Liu Jiefang, seorang Jenderal utama pasukan elite angkatan China Selatan. Seorang perempuan bengis, kejam, dingin dan tak berperasaan. Sejak kecil, Liu sudah di latih dengan kerasnya, kehidupan yang kejam mengharuskan dirinya menjadi seseorang yang kuat.
Liu Jiefang. Mendengar namanya saja sudah merinding bisa merasakan aura menyeramkan yang dia miliki. Tatapannya yang dingin dan tajam, dengan aura mengintimidasi serta aura keagungan seorang jenderal.
Liu Jiefang. Sosok yang di agung-angungkan oleh masyarakat China, mereka menyebutnya sang penyelamat, sang pedang tuhan, sang tangan kanan dewa kematian. Membasmi yang seharusnya di basmi, membumi hanguskan apa yang seharusnya di bumi hanguskan.
Tidak kenal akan kata takut, seorang perempuan yang tangguh, orang yang akan maju paling depan ketika terjadi peperangan. Seorang Jenderal yang berkarismatik dan Berwibawa, pandangannya yang terkesan dingin nan angkuh mampu membuat nyali menciut.
Suaranya terdengar cukup berat, tapi enak di dengar.
Liu Jiefang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, ayah dan ibunya sudah meninggal. Liu di asuh oleh seorang Tentara pasukan darat, karena hal itu pula dirinya bisa menjadi seorang jenderal pasukan elite China Selatan.
Liu Jiefang, seorang yang licik, pikirannya tidak bisa di tebak, seseorang yang bermultitalenta. Banyak yang mengaguminya, menjadikan dirinya sebagai idol, sosok yang patut di contoh, penyelamat negara.
Si serigala berbulu putih, cantik, namun menghanyutkan.
Orang yang keras kepala, berhati es dan keras layaknya sebongkah batu. Wajah cantiknya dapat menipu, membiarkan musuhnya hanyut dalam pesonanya dan menjeratnya dengan perangkapnya sendiri.
Orang lain berpikir jika kehidupan Liu Jiefang adalah yang paling sempurna, nyatanya itu salah, hati kecilnya benar-benar rapuh. Apakah Liu merindukan orang tuanya? Tentu, dirinya sangat merindukan orang tuanya itu.
***
Putri pertama Wen Jiefang, seorang putri yang terkenal lemah, penakut, tidak bisa beladiri dan bermain pedang. Namun, Putri Wen Jiefang sangatlah pandai dalam memanah.
Wen Jiefang, terkenal dengan wajahnya yang jelek, orang-orang menyebutnya sampah kekaisaran, beban negara, beban kaisar. Maka dari itu Kaisar Wen Zhao memilih mengasingkan putrinya yang satu itu.
Bodoh! Seharusnya Kaisar mengajari putrinya, bukan malah mengasingkan anaknya sendiri. Bukankah jika di asingkan sama saja Kaisar seperti membuang anaknya demi sebutir padi?
Apakah Putri Wen Jiefang marah? Jawabannya tidak! Hatinya terlalu lemah untuk Kaisar, dia tidak bisa marah pada ayahnya itu. Hatinya sangat lemah lembut, baik dan tulus.
Bahkan, jika para selir dan putri lainnya menindas putri Wen Jiefang, putri itu hanya diam menerima perlakuan tidak adil itu. Dia hanya bisa diam, melawan pun percuma, mereka adalah pembudidaya tingkat tinggi.
Jika Wen Jiefang melawan, sama saja dia mengantarkan kematiannya.
Putri Wen Jiefang, di rumorkan mempunyai wajah yang jelek, kurus hingga tulang pipinya nampak dengan jelas. Tidak bisa beladiri, membuat dirinya dengan mudah di tindas. Kaisar Wen Zhao seolah tuli, dia menutup mata dan telinganya, hatinya sudah tertutup dengan kebencian. Entah hal apa yang membuat dirinya membenci Putri Wen Jiefang.
Permaisuri? Ya, dia menyayangi putri Wen Jiefang, setidaknya itu menurut pikiran Wen Jiefang.
Bodoh. Ya, putri Wen Jiefang terkenal bodoh. Tidak bisa membedakan sesuatu hal, sering kali bertindak gegabah yang kemudian kesialan itu kembali pada dirinya.
Hanya ibu suri yang menyayangi Wen Jiefang secara tulus. Namun, ibu suri tidak akan sepenuhnya berada di istana dan menetap dengan Wen Jiefang. Wanita tua itu sangat sibuk, sehingga waktu berkunjung ke kediaman Bunga Teratai Hitam sangat sedikit. Tapi, wanita Tua itu selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi cucunya itu.
----------------
------------------------Tinggalkan bintangnya ya kawand🤗
Semoga pada suka sama ceritanya,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
General Transmigration; Liu Jiefang
FantasyTransmigrasi? Liu tidak pernah mempercayai hal itu, tapi kenapa dirinya harus terjebak dalam permainan dewa? Melibatkan dirinya dalam sebuah perasaan, berusaha menemukan jati dirinya di negeri orang [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] 18 April 2022