Sore hari ini Kania sedang berjalan mencari penjual pukis di alun-alun hari itu
Dia kesini sama dua temannya, tapi sayang dua temannya itu tidak mau di ajak untuk mencari penjual pukis
Malas katanya
Ingatkan Kania untuk tidak memperbolehkan mereka meminta pukis miliknya nanti
Sampai akhirnya Kania menemukan Abang penjual pukis yang di maksudnya sedang melayani seorang pelanggan
"WOY BANG!"
Kania berteriak lalu berlari dan berhenti di dekat Abang penjual pukis
"Eh, adek yang waktu itu" Abangnya balik menyapa Kania
"Bang, pukis yang kemarin belum Abang kasih susu coklat ya.." Kania masih saja mengingatnya
"Maaf, Dek.. panik sih habisnya" Abang penjual pukis itu cuma cengengesan
"Aku beli lagi 5 ribu, misisnya banyakin, susu coklatnya harus dua kali lipat pokoknya" Kania memesan
"Tunggu dulu ya, Dek. Ibuk ini dulu yang mesen" Abang penjual pukis itu nunjuk seorang Ibu yang menggendong anak yang mungkin berusia sekitar 2 tahun
"Siap, Bang!" Kania melakukan pose hormat
Setelah itu Kania memperhatikan sekeliling
"Eh, Abang udah pakai masker nih. Waktu itu kan gak pakai" Kania menunjuk penjual pukis itu
"Biar gak kena razia lagi nih, kan Abang kaget waktu tiba-tiba di samperin satpol PP hari itu"
"Udah kapok ya?"
Mereka langsung menoleh ke sumber suara
"Waah! Mas Mahen! Kita ketemu lagi!" Kania melambaikan tangan sambil tersenyum di balik maskernya
"Eh.. petugas satpol PP hari itu.. hehe.." Abang penjual pukis cengengesan waktu Mahen tiba-tiba datang
"Mas Mahen lagi jalan-jalan ya? Sendiri? Atau sama orang lain?" Kania bertanya
Pasalnya Mahen sekarang tidak memakai seragam kerjanya, hanya berpakaian seperti orang biasa pada umumnya
"Iya, saya jalan-jalan sama keluarga saya" Mahen menjawab Kania
"Oh ya? Keluarganya Mas mana?" Kania bertanya excited
Dipikirkannya sekarang, Mahen jalan sama orang tuanya dan saudaranya
Terus Mahen di suruh beli pukis sama orang tuanya
"Ini istri sama anak saya"
Jederrrr!
Bagai tersambar petir, hati Kania seketika hancur berkeping-keping
Senyumnya seketika luntur saat melihat Mahen merangkul bahu seorang Ibu yang menggendong anak itu
Untungnya.. Kania sekarang sedang memakai masker, jadi tidak ada yang tau kalau bibirnya yang sedari tadi mengukir senyum tiba-tiba luntur begitu saja
"A-ah.. istrinya Mas Mahen cantik.. anaknya Mas juga.." Kania menyipitkan matanya
Seolah-olah tengah tersenyum sambil menatap istri dan anak dari Mahen itu
"Terima kasih.. kamu juga cantik.. ramah lagi" istri Mahen memuji Kania balik
Kania cuma diam dengan mata yang masih menyipit
"Ini Buk pukisnya" Abang penjual itu mengulurkan sebungkus pukis pada istri Mahen
"Ini juga punyamu, Dek" Abang penjual pukis itu juga mengulurkan sebungkus pukis pada Kania
"Makasih, Bang. Bentar ya, saya ambil uangnya" Kania merogoh tas kecil miliknya guna mengambil uang
"Ini uangnya, sekalian sama Adek yang itu ya" Mahen memberikan sejumlah uang pada penjual pukis itu seraya menunjuk Kania menggunakan dagunya
"Eh? Gak usah, Mas.." Kania menolaknya
"Hitung-hitung permintaan maaf saya karena pukis kamu yang kemarin gak ada susu coklatnya" Mahen berujar
"Tapi--"
"Udah gak apa-apa"
Kania pada akhirnya mengangguk setuju. "Makasih ya, Mas Mahen"
Matanya menyipit lagi, berusaha terlihat seperti sedang tersenyum walaupun aslinya masih menahan kesedihan
Mahen cuma mengangguk sebagai jawaban
"Kalau gitu Kania pergi dulu ya, udah di tunggu teman.. bye.."
Kania melambaikan tangan singkat dan langsung berlari menjauh dari Mahen
Bahkan sebelum Mahen menjawab salam pamit dan lambaian tangannya
Setelah cukup jauh, Kania mulai berjalan seperti biasa dengan kepala tertunduk
Perlahan, air mata yang ditahannya tadi keluar dengan mudahnya
Hatinya sakit kala mengetahui bahwa Mahen telah memiliki istri dan juga anak
Saat hampir sampai di tempat kedua temannya berada, Kania menghapus air matanya
"Mari move-on dari Mahen, Kania. Mahen udah punya istri dan anak. Jangan berharap lagi sama Mahen. Okey? Mengerti?" Bicaranya pada dirinya sendiri
Kania kemudian mencoba tersenyum sebelum berlari menghampiri kedua temannya yang telah menunggunya
"TANIYA! CINMY! MAU PUKIS GAK?!"
-end-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Satpol PP✔
JugendliteraturDi tengah pandemi Covid-19, pemerintah sudah mengizinkan sekolah tatap muka di mulai Dengan syarat anggota satpol PP bakal memeriksa sekolah itu secara berkala, apakah sudah sesuai dengan protokol kesehatan atau tidak Ini cuma cerita tentang seorang...