BAD CONFESSION

5.4K 130 6
                                    

Sebuah pesawat jet pribadi membawa mereka berdua terbang ke San Diego, tempat prosesi pemakaman keluarga Eric diselenggarakan. Eric sepanjang hari sibuk menghubungi relasi bisnis nya membatalkan kunjungan kerja.

Eric rela membayar mahal menyewa sebuah jet pribadi beserta awak kru dan pilotnya demi bisa berduaan dengan Kathleen. Pria itu merasa bersalah telah bersikap buruk selama beberapa hari ini. Eric sulit mengungkapkan perasaan nya, dengan cara inilah ia menunjukkan kasih sayang nya. Ia ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama Kathleen.

Kathleen duduk bersandar di dada Eric sambil menemaninya bekerja. Eric tampak sibuk di depan tablet kerja, memeriksa bisnisnya. Jet pribadi ini terlalu lapang hanya untuk mereka berdua. Bahkan Eric tidak membawa asisten pribadinya.

"Hanya ada kita berdua." Ucap Kath lirih. Jari jari tangannya bergerak menggemaskan di tubuh Eric. Mulai dari perut hingga turun ke bawah.

"Kita baru saja selesai melakukannya, Kathleen." Eric menggeram pelan.

Kathleen memutar bola matanya. "Yeah.. 40 menit yang lalu kita berbuat hal tidak senonoh di sofa itu. Eric, aku menyukai dildo yang kau pakai tadi. Bisa perlihatkan padaku?"

"Kathlen !! Ambil minuman disana jika kau bosan." Eric geram karena ia harus mengecek surat menyurat peternakan di San Diego milik saudara nya sebelum jatuh ke tangan orang yang salah. Semua harta milik orang tua Gaby harus jatuh ke anak kandung yang sah.

Kathleen merasa bosan karena sejak pagi ditinggal Eric bekerja di kamar. Ia mengambil ponsel lalu membawanya pergi duduk pindah ke sofa sebelah. Sebuah pesan tanpa nama. Eric tidak memblokir pesan Max. Kathleen tahu pesan itu berasal dari Max.

Pesan sebelumnya telah hilang dihapus oleh sistem, Eric merestart ponsel nya. Seluruh data hilang. Ada satu pesan dari Max yang belum terbaca.

"Hai, Kath. Whats up? Aku kesulitan menghubungimu dua hari ini. Kau dan Eric menghilang dari kantor, apa kalian pergi bersama?"

Kathleen membalas pesan Max dengan hati hati. "Max, kabar baik. Kami sedang berduaan. Dia menghapus seluruh data ponsel ku. Tapi untunglah masih bisa melihatmu dari pesan ini. Btw kami sedang menuju keluar kota. Eric ada urusan mendadak. please dont make a phone call. Just text."

Tidak lama kemudian lampu notifikasi berkedip menandakan pesan masuk. "Aku tidak suka mendengar nya tentang berduaan. Kalian pergi kemana? Jawab aku."

Kathleen menutup mulut menahan tawa nya. Andai diberitahu pasti Max akan menyusul posisi mereka sekarang juga. Max sudah pasti memiliki pesawat jet pribadi yang siap terbang kapan pun dia membutuhkan. Beberapa pesan masuk datang lagi.

"Ayolah Kath. Seharusnya kau menerima ajakan berlibur dariku bukan Eric."

"Andai saja kau menerima tawaranku, akan ku buat Eric pergi ke bulan karena mati cemburu melihat kita berduaan di pantai. Mungkin bahkan di kamar hotel. Aku tidak sabar ingin bertemu denganmu."

Kathleen baru saja selesai membaca pesan Max saat ponsenya direbut dari tangan nya.

"Kau mengacaukan navigasi pesawat jika menggunakan ponsel saat di udara." Bentak Eric padanya.

"Maaf." Kathleen lupa dengan poin penting itu. Ia hampir membahayakan keselamatan mereka semua di pesawat.

