15

11.9K 1.5K 127
                                    

"HUAAAAA!!!!" Vania langsung memeluk erat orang didepannya.

Menyembunyikan wajahnya didada Prince. Menangis kencang di dekapan pria itu. Tangisannya tak kunjung berhenti. Semakin memeluknya erat dan membasahi hoodie kekasihnya.

Slurppp.

Menarik ingusnya yang ingin keluar. Prince terkekeh. Dirinya tak jijik dengan sikap gadisnya. Lelaki itu justru tertawa melihat kelakuan gadisnya.

Laki-laki itu menyelipkan anak rambut gadisnya kebelakang telinga. Menjauhkan kepala gadisnya dari dadanya.

Wajah gadisnya sangatlah lucu. Hidung merah, mata berair, dan pipi yang basah karena air mata gadis itu. Prince mengusap lembut pipi Vania.

Menghilangkan jejak air mata gadisnya di pipinya. Laki-laki itu terkekeh lagi ketika melihat wajah imut kekasihnya.

Cuppp.

Cupp.

Mengecup kedua mata gadisnya yang sedikit bengkak.

"Udah puas nangisnya hm?" Tanya pria itu dengan lembut.

Vania hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ada masalah?" Prince memeluk kembali kekasihnya.

Gadis itu mengangguk lagi didalam dekapannya.

"Mau cerita sekarang atau nanti?"

Vania melepaskan pelukannya. Mendongak menatap kekasihnya. "Nanti." Lirihnya.

Prince mengangguk. "Mau bolos aja?" Tanyanya lagi.

Lagi-lagi gadis itu hanya mengangguk. Mengalungkan tangannya ke leher prianya. Melilitkan kedua kakinya di pinggang kekasihnya. Prince terkekeh sebentar, dirinya kemudian langsung berteleportasi menuju apartnya.

Membawa gadisnya kedalam apartnya. Membaringkan gadisnya didalam ranjangnya.

Vania menatap Prince bingung.

"Tidur aja. Saya nggak bakal rusak pacar saya sendiri." Ujarnya yang masih dengan nada formal.

Gadis itu tak menjawab. Prince berinisiatif untuk keluar meninggalkan kekasihnya untuk beristirahat.

"Prince." Panggil gadisnya.

Langkah laki-laki itu terhenti. Prince membalikkan badannya kebelakang. Berjalan mendekatinya ketika gadis itu menyuruhnya untuk mendekat.

"Nunduk Prince!! Gue mau bisikin sesuatu." Suruh gadisnya.

Laki-laki itu menurut. Membungkukkan badannya. Mendekatkan telinganya ke arah gadisnya.

"Makasih sayang." Bisiknya yang teramat pelan.

Cupp.

Mengcup singkat pipi kekasihnya. Menyembunyikan seluruh badannya didalam selimut.

Prince membeku. Baru kali ini dirinya diperlakukan seperti ini. Hatinya berbunga-bunga. Senyuman lebar menghiasi bibirnya. Mengelus lembut kepala gadisnya yang tertutupi selimut.

"Sama-sama sayang." Balasnya.

Prince kemudian berjalan keluar dari kamarnya. Membiarkan gadisnya beristirahat terlebih dahulu.

Laki-laki itu langsung menghilang meninggalkan kekasihnya diapart sendirian.

••••

Vania terbangun dari tidurnya. Mengerjapkan matanya berkali-kali. Gadis itu seketika linglung.

"Sejak kapan kamar gue ganti dekor kayak gini?" Gadis itu mendudukkan dirinya diranjang.

"Ah!! Gue lupa!!! Gue kan lagi diapart nya Prince." Ingatnya.

Mysterious Second CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang