"na!"
"hm?" jaemin yang fokus bermain ponselnya menoleh pada sahabatnya yang sedang mengintip keluar jendela, jaemin yang ikut penasaran akhirnya menyimpan ponselnya ke meja lalu ikut melihat keluar jendela. "ngapain liat adek kelas mos, sih?"
"bukan liatin yang mos." junkyu berbicara tetapi pandangannya masih fokus keluar jendela.
"terus?"
"cari haruto."
jaemin memutar matanya malas, junkyu lalu duduk disamping jaemin. "na, lo tau nggak? haruto diliat dari deket seindah itu ternyata! bisa gila gue, na."
"masa sih? lo kan punya kenalan aktor sama selebgram cowok lain nggak ada yang menarik emang?"
junkyu menggeleng yakin. "ada sih kayaknya, tapi yang bikin hati gue jedag jedug cuma haruto doang."
"lo perasaan interaksi baru tadi pagi doang, itu juga dicuekin. belah mana bikin lo jedag-jedug nya?"
junkyu menjentikan jarinya. "makanya itu! gue itu tipe orang yang suka mengejar, gue nggak suka orang yang suka ke gue. tapi gue bakalan ngejar orang itu yang nggak suka ke gue."
"dih!" jaemin menatap aneh junkyu, sedetik kemudian raut wajahnya berubah sendu. "tapi gue setuju sih sama kata-kata lo."
"IYA KAN?" jaemin mengangguk, "jadi lo sebagai sahabat yang baik harus dukung gue terus, jangan kayak si jeongwoo yang mematahkan harapan gue."
"terus lo mau gimana sekarang?"
"temenin gue ke ruangan osis!" junkyu bangun dari duduknya lalu menarik jaemin untuk ikut bersamanya keluar, mau tidak mau jaemin pasrah ditarik sahabatnya itu.
sumpah ini kalau bukan junkyu sahabatnya yang sedang menarik-narik tangannya untuk ke ruang osis, jaemin nggak akan mau. karna disini pasti dia ketemu sama—
"ngapain lo kesini? cari gue?" nah! ini satu alasan nya jaemin malas, ketemu dengan musuh bebuyutannya dari kecil, jeno.
"ngomong sama pantat!"
"mana sini pantat lo, gue mau ngobrol." jaemin otomatis memukul kepala jeno kencang, jeno memekik dan mengaduh kesakitan.
"kotor otak lo!"
"kotor belah mananya, kampret? lo nyuruh gua ngomong sama pantat lo, yaudah gue turutin. belah mana salahnya?" tanya jeno dengan ekspresi kesalnya.
jaemin melengos, lalu menatap junkyu yang sedang melongokan kepalanya kedalam ruang osis.
"heh!" jeno menyentil kening jaemin, jaemin melotot kesal pada jeno. "ngapain kesini?"
jaemin menunjuk junkyu. "nemenin dia."
"ngapain? ketemu jengwoo? dia lagi di kantin sama jay."
"bukan."
jeno menaikan sebelah alisnya, "terus?"
"mau ketemu haruto."
tidak lama haruto keluar dari ruang osis, dengan tangan dimasukan kedalam saku. junkyu yang melihat itu langsung menegakan badannya lalu tersenyum lebar, haruto yang melihat junkyu menghalangi jalannya hanya menaikan sebelah alisnya.
"kak! masih inget aku?"
haruto melirik nametag junkyu. "kim junkyu."
junkyu menepuk tangan heboh. "inget juga."
"baru tadi pagi lo nyamperin gue, gue nggak sepikun itu."
junkyu memanyunkan bibirnya. "sesuai janji kan kak gue kesini pas istirahat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
Teen FictionLoving can heal, loving can mend your soul. And it's the only thing that I know, know. I swear it will get easier. Remember that with every piece of you. Hm, and it's the only thing we take with us when we die.