Sudah satu bulan Liu Jiefang menempati tubuh putri Wen Jiefang, tidak ada hal yang menarik baginya. Setiap harinya, Liu Jiefang hanya menghabiskan waktu di kamarnya. Makan, mandi, perawatan wajah, tidur, repeat!
Selama satu bulan pula Liu Jiefang tidak mengizinkan orang lain masuk, kecuali Dayang Bai. Liu Jiefang masih waras, dia tidak akan bisa makan jika tidak ada Dayang Bai, bukannya dia manja, tapi semasa hidup di zaman modern dia tidak pernah masak di tungku api.
Dia akan menggunakan kompor modern, yang sekali 'cetrek' langsung nyala apinya. Hidup di zaman ini benar-benar berbeda. Sebagai seorang putri kerajaan, Liu Jiefang harus menggunakan Attitude terbaiknya, seorang bangsawan tidak boleh berlari, berjalan terlalu cepat dan bertingkah nyeleneh.
Itu sangat memuakkan, Liu Jiefang yang biasanya berlari kesana-kemari merasa terbebani. Tapi ada untungnya juga, dia bisa beristirahat di zaman kuno ini, tapi jika tidak ada misi, bagaimana dia menuntaskan sisi jiwanya yang lain. Sisi jiwa yang haus akan darah.
Kembali pada saat ini, Liu Jiefang tak henti-hentinya memandangi wajahnya yang baru di kaca perunggu. Ngomong-ngomong soal kaca, Dayang Bai meminta prajurit untuk membelikan kaca yang baru.
Sekarang ini wajah Putri Wen Jiefang sudah kembali cantik, tubuhnya menjadi lebih tinggi, badannya sangat atletis dan cocok untuk ukuran remaja.
Kan, apa Liu bilang, bahwa Putri Wen Jiefang mempunyai kecantikan yang dapat menghancurkan Benua. "Anda sangat cantik Putri Wen Jiefang, hanya saja anda tidak pandai merawat diri." Gumam Liu Jiefang, menatap wajah cantiknya dengan pandangan yang datar.
"Dayang Bai!" Suara tegas dan dingin milik Liu Jiefang memasuki indera pendengaran Dayang Bai. Wanita pelayan itu memasuki kamar Junjungannya. "Ya tuan putri?"
"Tolong siapkan pemandian," titah Liu Jiefang, mandi di pagi hari seperti ini akan menambah kesan segarnya.
Suasana kerajaan yang asri, berpadu dengan bau tanah pegunungan, itu sangat menyegarkan.
Selama di kota, dirinya tidak pernah menghirup udara sesegar ini. Hidup di tengah-tengah gedung tinggi dengan polusi di sekelilingnya membuat Liu Jiefang kesulitan mencari udara segar. Kecuali dia mendaki bersama temannya yang lain.
Dayang Bai menurut, wanita pelayan itu menyiapkan air, sedangkan Liu Jiefang menyiapkan Hanfu laki-laki dan satu topeng perak. Jangan lupakan beberapa Tael perak dan emas untuk berjaga-jaga. Mungkin dia harus membeli beberapa pasang Hanfu, Hanfu yang di miliki Putri Wen Jiefang sudah tidak layak di pakai. Hanfu itu sudah lusuh dan jelek, masa pakaian Jenderal tidak berkualitas?
Dayang Bai kembali menghampiri Liu Jiefang, "Tuan Putri, air sudah siap."
Liu Jiefang mengangguk, dengan malas dia beranjak dan menuju kolam pemandian. Bukan dingin yang dia rasakan, tapi ini sangat segar!
"Pangeran Mahkota datang!!" Teriakan lantang Prajurit terdengar hingga kolam pemandian. Dalam hatinya Liu Jiefang berpikir, apakah oita suara prajurit itu tidak rusak? Atau putus, mungkin?
Berbeda dengan Liu Jiefang, Dayang Bai menyambut pangeran Mahkota dengan baik.
Wanita pelayan itu membiarkan Pangeran Mahkota menunggu di ruang utama kediaman bunga teratai hitam, di hadapannya sudah ada teh manis hangat.
"Dayang Bai, di mana Putri Wen Jiefang?" Suara berat Pangeran Mahkota mengalun indah membuat Dayang Bai merinding seketika.
"Tu--tuan Putri sedang di kolam pemandian,"
Pangeran mahkota hanya mengangguk, dia duduk dengan posisi ternyaman-nya. Pandangannya yang datar membawanya pada keagungan seorang pangeran. Dia akan mengajak Meimei-nya ini jalan-jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
General Transmigration; Liu Jiefang
ФэнтезиTransmigrasi? Liu tidak pernah mempercayai hal itu, tapi kenapa dirinya harus terjebak dalam permainan dewa? Melibatkan dirinya dalam sebuah perasaan, berusaha menemukan jati dirinya di negeri orang [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] 18 April 2022