TW// toxic family, insecurity, harsh words, self harm, suicidal thoughts, 2k+ words.
•••
Sedari kecil, Seishu sudah sangat khatam dengan kata mengalah. Semua yang ia punya agaknya hanya bertahan untuk sementara, karena pada akhirnya, hal yang seharusnya dimiliki Seishu akan jatuh pada tangan sang Kakak.
"Seishu, bonekanya buat Tetehmu aja, ya? Kamu 'kan cowok, masa main boneka?"
"Sei, itu buku kasih aja ke Tetehmu, Tetehmu lebih butuh,"
"Kamu ini gimana, Sei? Masa jagain Tetehmu aja gak bisa? Kenapa Teteh bisa sampai dijahatin gini sama temennya?!"
"Kamu ini cowok, Sei. Meskipun kamu bungsu, tapi kamu tetap harus lindungi Tetehmu,"
"Sei, maafin Bunda, ya? Bunda lupa mau ajak kamu, jadinya Bunda cuma ajak Teteh. Sei gapapa, kan?"
"Ayah besok ambil rapor Teteh, Bunda juga harus beli keperluan Teteh buat lanjut sekolah. Sei sama Kak Shin dulu, aja, ya?"
"Itu ayamnya punya Teteh, Sei. Ini kamu udah Bunda gorengin telur,"
Itu adalah beberapa kalimat yang bisa Seishu ingat. Tahu, kok, kalau dia hanya anak yang tidak diharapkan untuk lahir. Maka ia sedikit sadar diri untuk itu. Awalnya Seishu mengalah agar permasalahan sepele seperti itu tidak diperpanjang. Namun agaknya dengan Seishu yang mengalah, orangtuanya berpikir bahwa Seishu tidak apa-apa diperlakukan seperti itu. Oh ayolah, tidak ada satupun orang yang akan merasa baik-baik saja bila ia diperlakukan berbeda dibanding saudaranya yang lain.
Namun walaupun begitu, tak pernah sedikitpun ada rasa kebencian di hati Seishu untuk sang kakak perempuan yang dipanggilnya Teteh, Inui Akane. Dari kecil, Seishu bisa pahami mengapa semua orang perlakukan Akane bak seorang ratu. Tentu saja, Akane sangatlah cantik, siswi tercantik pada masanya. Ditambah dengan kecerdasannya, juga sifatnya yang rendah hati dan tak pernah sedikitpun tunjukkan sifat angkuh, wajar saja bila sosok Akane dicintai seluruh warga sekolah.
Seishu pun sangat senang karena kakaknya diperlakukan dengan sangat baik di manapun si sulung Inui itu berpijak. Namun tentu saja, perasaan iri dan cemburu tak akan bisa dihindari. Ia berjalan di pinggir Akane, tapi tak seorang pun sadari eksistensinya. Ia berdiri sebagai Inui Seishu pun, yang mereka pedulikan hanya marga keluarganya yang serupa dengan Akane, maka para siswa di sana hanya tanyakan soal Akane padanya.
Sampai tak terasa, akibat kecemburuan itu, Seishu berusaha keras untuk terlihat seperti Akane. Ia merubah cara bicaranya yang semula sangat kasar menjadi lebih lembut, Seishu yang sangat membenci yang namanya kesabaran pun mulai terlatih untuk bersabar, rambut pirangnya yang serupa dengan sang Kakak itu tak pernah ia potong, ia rawat dengan baik. Seishu pun mulai keras pada dirinya sendiri, belajar siang malam tanpa henti, demi mewujudkan sebuah prestasi yang ia harapkan bisa membuat Ayah dan Bundanya meliriknya walau hanya sedikit. Seishu mulai sering mengurung dirinya di kamar, belajar sampai kepalanya pening, melupakan makan dengan sengaja, ia terus mengejar prestasinya.
Semua usaha Seishu tentu saja tidak sia-sia. Di kelas dua sekolah menengah, Seishu berhasil raih peringkat satu paralel, si bungsu Inui itu bangga bukan main. Selama ia menjalani kehidupan pendidikannya, tak pernah sedikitpun terbesit dalam benaknya bahwa ia akan berdiri di atas podium, menerima piala dan piagam sebagai bentuk apresiasi untuk pencapaian yang telah ia dapatkan. Seishu sangat senang.
Namun walaupun seperti itu, Ayah dan Bundanya sama sekali tak tunjukkan rasa bangga pada Seishu. Orang tuanya hanya melirik sekilas pada piagam dan piala yang Seishu tenteng dan berkata, "Oh? Keren, nyontek ke siapa kamu?" Hati Seishu hancur bukan main, ia mengunci dirinya sendiri di kamar, tumpahkan segala emosinya di sana. Seishu mulai menjambakki rambutnya sendiri sambil meraung dan menangis, lalu ia benturkan kepalanya ke tembok berkali-kali sambil berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Revengers Love Tweets
FanficBerisi tweet dan fake chat anak-anak tokrev dengan kebucinannya masing-masing. 。 notes : • aktifkan data seluler/wi-fi kalian karena ini kebanyakan foto, ya. karena emang sosmed au. • male x male pair. kalau homophobic jangan maksa baca, kalau masi...