Chapter 4

4.5K 178 1
                                    

Kini mobil kami berhenti di depan Resto n' Cafe. Untuk apa dia membawaku kesini?

Ia turun dari mobil, akupun mengikutinya.

"Come on." Ajaknya.

Kami sudah duduk berhadapan di Cafe Dengan secangkir kopi di hadapan kami. Tidak ada yang memulai penbicaraan. Aku hendak bertanya kenapa ia membawaku kesini.

"Uh..." Ucapku dan Harry bersamaan.

"You first." Suruhku.

"Okay, tentang pernikahan kita.. sebenarnya aku tidak menyukaimu apalagi mencintaimu. Tapi, ini sangat sulit untuk menolaknya.."

"Oh, yeah. Akupun tidak menyukai apalagi mencintaimu. Aku tidak akan menikah denganmu. Kita sama-sama tidak suka, jadi lebih baik kita batalkan saja pernikahan ini." Jelasku panjang lebar.

"What? Kau tidak menyukaiku? Oh, baru kali ini aku bertemu gadis yang tidak menyukaiku. Itu aneh. Okay, whatevs. Tapi mau sampai kapanpun kita tidak bisa membatalkan pernikahan ini. You know, Mom selalu memaksaku di rumah."

"Begitupun juga aku. Jadi, kita harus bagaimana? Aku ingin segera menyelesaikan ini semua." Cetusku.

"Ya, kita akan menuruti apa yang dikatakan orangtua kita. Kita jalani dulu, setelah 1 tahun kita bisa bercerai. Itu saja rencanaku."

"What? Apa kau mempermainkan pernikahan? Aku tidak mau. Aku tidak akan menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku cintai." Emosiku semakin membludak.

"I know. Aku juga tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku cintai. Tapi lihatlah keadaan sekarang. Dimana-mana seperti ada pagar besi. Mom dan Dad selalu menuntutku untuk menikah denganmu. Kita tetap menikah!"

Aku berpikir sejenak. Sebenarnya apa yang dikatakan Harry benar. Aku kasihan melihat Dad dan Mom yang sudah pusing memikirkanku. Tidak ada pilihan lain...

"Okay, tapi selama kita menikah kita tidak satu ranjang kecuali terpaksa. Um... dan tidak ada bercumbu."

"Okay, deal." Harry menjulurkan tangannya aku membalasnya. Kami berjabat tangan dan saling menatap sinis.

"Oh iya. Selama dihadapan orang-orang kita harus bersikap layaknya pasangan yang sebenarnya. Dan jangan bongkarkan rahasia ini sekalipun orang terdekat kita. Hanya aku dan kau saja yang tau." Ucapnya dengan wajah yang tak enak dipandang menurutku lalu beranjak dari kursi.

"What?" Ketusku.

"Kau mau pulang tidak? Kalau tidak akan kutinggal." Akupun beranjak dari kursiku dan berjalan dengan Harry. Dia mengantarkanku pulang.

Author's Pov

Iphone Harry berdering ketika sampai di depan rumah Celine.

"Yeah, Mom?"

"Kamu tunggu di rumah Celine dulu ya. Mom dan Mom Catrin sedang mengurus gedung untuk pesta pernikahan kalian." Ucap Mom Anne.

"What, Mom? Tidak bisakah aku langsung pulang ke rumah?" Tanya Harry.

"Tidak, kalau kau pulang, kau pasti akan kemana-mana. Jadi tetap di rumah Celine. Temani dia disana." Jelas Mom Anne.

Panggilan ditutup.

Mom Catrin pergi bersama Mom Anne, dan Dad Bobby sedang bekerja tentunya. Jadi tinggal Celine sendirian.. dan bersama Harry.

"Ada apa?" Tanya Celine.

"Mom memintaku menunggunya disini dan menemanimu." Jawab Harry dengan nada kesal.

"Apa? Lebih baik kau pulang sana. Aku tidak mau terlalu lama dekat denganmu."

"Tidak, kau kira aku disini ingin berduaan denganmu? Heh, tidak. Aku takut Mom marah lagi denganku. Kau tahu kan rasanya kalau Mommu marah denganmu?" Ketus Harry.

"Okay." Balas Celine menuju pintu rumah dan mengeluarkan kunci rumahnya yang besar itu.

"Mau masuk tidak?" Tanya Celine.

"Yaiyalah, di luar dingin."

Harry duduk di sofa ruang tamu, sedangkan Celine membuatkan minuman di dapur. Walaupun Celine membenci Harry, namun Celine tetap membuatkan minuman karena Harry dianggapnya sebagai tamu.

Karena penasaran dengan rumah besar ini, Harry berkeliling rumah untuk melihat-lihat. Diambilnya sebuah album foto di lemari. Ia membuka halaman pertama. Terpasang foto anak kecil perempuan dengan make up tebal, rambut diikat kuda dua, dan posenya yang sedang manyun. Dia memasang wajah bodoh.

Harry tertawa terbahak-bahak melihatnya. Disamping itu, Celine datang dengan membawa segelas jus apel dan melihat Harry membawa album foto sambil tertawa.

"Harry!!!!" Teriak Celine dan menaruh gelas yang ia pegang di meja.

Itu adalah fotonya sewaktu SD. Itu sangat memalukan baginya. Itu adalah aib untuknya.

Melihat ekspresi Celine yang sangat marah, Harry langsung mengambil foto itu.

"Apa ini fotomu?? Ahahaaa. Ini sangat lucu. Tidak pernah terbayang olehlu kalau kau waktu kecil seperti ini." Ejeknya.

"Harry kembalikan foto itu. Sini."

Harry mengangkat foto itu, Celine berusaha mengambilnya. Namun apa daya. Tinggi badan Harry tidak sebanding dengannya. Harry sangat tinggi sedangkan Celine bisa dibilang dia pendek untuk ukuran wanita.

"Ahaha, ini Celine kecil. Dia sangat lucu seperti badut." Ejek Harry lagi.

"Harry, cepat kembalikan foto itu. Cepat kembalikan. Harry, Harry! Pinta Celine sambil terus berusaha mengambilnya dari tangan Harry, tapi tetap tidak bisa.

"Tidak bisa? Ini adalah wajah terlucu yang aku lihat, aku ingin menguploadnya di sosmed."

"Oh, God. No, Harry. Kembalikan sini. Atau aku jambak rambutku." Ancam Celine.

"Jambak saja kalau bisa. Blee, kau itu sangat pendek." Ejek Harry lagi.

Tak disangka Harry terpeleset karena gerakan yang ditimbulkan oleh mereka sendiri. Tepat sekali Harry terjatuh dan menarik tangan Celine tidak sengaja hingga kini posisi Celine menindihnya.

Masih dalam posisi yang sama. Celine berada di atas tubuh Harry dan mereka terpaku oleh kejadian ini. Celine dan Harry saling menatap. Harry menatap Celine dengan sangat  dalam.

Kreeeekkkk.....

Bersambung.... hehehehehehe

Damn I Hate You !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang