masuk 2

5 3 0
                                    

Mendapatkan mu adalah mimpi bagi ku, maka dari itu aku akan tertidur untuk mendapatkanmu.

***

Raffa kini sudah berada di dalam kelas, seluruh pasang mata terus saja memperhatikan dirinya.

Seorang cowok duduk di depan raffa, dan cowok itu membalikan tubuhnya.

"Hai murid baru, gue Farel dan selamat udah jadi member baru di Sma semanggi ini." Farel tersenyum lembut ke arah raffa yang kini terlihat syok dengan farel.

"Dia emang gila raf jadi janggan tangapi oke." Haikal setengah berbisik kepada raffa dari bangku belakang, tapi masih bisa di dengar oleh Farel.

"Owh fine kalo gitu kal lo gak boleh minta jawaban lagi sama gue." Farel langsung mengubah posisi duduknya.

"Eh kok lo ngambek sih rel," Haikal setengah takut dengan ancaman Farel, kini Haikal berjalan menuju kursi Farel. "Farel sayang jangan ngambek gitu dong ke akang Haikal yang ganteng dunia akirat ini." Asal Haikal.

"Homo dasar.." Ngeri Farel.

"Tapi rel....."

Ucapan Haikal terpotong karena melihat seorang guru masuk ke dalam kelas. Dan Raffa hanya menggeleng sambil tersenyum takjup dengan apa yang di lakukan oleh kedua cowo itu barusan.

***

"Eh lo udah sarapan ra?" Tanya Naya.

"Udah, kenapa emangnya Nay?"

"Ya engak aja ra, tapi tadi gue mau nga......" ucapan Naya terpotong.

"Yuhuuuuuuuu hi girls!" Seru delvira dari pintu kelas.

"Eh nek lampir lo gapain pagi-pagi gini teriak di pintu kelas." Hujat Naya.

"Eh Naya mulutnya di jaga entar ayang Farel marahin lo." Delvira tertawa menutup mulutnya.

"Eh ia kenapa pagi-pagi gini lo udah sumerigah gitu?" Tanya zara.

"Iiiiii lo pada kepo ya?" Delvira balik bertanya dan tertawa renyah.

"Idih malah balik nanya lagi si jamila." Sewot Naya.

"Ihhhhh nama gue itu Delvira bukan jamila."

"Yaelah kalian ini ribut mulu kerjaan nya." Zara mengambil alih pembicaraan.

"Yaudah deh karna kalian para bestieku maksa jadi gue bakal kasih tau." Pungkas Delvira.

"Cepatin ah jangan banyak kecot lu maimuna!"

"Ia ia ini juga mau di kasih tau kok anak pak eko." Balas Delvira.

"Eh kok lo main bapak sih..."

"Udah udah kalian ini!" Zara terlihat agak kesal dengan kedua sahabatnya itu.

"Tadi itu ada cowok baru yang pindah dari New york guis..." Antusias Delvira. "Dan di tambah lagi dia ganteng, putih tapi pesek hidungnya. Ehhh tapi its okey karna hidungnya gak gangu ketamfananya." Delfira terlihat sedang membayangkan rupa raffa yang begitu tampan.

"Ah masa? Siapa namanya?" Tanya Naya ikut antusias.

"Eh giliran cowo ganteng aja lo kepo." Cibir Delvira.

"Ya emang kenapa?" Tanya Naya tanpa beban.

"Ya kan elo udah ada si pintar Farel, dan cowok yang satu ini gak cocok buat lo." Delvira sok melirik penampilan Naya dari atas sampe bawah.

"Ya terus buat siapa tu cowok?"

"Ya buat Zara stephanie ketua geng kita lah," Delvira melipat tanganya di dada. "Kasian jomblo mulu ni anak canti tapi pilah pilih sama cowok."

"Lo kok jadi gue sih?" Polos zara.

"Ya gue yakin ra pasti lo bakal suka ama ni cowok, gue yakin 95%." Lebih Delvira.

***

RaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang