Revisi sinopsis :
Damai.
Awalnya semua berjalan dengan lancar, indah dan tenang. Tapi siapa sangka kedamaian itu menghilang tergantikan dengan masalah yang datang bertubi-tubi.
Jalan hidup yang panjang dan bercabang-cabang harus Sasuke lewati demi...
Latar : Jepang, Tokyo. Alur : Maju. Bahasa : Indonesia. Rate : M. Pair : SasufemNaru. Genre : fiksi umum, fiksi penggemar. Beberapa scene di privasi. Don't like don't read.
Chapter 5 (Temporary Happiness?) Naruto belong to Masashi Kishimoto. ________________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara detak jarum jam memenuhi seluruh penjuru kamar yang sunyi walaupun si pemilik kamar berada di dalamnya. Suasana rumah besar itu sangat sepi lantaran semua penghuninya sedang menghadiri acara pernikahan sang putra sulung.
Karena suatu alasan, sang bungsu harus ijin dari pesta pernikahan kakaknya untuk membawa sang istri ke rumah sakit, tapi istrinya menolak dan memintanya pulang kembali ke rumah utama sekedar untuk beristirahat.
Kedua kelopak mata sewarna tan itu tertutup, menyembunyikan sapphire blue menawan bak langit biru tanpa cela miliknya. Naruto menikmati suasana tenang dan nyaman dari usapan tangan besar nan lembut di perutnya.
Setelah meminum obat penghilang kram perut, Naruto meminta sang suami untuk mengelus perutnya sekedar menenangkan dua buah hatinya di dalam sana.
Rasa sakit yang semula dirasakan kini mulai memudar seiring usapan tangan Sasuke pada perutnya, perasaan hangat paling menyenangkan meresap ke dadanya disaat merasakan suatu pergerakan kecil di dalam perutnya, 'Mereka sedang tumbuh.' Batinnya penuh rasa bahagia.
Tapi dalam sesaat, kerisauannya kembali muncul kala sekelebat ingatan tentang kejadian beberapa saat yang lalu melintas di kepalanya. Shin mungkin bisa menjadi suatu ancaman dimasa yang akan datang, tapi Naruto tak mungkin mengatakan permasalahan ini pada suaminya, dia tidak bisa membayangkan seperti apa reaksi Sasuke nantinya.
Naruto kemudian bertekad agar masalah ini tak sampai diketahui oleh Sasuke, biarlah Shin melakukan apapun sesuka hatinya selagi itu tidak membahayakan hubungannya dengan Sasuke, tapi Naruto akan terus berjaga-jaga pada pria yang memiliki perawakan mirip dengan suami Ino, Shimura Sai.
Yang membedakan hanyalah warna kulit mereka, kulit Sai lebih pucat dari kulit Shin yang berwarna porselen khas keturunan Uchiha. Benar-benar mirip dengan Sasuke jika saja Sasuke lebih unggul dari segi perawakan dan penampilannya.
Naruto membuka kedua matanya perlahan, kulitnya agak pucat serta jejak jejak rasa syok masih ada hingga sekarang. Wanita pirang itu merasa lega karena Shin tidak berbuat aneh-aneh padanya, pria itu hanya bermaksud menggertak Naruto dengan omong kosongnya, dan si pirang ini lebih memilih melupakan hal itu dan lebih terfokus pada kesehatan jiwa dan raganya.
Apapun yang terjadi, Naruto harus bisa melindungi buah hati pertamanya dengan Sasuke, mulai sekarang ia tidak boleh keras kepala dan bersikap egois demi keselamatan sang jabang bayi.