Roller Coaster

13.7K 622 39
                                    

Sebuah ruangan besar penuh aura lelaki yang kuat terbentang di hadapan Kathleen ketika tubuhnya yang ramping digendong memasuki kamar. Tubuh Kattie diturunkan ke atas ranjang besar berlapis satin mewah berwarna emas.

Kattie mabuk hingga lemas. Gaun nya telah dilucuti, dan pria dihadapan nya tengah membuka satu persatu kancing kemeja dengan tidak sabaran.

"Mr. Grant." Desah Kattie berupaya mengumpulkan akal sehatnya. Kedua tangan nya menyilang menutupi bagian depan tubuhnya yang hanya memakai bra.

Seakan tidak peduli dengan protesnya, kedua lengan pria itu berayun turun menarik tungkai Kattie ke tepi ranjang dan membukanya lebar. Suara pekikan Kattie malah membuat Grant semakin menggila. Tubuh Grant menindih tubuhnya.

Jari-jari pria itu mencengkram rahang Kattie sebelum melumat bibirnya dengan gairah tak tertahan. Bibir Grant hangat dan basah ketika mengulum bibirnya tanpa ampun. Ia merasa mulutnya memar namun kian mendamba. Tanpa sadar tangannya merambat naik mengagumi keindahan setiap lekuk otot Grant yang kencang. Grant tidak bersuara ketika melepaskan bibir mereka yang bertaut, tatapan matanya tajam berkabut dan nanar memandangi tangannya sendiri yang menyentuh tubuh Kattie dengan gerakan intim.

Nafas Kattie seakan tercekat di tenggorokan, Ia menahan nafas. Mulutnya membuka ketika sebuah erangan keluar tak tertahan. Jemari Grant menyusuri tungkainya dan membelai bukit kewanitaannya.

Keduanya saling menatap dalam diam. Grant amat menikmati apa yang diperbuatnya pada Kattie.

"Kau bermain api, Kathleen." Ucap suara itu dengan nada berat dan serak.

Kattie tidak pernah membayangkan akan mendengar suara seksi Mr.Grant diucapkan dengan tubuh mereka yang saling menindih diatas ranjang.

Kattie membasahi bibir bawahnya. "Mari terbakar bersama, Grant." Kemana akal sehat Kattie bersembunyi? Dimana Kathleen yang suci dan pemalu? Minuman keras yang ditenggaknya malam ini telah membuatnya lepas kendali.

Kedua tangan Grant menyentak pakaian dalam yang tersisa di tubuh Kattie hingga terlepas. Retsleting celana Grant diturunkan, Kattie menutup kedua matanya. Tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Rasa perih menyayat tubuhnya ketika sesuatu yang besar dan keras menghantam pintu gerbang kewanitaan nya. Kattie memekik kesakitan.

Menyadari pasangan mainnya masih perawan, Grant mundur dan memasuki perlahan. Tidak menyerah bahkan tidak ingin menghentikan apa yang mereka mulai, Grant memulai gerakan erotis.

"Grant...." Desah Kattie dengan putus asa.

"Rileks, Kathleen. " Suara Grant sama mendesak dengan gairahnya. Meskipun berusaha, Grant kesulitan memperlakukan wanita dengan lembut. Ia terpaksa menahan kedua tangan Kattie yang berusaha meloloskan diri dari bawah tubuhnya.

Kattie memekik nikmat ketika Grant memasukinya lagi dengan satu kali dorongan kuat. Nyeri yang awalnya terasa menyiksa berubah menjadi letusan kenikmatan yang mengguncang sekujur tubuhnya. Kattie melengkungkan tubuh ketika puncak gairah menerjangnya. Hantaman tubuh Grant membuat ranjang bergetar hebat. Tubuh Kattie menggelepar, mulutnya tidak henti mengerang dan gairah yang tidak sanggup ditanggungnya. Hingga Grant menarik tubuhnya dari Kattie tepat waktu, setetes air mata jatuh dari sudut mata Kattie. Begitukah rasanya kehilangan keperawanan? Sakit dan nikmat menyiksa nya sekaligus.

***********
Esok paginya Kattie terbangun sendirian di tempat tidur. Barulah disadarinya kamar tidur Grant beraroma tonka bean dan citrus yang memikat. Kattie memandang sekeliling, aura maskulin yang begitu kuat terpancar dari pemilihan warna gelap pada perabotan yang modern. Wangi tubuh Grant masih melekat di tubuhnya, Kattie tersipu malu membayangkan percintaan semalam. Suara pintu dibuka mengguncang Kattie keluar dari lamunan. Grant telah mengenakan setelan jas mahal yang biasa dikenakan sebagaimana posisi Grant sebagai seorang CEO di tempat Kattie bekerja.

ONE NIGHT STAND WITH MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang