Chapter 14

4.4K 272 38
                                    

Siang ini, setelah Eirene selesai mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini, setelah Eirene selesai mandi. Ia berjalan keluar dari pintu kamarnya sembari mengeringkan rambut hitam miliknya yang masih basah dengan sebuah handuk berwarna putih. Langkahnya terhenti saat melihat Jenna dan pak Lee berdiri di bawah anak tangga, dengan ketinggian kurang lebih 10 meter. Betapa terkejutnya Eirene hingga ia mengigit bibir bawahnya dengan manik mata yang membulat sempurna karna tercengang saat melihat sang manager dan asistennya sudah berada di bawah menunggunya dengan wajah yang sedikit masam.

"Turunlah, kita perlu bicara Eirene," tukas sang manager menyeringai pada Eirene yang masih berdiri di ambang anak tangga sembari memegangi ujung railing dengan tangan kanannya. "Sial, aku lupa bahwa aku masih punya asisten dan manager," gumam Eirene dari atas, lalu kemudian menuruni anak tangga menghampiri kedua orang kepercayaannya yang ada di bawah. "Baiklah aku turun," seru Eirene mempoutkan bibir ranumnya selama 2 detik.

Sesampainya di bawah dan di hadapan pak Lee serta Jenna. Eirene melirik ke arah sofa beberapa kali mengisyaratkan sesuatu pada Jenna, lalu berjalan menuju sofa seraya duduk pada sofa mahal bermerk wholesale high quality dengan warna krim muda berpadu kan warna coklat tua pada bagian sandarannya. Jenna yang memahami maksud dari Eirene pun mengajak sang manager untuk duduk mengikuti langkah Eirene yang lebih dulu berada pada area ruang santai yang sangat luas untuk tiga orang.

"Kemana saja kau semalaman? kau lupa kan hari ini ada pertemuan dengan Venom untuk pembahasan konsep photoshotmu beberapa minggu lagi," ujar sang manager yang masih menyeringai pada Eirene. "Pak Lee, jangan terlalu keras pada nona, dia juga membutuhkan healing untuk kesehatan mentalnya," jawab Jenna dengan nada memelas agar Eirene tak di marahi oleh sang manager. "Jangan membelaku Jenna. Ini salahku karna tak bisa menahan diri untuk pergi dengan Joan," ucap Eirene yang perlahan menundukkan kepalanya.

Raut wajah pak Lee ketika mendengar perkataan Eirene dengan sangat jelas pun berubah seketika. Wajahnya terlihat bahagia namun juga terkejut kala mendengar Eirene pergi dengan Joan, pria yang memintanya untuk mendekatkan Joan dan sang model. "Apa kau bilang, kau pergi dengan Joan? apa itu benar?" tandasnya penuh tanda tanya dengan harap yang harus sesuai dengan ekspektasinya. Tak dapat di pungkiri jika pak Lee adalah orang yang mendukung hubungan Eirene dengan Joan, secara Joan adalah CEO dan pengusaha muda yang terkenal dengan kesuksesan brand-brand ternama miliknya yang sudah mendunia.

"Iya, dia mengajakku pergi untuk melihat kucingnya," jawab Eirene polos. "Apa!?" sahut Jenna dan pak Lee bersamaan seraya spontan menatap Eirene dengan mata yang sedikit membelalak, dengan jari jemari yang juga spontanitas memegang lengan Eirene. Eirene terdiam memutar bola matanya memandangi langit-langit rumah mewahnya Beberapa detik. Perlahan ia melepaskan tangan Jenna dan pak Lee yang masih memegangi kedua lengannya. "Apa? kenapa? bukankah itu yang kalian harapkan. A-aku hanya melihat peliharaannya, jadi jangan salah mengartikan kepergian ku dengan Joan," ucap Eirene menelan salivanya saat berusaha mengelak bahwa sebenarnya ia bukan melihat kucing Joan, melainkan melihat dan menikmati peliharaan lain milik Joan yang cukup memuaskannya.

GAMES IN LOVE | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang