Kamu adalah anugrah terindah yang pernah mereka ciptakan, sedangkan aku hanyalah sebuah ilusi yang tak pernah diharapkan.
Kehadiranku mungkin hanya dianggap lelucon, tapi percayalah kehadiranku bukan untuk merusak melainkan untuk membantu apa yang tak bisa kamu lakukan.
Selama beberapa tahun ini, aku hanya menunggu kata 'maaf' dari mereka. Ah aku lupa, itu adalah kata yang mungkin sudah digaris hitamkan oleh mereka.
Detik demi detik kulakukan hanya untuk melihat, apakah ada sebuah penyesalan digaris mata mereka. Sayang sekali, mata mereka seakan kehilangan sinar saat melihatku.
Tidak, aku kesini bukan untuk merebut. Aku hanya datang untuk memilih siapakah yang pantas untukmu. Tapi bukan salahku jikalau mereka semua berhenti melirikmu.
Tenanglah, aku akan pergi saat semuanya sudah selesai. Dan kamu tak perlu khawatir akan keberadaanku. Dan disaat itu, semua orang akan kembali melirikmu seperti dahulu.
Bilang kepada mereka, mungkin saat ini kata 'maaf' adalah kata yang akan sangat kuhindari jika terucap di bibir manis mereka.
Terimakasi untuk segalanya,
Tertanda,
'dia'•••
"Miss, kau sudah mengurung diri terlalu lama. Mari keluar dan merasakan sejuknya angin disini" ucap Mia, salah satu asisten 'dia'
"Apa yang harus aku hirup? Kota ini hanya dipenuhi asap yang bisa membahayakan pernapasanku." balas 'dia' dari dalam kamarnya.
"Kau pergi saja, aku akan keluar sebentar lagi. Biarkan aku bersiap-siap dan menghirup angin sejuk seperti yang kau bilang." ucap 'dia' sekali lagi.
"Baik Miss." balas Mia
'Dia' yang saat ini masih berada di dalam kamarnya, masih termenung seakan tak ingin beranjak. Tidak, dia bukan memikirkan kapan saatnya dia mati, melainkan memikirkan kapan waktu yang tepat untuk kembali kesana, tempat yang sejujurnya sangat dia hindari.
Waktu demi waktu, 'dia' bahkan masih berdiam diri dan belum melakukan aktivitas yang tadi dia akan lakukan. "Miss, kenapa belum turun? Kau bilang ingin menghirup udara segar." teriak Mia dari luar kamar.
"Aku sedikit lelah, sepertinya acara menghirup udara segar ini akan ditunda."
"Pergilah, dan jangan berteriak lagi, kau membuat telingaku berdengung karena mendengar suara cemprengmu. Biarkan aku beristirahat. Nanti aku akan keluar, jika aku mau." teriak 'dia' kembali
Mia akhirnya menjauh dari kamar 'dia'. "Hidupmu terlalu berat ya? Sampai kau tak bisa menikmati udara segar seperti yang kami semua lakukan. Huft.. Aku bersumpah akan selalu berada disampingmu disaat dunia menjauhimu". Senyum 'dia' merekah saat mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Mia.
"Terimakasih untuk segalanya, Mia." batin 'dia'
***
HALO SEMUANYAA!!So this is the first time aku buat cerita, jadi kalau semisalnya ada salah dalam penulisan atau yang lain. Tolong dikasi saran yaa hehe!!
⚠️Cerita murni dari pikiranku sendiri⚠️
Jangan lupa tinggalin jejak yaa semuanya!!
Terimakasih
See u on the next chaptershecovr
![](https://img.wattpad.com/cover/307869529-288-k92536.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO'S YOU?
Teen Fiction"Suprise!!" "I'm back!! Did you guys miss me?" Kedatangan "dia" membuat semua orang, termasuk Christin, sangat amat terkejut. Bagaimana bisa dia yang selama ini menghilang, datang dengan membawa semua malapetaka bagi Christin ••• "Kamu siapa?" tanya...