Hari Jumat, hari yang paling di sukai oleh Kania
Karena hari Jumat dia bakalan pulang lebih cepat dari hari biasa
Kania lalu mengajak dua temannya untuk pergi alun-alun kota, sekedar berjalan-jalan dan membeli beberapa jajanan, lalu duduk dan melihat pemandangan
Sampai disana, yang paling di cari Kania adalah
"PUKIS!!"
Kania langsung berlari menuju pada pedagang pukis disana
"Bang, pukisnya 5 ribu ya. Misisnya banyakin, nanti susu coklatnya juga yang banyak" Kania memesan dengan banyak permintaan
"Permintaannya banyak amat, Dek. Kayak pinjaman online aja" penjual pukis itu sedikit mengeluh pada permintaan Kania yang bejibun
"Gak boleh ngeluh, Bang. Pelanggan adalah raja, jadi Abang gak boleh ngeluh ke pelanggan" Kania tersenyum jahil
"Terserah kamu lah"
"Nia! Aku sama Cinmy mau ke minimarket sebrang, mau nitip gak?" Taniya berjalan mendekat pada Kania
"Mau! Aku nitip yoghurt sama keripik kentang ya! Kalau uangnya kurang nanti ku tambahin lagi" Kania memberikan sejumlah uang kepada Taniya
Taniya dan Cinmy pun pergi menuju minimarket di sebrang jalan
Selagi menunggu pukisnya matang, Kania bercakap-cakap dengan Abang penjual pukis
Lumayan kan, Kania dapet teman ngobrol
Jadi gak kayak anak hilang dia
Lagi asiknya ngobrol sampai ketawa-ketawa bareng Abang penjual pukis, Kania dikejutkan dengan suara seseorang dari belakangnya
"Maskernya mana, Mas?"
Kania langsung menoleh ke belakang saat mendapati suara yang sedikit familiar di telinganya terdengar
"Ah.. anu.. itu--"
"MAS MAHEN! HALO!"
Kania menyapa dan melambaikan tangan pada petugas berseragam dan bermasker merah itu
Mahen menatap Kania bingung. "Kamu kenal saya?"
Kania langsung cemberut. "Mas Mahen lupa sama Kania ya?"
Mahen cuma menggidikkan bahunya
"Aku tuh yang hari itu hampir ketabrak sepeda motor waktu pulang sekolah. Kan Mas Mahen yang nolongin" Kania memberitahu
"Ah.. anak yang ceroboh waktu itu.." Mahen menganggukkan kepalanya mengerti
"Kok ceroboh?" Kania tidak terima saat dirinya di bilang ceroboh
"Ya kan memang kamu cerobo--"
"Ini Dek pukisnya, tadi udah bayar ya. Makasih, saya pergi dulu"
Abang penjual pukis itu memotong ucapan Mahen dan dengan cepat memberikan sebungkus pukis pada Kania
Setelah itu menyalakan sepeda motornya dan pergi menjauh
"Karena kamu ngajak saya ngomong nih, lolos razia kan Abang penjual tadi" Mahen menatap pada Kania
Kania makin cemberut sambil memeriksa pukisnya
"Ihh! Ini juga gara-gara Mas Mahen tiba-tiba datang, pukisnya Kania gak di kasih susu coklat!" Kania nunjukin pukisnya yang cuma ada misis
"Kok jadi nyalahin saya?" Mahen mengernyitkan dahinya
"Lah tadi juga Mas Mahen nyalahin saya tuh" Kania balas menantang
"Itu karena kamu ngajak saya ngobrol, Abang penjualnya langsung kabur"
"Ini juga karena Mas Mahen tiba-tiba datang, pukisnya Kania jadi gak di kasih susu coklat"
Mahen menghela nafasnya, susah juga ya ngomong sama anak SMK
Tin tin
Keduanya kompak menoleh pada mobil satpol PP yang berhenti di dekat mereka
Dari dalam sana, salah satu petugas memberi isyarat Mahen untuk naik
"Kamu naik sana" Mahen menunjuk Kania dan mobil satpol PP bergantian
"Ngapain?! Kania pakai masker nih! Kania juga bawa hand sanitizer di tas! Kok di suruh naik?!" Kania nanya gak nyantai
"Kamu nyebelin soalnya, jadi perlu di tindak lanjuti"
Mahen berucap yang mana membuat Kania menautkan kedua alisnya
"Mana ada razia kayak gitu!"
Mahen tertawa pelan kemudian pergi menaiki mobil satpol PP tersebut
Kania mematung
Ini pertama kalinya dia mendengar suara tawa dari petugas satpol PP bernama lengkap Mahen Hendrawijaya itu
"Sampai ketemu lagi.. Kania.."
Mahen melambaikan tangan pada Kania saat mobil itu berjalan menjauh
Kania makin mematung di buatnya
Tadi Mahen manggil namanya kan?
Tapi sedetik kemudian, Kania tersenyum lebar, dan mulai melambaikan tangan
"SAMPAI KETEMU LAGI JUGA.. MAS MAHEN"
---------------
Well..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Satpol PP✔
Teen FictionDi tengah pandemi Covid-19, pemerintah sudah mengizinkan sekolah tatap muka di mulai Dengan syarat anggota satpol PP bakal memeriksa sekolah itu secara berkala, apakah sudah sesuai dengan protokol kesehatan atau tidak Ini cuma cerita tentang seorang...