awal

6 3 0
                                    

***

"Sunset lo mau berangkat ke sekolah?"

"Ia, kenapa? And lo gak sekolah?" Shimer balik tanya.

"Males ah! Besok aja. Masih cape juga gue." Santai raffa.

Kini raffa sendiri dan beberapa asisten rumah tangganya yang berada di rumah yang mewah ini.

Tap..
Tap..
Tap..

Terdengar langkah kaki di menuju kamar raffa.
Klek...

Seseorang membuka pintu. "Degan tuan 'Raffa Arnold'?" Tanya seorang lelaki. Umurnya sekitar 20 atau 23 tahun.

Raffa hanya benggong sendiri melihat orang yang bertanya.

Orang itu melambaikan tanggannya di depan wajah Raffa.

"Hellow?"

"Ehhh..... Kenapa?" Raffa tersentak kaget.

"Ini dengan tuan Raffa arnold?" Ulang lelaki itu.

"Ia dengan saya sendiri, kenapa?"raffa menetralkan raut wajah malunya.

Lelaki itu tersenyum manis.

" Saya di perintah oleh tuan ronald untuk menjadi asisten aden," Jelas lelaki itu.

"Owh.. Jadi gitu."

"Ia den."

"Oke, gini ya nama lo? Usia?" Tanya raffa berturut turut.

"Ia, nama saya Cristof Pamungkas, usia saya 20 tahun." Jelas cris.

"Owh masih muda, ya cris lo punya istri ato masih singgel?" Pertanyaan yang tidak penting itu di lontarkan oleh raffa.

"Saya masih belum ada istri ataupun pacar den!" Cristof mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bagus deh!" Tambah raffa sambil tersenyum.

"Bagus??" Beo cristof.

"Ia bagus, karna hari ini lo harus bantuin gue seharian." Jawab raffa.

"Owh ia den." Cristof nyengir kuda.

Raffa menyipit kan matanya.

"Owh jangan jangan, lo mikir gue yang aneh aneh ya?" Tuding raffa.

"Hehehehehehheheh, maaf tuan."

Cenggiran cristof membuat raffa tersenyum.

"Ya gue tau lo ganteng cris dan lo masih muda, tapi Allhamdulillah gue masih normal." Raffa banggkit dari dari tepian kasur. "Tapi ya kali lo gak ada pacar."

"Belum tuan." Sambar cristof.

Raffa berjalan mendekat mengikis jarak.

Raffa meraih dasi cristof, menariknya sedikit agar cristof menatap raffa lekat.

"Sekarang ganti jas lo sama baju yang lebih santai, dan janggan panggil gue tuan, panggil gue raffa aja oke!" Perintah raffa.

Masih menatap raffa, cristof tersenyum manis. "Ia raffa, apasih yang engak buat raffa." Goda cristof.

Raffa tersenyum. "Cris, kayak nya yani ya, bukan gue yang demen ama lo, tapi lo yang demen ama gue." Raffa menaikan satu alis kanan nya.

"Wkwkwkwkwk, bercanda tuan ehhhh raffa maksud saya."

***

Mobil yang berisi raffa dan cristof melaju membelah jalanan. Raffa tampak duduk di samping cristof, menatap ke luar jendela mobil. Cristof sesekali melirik raffa. Wajah raffa yang tampan, hidung pesek yang tidak dapat mencemari wajahnya, surai yang menutupi mata kiri raffa melambai tertiup anggin siang.

"Tuan ehhh.. Raffa mau kemana dulu ni?" Tanya cristof gagap.

Raffa masih tak menjawab pertanyaan dari cristof.

Tanggan cristof terulur menyentuk tanggan raffa.

Raffa tersentak kaget. "Ihhhhh kamu mah apaan?"

"Habisnya raffa bengong." Kekeh cristof.

"Nyebelin..." Bibir raffa maju beberapa senti.

*ini raffa kan ya. Ngak nyangka dia manja bangget, gue kira dia galak dan songgong* hati cristof.

"Saya tanya mau ke mana dulu raffa ganteng?" Gemas cristof.

"Ke mall!" Ketus raffa masih menatap jalanan.

*raffa, raffa, gemes gue liat lo kaya gini wkwkwkkw*batin cristof.

***

RaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang