01 • Magazine

801 76 4
                                    

Tiada hari tanpa memegang magazine rasanya tidak puas. Itulah kebiasaan aneh dari salah satu desainer yang melegenda disejarah fashion. Tiffany yang berada dikantor pusat Bleu's sedang memandangi Vogue Magazine. Senyuman berpatri pada wajah cantiknya. Terpampang wajah kedua anaknya dimajalah itu. Alex dan Lea memang sudah menjadi langganan model dari majalah fashion ternama itu.

Setelahnya terdengar suara ketukan pintu, Tiffany hanya berdehem sebagai tanda agar masuk ke ruangannya. Dan ternyata itu anak gadisnya. Leanova datang dengan membawa dua tentengan ditangannya.

"Mommy!! " seru Lea yang tahu dengan reaksi ibunya yang terkejut sontak tergelak. Tiffany melongo bahkan sampai menutup mulutnya.
Sejak kapan anaknya berada di Paris?

Sontak keduanya berpelukan untuk mengobati rasa rindu. Sudah 2 tahun mereka tidak bertemu. Tiffany memang sudah jarang mengunjungi Fashion week, dan perusahaannya dinegara lain. Ia memilih untuk menetap di Paris.

"Kenapa nggak ngabarin mama? " Tiffany benar-benar tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya sekarang.

"Biar surprise gitu loh. Nih, Lea bawain mama mochi. Mama suka matcha 'kan? " Lea segera membuka paperbag yang ia bawa tadi, saat menghadiri fashion week di Tokyo, ia ingat bahwa ibunya suka matcha alhasil membuatnya membeli beberapa makanan manis yang terbuat dari matcha.

Tiffany tersenyum lebar bahkan matanya juga ikut tersenyum. Ia mengangguk dan berterima kasih kepada anak tirinya itu. Meskipun bukan sedarah namun kehangatan diantara keduanya tidak diragukan lagi. Lea akhirnya tahu bagaimana rasanya ketika bersama seorang ibu.

"Sebenarnya tadi Alex juga mau ikut. Tapi dia lagi flight ke Toronto. " Tiffany mengangguk paham. Ia paham dengan kesibukan anak-anaknya.

"Kamu nggak ada kerjaan? " Tiffany membuka bawaan yang diberikan anak gadisnya itu. Semua rasa lelah dan stress nya seketika sirna karena kedatangan anaknya. Memang anak-anaknya adalah segalanya bagi Tiffany.

"Enggak, gabut 'kan mau ngapain. Yaudah ke mama aja. " ucap Lea sembari duduk disofa panjang yang disediakan Tiffany ketika ada yang berkunjung ke ruangannya.

"Lagi gabut ya? " Tiffany yang sedang memakan mochi tersenyum jahil. Lea yang sudah paham dengan raut jahil ibunya, seketika membeku. Astaga, ia seharusnya menarik kembali kata-katanya.

Melihat raut tegang dari anaknya sontak membuat Tiffany tergelak. "Easy darling, i'm not gonna give you a job. Just have fun in Paris. "

Mendengar tutur ibunya, Lea menghela nafas lega. Biasanya ketika kedua anaknya berkunjung dan tidak ada pekerjaan apapun, Tiffany akan meminta kedua anaknya mempromosikan beberapa barang brandnya. Dan kedua anaknya sebetulnya tidak keberatan.

"Kapan berangkat lagi? " tanya Tiffany yang sudah bergabung dengan Lea sembari membawa bingkisan dari anaknya yang cantik.

"Uhm... maybe three days? " Tiffany mengangguk. Setidaknya selama tiga hari ke depan ia ditemani anaknya. "Kamu mau jalan sama mama? "

Lea tersenyum berbinar, ia memang sudah lama tidak girls time dengan ibunya. Gadis 25 tahun itu pun mengangguk, namun atensinya seketika tertuju kepada ponselnya yang berdering. Tertera nama 'Stepbro💩' seandainya Alex tahu mungkin ia akan digeprek seperti cabai yang ingin dijadikan sambal. Dengan senang hati pula ia mengangkat panggilan video itu.

"Siapa? "

"Bonjour madame!! " Tiffany tersenyum hangat begitu tahu ternyata anak laki-lakinya yang tampan. Tiffany melambaikan tangan karena mulutnya penuh dengan mochi.

Bleuclair Jumelles | Jeno - KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang