti waktu itu. Kami hanya saling peluk sayang nempelkan pipi kiri dan kanan, tidak lebih. Tidak ada persetubuhan diantara kami meskipun ada momen2 yg memungkinkan itu bisa terjadi. Justru itu yg telah sukses memberikan gairah seksual kepadaku di saat aku sendiri di rumah sedang berada pada fase paling rendahnya libido. Nadin aman bersamaku hingga dia memutuskan untuk nikah dgn laki2 pilihannya. Aku juga ikut hadir saat Nadin melangsungkan pernikahan dan ikut juga membantu sedikit biayanya. Bbrp kali ikut mengantar ketika Nadin harus mengurus sendiri untuk keperluan gedung dan catering. Senang rasanya bisa melihat Nadin menjemput bahagianya.

Sejak Nadin menikah aku hilang kontak dengannya. Aku sendiri ikut senang karena menganggap Nadin telah mendapatkan bahagia hidupnya bersama sang suami tercinta. Dari sana-sini yang kuperoleh adalah kabar bahwa Nadin telah hidup dalam kegembiraan. Tidak adanya berita dari dia bisa ku anggap bahwa dia telah bahagia.Di fase itu justru aku sedang menjalin hubungan dengan perempuan lain, Jenny. Dia hanya seorang teman lamaku, perempuan single yg bergairah sehingga gairahku tersalur bersama dia.

SELINGKUH INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang