Chapter 13

4.7K 255 53
                                    

"Apa Noona tidak ingin mengatakan sesuatu pada ku? pertanyaanku tadi bahkan tak kau jawab," ucap Sean bangun dari paha Eirene, lalu duduk menghadap Eirene seraya menatap maniknya dengan serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa Noona tidak ingin mengatakan sesuatu pada ku? pertanyaanku tadi bahkan tak kau jawab," ucap Sean bangun dari paha Eirene, lalu duduk menghadap Eirene seraya menatap maniknya dengan serius. "Sebenarnya aku baru saja pulang dari rumah teman ku. Kami berpesta merayakan hari ulang tahunnya. Ah iya, satu lagi Sean. Baru-baru ini aku mendapat pesan dari seorang wanita. Dia terus meneror ku dan mengirim pesan padaku untuk segera meninggalkanmu," ujar Eirene menjawab ucapan Sean memberitahu pesan yang membuatnya kesal.

"Teman Noona yang mana? apa aku mengenalnya?" tanyanya seraya menggapai tangan Eirene, lalu menggenggamnya menatap Eirene penuh dengan manik kekhawatiran. Rupanya Sean lebih khawatir pada pesta yang membuat Eirene terlihat lusuh hingga tak serapi biasanya di pagi menjelang siang, hari ini. "Kau tidak mengenalnya Sean. Apa kau tau, wanita itu terus mengirimiku pesan hingga saat ini. Untung saja aku sudah mengganti ponsel dan nomorku," seru Eirene singkat lantas terdiam beberapa detik lalu menambah perkataannya.

"Sean, kau tidak menyembunyikan sesuatu dari ku kan?" sambung Eirene menaikkan alis nya sekilas. Sean terdiam dengan wajah datar. Manik mata nya tak berani melihat Eirene untuk saling bertatapan. Sean tau jelas bahwa wanita yang Eirene maksud adalah Shin Joyie, mantan kekasih sekaligus cinta pertamanya. Rasa bimbang bercampur khawatir yang kini tengah Sean rasakan, membuat nya harus mengatakan kebohongan lagi dan lagi untuk menutupi kesalahannya. Sean coba menggapai kembali kedua tangan Eirene, lalu mengarahkan pandangannya menatap manik Eirene perlahan dengan tatapan sayu yang sedikit sendu di buatnya.

"Ku harap apapun yang terjadi, kau tetap mempercayai ku Noona. Kau taukan, banyak wanita di luar sana yang tergila-gila pada ku. Bisa saja mereka menerormu karna ada seseorang yang membocorkan hubungan kita," ujar Sean berusaha mengelak dengan kalimat pengalihan yang memojokkan Jenna. "Aku tau itu, karna itu lah aku berusaha untuk memahami dan mengerti tentang situasi kita. Sean, sesuatu yang di sembunyikan itu tidak baik. Apapun yang terjadi di antara kita, tolong hadapi dengan kejujuran," tutur Eirene seraya menggapai punggung tangan Sean lalu mengusapnya dengan lembut, sembari berusaha memancing Sean untuk mengatakan sesuatu yang sedang ia tutupi.

Jelas ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tidak ada yang benar dan salah di antara Sean dan Eirene, mereka sama-sama melakukan kesalahan dan penghianatan. Menyembunyikannya dari diri satu sama lain adalah jalan yang mereka ambil saat ini. Entah sampai kapan kedua sejoli itu terus menutupi semua rahasia yang masih mereka simpan rapat-rapat.

Memang sangat rumit jika di pikirankan, namun kenyataan nya Sean dan Eirene memang melakukan hal itu. Pandangan Sean saat ini benar-benar terlihat kosong, ia seperti seseorang yang tak tau harus mengatakan apa untuk menjawab pertanyaan dari noonanya itu. Lima detik kemudian setelah Sean sedikit melamun, kini kedua bola mata nya menatap kearah bibir Eirene, dengan jari jemari kanan yang mulai meraba tengkuk leher Eirene.

"Aku ingin kau juga jujur pada ku. Seperti perkataan mu Noona, sesuatu yang di sembunyikan itu tidak baik. Lantas kenapa kau masih menyembunyikan hubungan kita dari manager mu dan penggemar mu? kali ini aku sudah memantapkan tekat ku dengan bulat untuk mengumumkan hubungan kita. Jangan melarang ku untuk melakukannya," ucap Sean meraih tengkuk leher Eirene lalu menyelipkan helaian Surai hitam Eirene kebelakang telinganya.

GAMES IN LOVE | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang