Chapter 6. Remember

87 48 3
                                    

Kedatangan Sean membuat rumah ini menjadi lebih hidup, karena dengan datangnya Sean, Membuat anak-anak disini menjadi sering berkumpul karena penasaran dengan kehidupan Sean sebelum datang ke Panti asuhan ini. Apalagi Elly, ia senang dengan kedatangan Sean, karena ia merasa Sean seperti kucing peliharaan Elly yang hilang. Tentu saja Elly tidak memperlakukan Sean seperti binatang walaupun Sean berasal dari Ras Demi-human, Elly memperlakukan Sean seperti adiknya. Apalagi saat Sean sedang diganggu oleh Riley.

Seperti saat ini, Riley mengganggu Sean karena Sean terus melihatku dari meja seberang. Saat ini kami sedang berada dihalaman belakang, memakan camilan berupa Cookies yang dipanggang oleh ibu pengasuh untuk merayakan kedatangan Sean. Aku duduk dengan didampingi oleh Riley dan Luke disebelah kiri dan kanan ku, sedangkan didepan ku ada Sean, disebelah kirinya ada Artan dan disebelah kanan terdapat Artan yang sibuk membaca buku sembari memakan Cookies.

"Hey, aku tahu Sam cantik, tapi berhenti memandangi nya dia milik ku! " Riley menatap tajam Sean sembari mencoba menutupi wajahku dengan kedua telapak tangan mungilnya.

"Tapi Sam menyukai ku tuh" Dengan percaya dirinya Sean mengucapkan itu membuatku terbatuk-batuk karena kaget, Luke yang berada disampingku mengambilkan gelas yang berisi air putih. Dengan sigap aku mengambil nya dan meneguk nya.

Riley yang mendengarkan perkataan Sean merasa marah karena mengingat aku pernah menyentuh telinga Sean, yang artinya aku menyukai Sean. Padahal aku sama sekali tidak mengetahui hal itu, jika saja aku tahu apa artinya menyentuh telinga Beast-man aku tidak akan melakukan itu.

Riley kemudian memeluk ku erat dan menjulurkan lidah nyaa ke arah Sean mengejek Sean yang tidak bisa duduk disampingku, karena dikiri ku terdapat Riley yang sekarang sedang memeluku, kemudian disebelah kanan terdapat Luke yang menatap kami.

Sean kemudian bangkit dari duduk nya kemudian menjulangkan kedua tangan nya mencoba meraih diriku dengan susah payah, karena meja yang digunakan terlalu lebar dan tangan Sean yang pendek ia tidak bisa menggapaiku. Riley dan Elly menertawai Sean yang duduk dengan wajah kusut dan bibir yang merajuk.

"Dasar bodoh" Ucap Artan masih sibuk dengan buku dan Cookies ditangan nya.

Saat sedang asik berbincang dan menertawai kelakuan Sean, ibu pengasuh datang dengan si kecil Grace Berry yang berada didekapan Ibu pengasuh. Kemudian dibelakang nya ada sosok pria mungil yang bernama Ariel Benefiaste ia membawa nampan berisikan Cookies yang bermacam-macam warna. Akupun segera memutar badan ku dan bangkit dari duduk untuk membantu Ariel karena ia masih berumur 7 tahun aku takut tangan nya belum kuat untuk membawa senampan penuh Cookies.

"Sini kubantu" Tawarku pada Ariel. Anak itu tersenyum mengucapkan terimakasih kemudian berlari kecil untuk duduk disebelah Riley.

Aku menaruh Nampan berisi Cookies tersebut diatas meja dan kembali duduk ditengah Riley dan Luke karena saat aku ingin duduk disebelah ibu pengasuh Luke langsung mengibas-kibaskan tangan nya menyuruh aku duduk ditempat semula.

"Ada apa denganmu, Sam? Tumben sekali kau peka dengan adik kecil yang susah membawa nampan" Ejek Ibu pengasuh sembari tertawa kecil. Aku pun mempautkan bibirku sembari berkata "Aku kan hanya membantu" Ibu pengasuh kemudian tertawa dan mempersilahkan kami untuk kembali makan menikmati Cookies.

Setelah perut kami terisi dengan camilan disore hari, aku berniat untuk belajar hal-hal didunia ini dengan membaca buku, oleh karena itu aku sudah berjanji pada Artan agar meluangkan waktu nya sebentar untuk memilihkan aku buku yang penting.

Akupun melangkah mengikuti Artan bersama Elly, sedangkan anak lelaki lain sibuk membantu Ibu pengasuh membereskan tempat dan mencuci alat makan karena hari ini adalah bagian mereka. Untuk Artan ia akan segera menyusul Riley, Luke, Ariel, dan Sean karena ia ingin meminjamkan aku buku terlebih dahulu.

Not A Romance FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang