Happy Reading🖤
Bella tidak bisa menyembunyikan pipinya yang mulai memerah sekarang. Alva barusan memujinya? Ini bukan mimpi kan?
Suasana kembali hening. Keduanya masih sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Bel."
"Hm?"
"Gue mau ngomong serius."
"Tentang apa?"
Satu tangan Alva memegang tangan Bella. Menatap serius gadis di sampingnya. Ia bukan tipe orang yang suka bertele-tele. Memilih untuk langsung ke inti pembicaraannya.
"Do you want to be my girlfriend?"
Terkejut? Tentu saja! Sekarang Alva sedang menembak Bella. Ini tidak salah?!
"Aku..."
"Yes or yes."
Huh, bagus! Pilihan macam apa ini. Kesurupan makhluk apa pula pemuda itu sampai bisa mengungkapkan dan memberikan pilihan tidak masuk akal seperti barusan.
Bella mendongak, ternyata Alva sedari tadi terus menatapnya. Cowok itu mengangkat satu alisnya sesaat. Mendesak Bella agar segera memberikan jawaban sekarang juga. Tak mau memberikan waktu untuk Bella berpikir lebih lama.
"Kamu bikin pilihan yang gak masuk akal," elaknya. Masih berusaha mengulur waktu untuk memikirkan, kira-kira jawaban apa yang harus ia berikan.
"No," sahut Alva santai. "Itu bukan pilihan. Tapi perintah."
Menutup matanya sesaat, Bella dibuat pusing dengan tingkah Alva hari ini. Cukup aneh tetapi juga lumayan menguntungkan bukan?
Terima aja deh. Gak nolak rejeki aku mah, batinnya kesenangan.
"Oke. Aku mau," jawabnya cepat.
Kali ini, Bella benar-benar bisa melihat dengan jelas bahwa sekarang Alva sedang tersenyum lebar kepadanya. Sungguh! Senang rasanya ketika Bella bisa menjadi penyebab terbitnya senyuman lelaki itu.
"Gadis pintar," kata Alva puas seraya membawa rambut Bella yang terurai itu ke belakang daun telinga.
"Tapi... Aku mau kita stay private dulu buat beberapa hari ke depan."
"Kenapa hm?" balas Alva tenang.
"Kayaknya lebih nyaman aja gitu kalau kita private dulu."
Pemuda itu memalingkan wajahnya ke arah lain. "Gue gak setuju."
"Kenapa?"
"Kalau mereka gak tau status lo sekarang, cowok lain bakal bebas dekatin lo kapan aja."
"Aku pastiin, aku bisa jaga hati kok Al."
"I know." Kini Alva kembali menatapnya serius. "Tapi gue gak bisa nahan rasa cemburu gue."
Bella menarik napas. Ini tidak salah dia mengakui bahwa dirinya bisa cemburu juga??
Ya. Alva tidak mungkin diam saja ketika perasaan cemburu itu datang menghampiri. Dia orang yang emosional. Daripada akan memakan korban nantinya lebih baik ia menuruti permintaan Alva, alias go publish.
Akhirnya Bella tersenyum dan mengangguk. Membuat Alva sangat puas. Ia mencium pipi Bella tanpa izin. Membuat sang empu dibuat terkejut olehnya. Bahkan sangat terkejut kali ini.
"Lo milik gue sekarang," bisiknya dengan suara berat.
Beruntung, Alva tidak mungkin bisa mendengar detak jantung Bella sekarang. Gadis itu sudah gugup bukan main. Ini gila! Apa iya setiap hari Bella akan dibuat seperti ini terus oleh Alvarka?!