"Kathleen...." Eric membaca pesan di ponselnya kemudian akhirnya memblokir pesan Max. Wajahnya merah oleh amarah dan kesal dengan kelakuan Kathleen yang masih menghubungi pria lain agar ia cemburu.

"Apa arti Max bagimu? Pilih Max maka kau kehilangan aku. Aku tidak akan pernah melihat ke arahmu selamanya." Eric mengamuk. "Aku akan meminta pilot mengantarkanmu kembali ke Seattle setelah mendarat di San Diego."

Kathleen menahan lengan Eric. "Im sorry..."

"Jangan buat aku cemburu." Ucap Eric lirih.

"Aku tidak bermaksud sungguh. Aku hanya inginkan Eric Grant, bukan orang lain." Kathleen tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Eric.

Eric kemudian merengkuhnya ke dalam dekapan. Tubuh Eric hangat, dadanya keras dan bidang, aroma kolonye maskulin namun tetap ada aroma musk dan vanila. Wewangian yang sangat dirindukan Kathleen.

**************
Kathleen akhirnya bertemu dengan Gaby, gadis kecil itu berambut emas dan amat cantik. Pasti menggemaskan jika mengenakan gaun dan sepatu kaca. Namun tidak pada situasi sekarang, anak itu sedang berduka. Kehilangan kedua orang tua sekaligus pasti amat berat. Walau terlihat bingung namun gadis kecil bergaun hitam itu tampak bermain dengan teman seumurnya.

Prosesi pemakaman berlangsung hidmat dan lancar. Eric mengenalkan Kathleen kepada seluruh keluarga  mereka dan teman dekat mendiang. Eric mengungkapkan keinginan nya untuk membawa Gaby. Melihat kedatangan mereka berdua, seluruh keluarga Eric percaya Kathleen bisa merawat Gaby dengan baik.

Kathleen menerima kehormatan dari seluruh keluarga Eric untuk menjaga Gaby. Bahkan jika mereka berpisah, keluarga Eric berharap Kathleen membawa Gaby bersamanya. Kathleen merasa sangat tersentuh dengan perlakuan yang baik dari anggota keluarga Eric. Ia berjanji akan merawat Gaby seperti adik kandungnya sendiri.

Gaby memanggil Kathleen "mom" membuat semua orang akhirnya tertawa. Usia Kathleen saat ini masih cukup muda untuk dipanggil "mommy".

*************
Gaby tertidur pulas di pangkuan Kathleen. Gaby membutuhkan kasih sayang yang cukup untuk seusianya. Ia merasa bersyukur memiliki dua orang yang akan menemaninya di dunia ini. Selama ini ia hanya seorang diri. Mereka dalam perjalanan udara kembali ke Seattle dengan jet pribadi.

"Kau tampak bahagia dengan Gaby." Ucap Eric di samping nya.

Kathleen tersenyum manis. "Belum pernah aku merasakan kebahagiaan seperti saat ini."

Eric menciumnya, dengan lembut. Kathleen merekahkan bibir menyambut bibir Eric. Jemari tangan Eric menggerayangi dada Kathleen. Seakan cemburu dengan kehadiran si kecil Gaby dan tengah mengklaim wilayah teritori bagian tubuh Kathleen. Tangan Eric meremas bagian depan tubuhnya, Kathleen menggeliat hingga membuat Gaby gelisah dalam tidur. Eric mengerang pelan memprotes kehadiran Gaby di antara mereka.

"Ssssttt....Eric. Kita hampir membangunkan Gaby."

"Kurasa gagasan membawa Gaby agak kurang masuk akal, Kath. " ucap Eric setengah mabuk. Pria itu baru saja meminum anggur sebelum menghampiri Kathleen. Dengan penuh tekad Eric memindahkan Gaby yang masih tertidur ke atas sofa panjang. Kathleen cekikikan melihat kelakuan Eric.
Eric kembali kepada Kathleen dengan senyum nakal dan menyelesaikan apa yang tertunda tadi.

*****************

ONE NIGHT STAND WITH MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang