Chapter 3

4.9K 680 15
                                    

Zhan tersenyum setelah menutup loker. Ia berbalik masih dengan senyuman di wajahnya. Merasa senang karena berhasil menjalankan misi seperti biasa. Namun tubuhnya langsung menegang. Senyum manis di wajah manis langsung sirna. Tidak jauh darinya Yibo berjalan ke arahnya.

Zhan menunduk sambil terus berjalan. Ia menggigit bibir bawahnya gugup. Tangan yang berada di saku hoodie-nya ia remat kuat.

"Ya Tuhan bagaimana ini? Bagaimana kalau dia melihatku? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku menjelaskannya?" batin Zhan panik.

Ia baru bisa bernafas lega saat Yibo sama sekali tidak menegurnya. Bahkan ia yakin Yibo tidak melihat ke arahnya. Berjalan dengan tatapan dinginnya seperti biasa.

"Haah ... ternyata dia tidak melihatku. Andai dia tahu lokerku tidak berada di sini, dia pasti curiga. Aku beruntung dia tidak peduli dengan orang lain."

Yibo yang berdiri tepat di depan lokernya membelalakkan matanya. Pandangannya ia alihkan pada punggung Zhan yang semakin lama semakin menghilang.

"Dia baru saja mengatakan tidak pernah peduli?" tanya Yibo pada dirinya sendiri. Namun ia tidak bisa menampik fakta itu. Karena ia selalu membatasi interaksi dirinya dari seluruh siswa.

Meski siswa ber-hoodie itu sudah tidak tampak, Yibo masih belum mengalihkan pandangan. Diam terpekur tanpa melakukan apapun. Namun setelahnya ia tersenyum. Senyum yang sangat jarang ia tunjukkan pada orang lain.




◆◇◆Peony Bunny◆◇◆



Di kelas yang sepi, Zhan duduk dengan buku di tangannya. Meski teman-temannya sedang menghabiskan waktu di kantin, Zhan lebih tertarik duduk sendiri dengan buku-bukunya.

Kegiatannya terganggu saat seseorang berdiri di sebelahnya. Mata bulatnya sedikit terbelalak. Wajahnya berubah gugup saat tahu Yibo yang berada di dekatnya.

"Kau sendiri kan? Jadi bantu aku menghabiskan ini," ucap Yibo tanpa basa-basi. Untuk pertama kalinya selama lebih dua tahun berada di sekolah yang sama, Yibo berbicara padanya.

Zhan langsung membuang wajahnya. Ia sangat mengenal kotak bekal di tangan Yibo.

"Aku tidak mau," tolak Zhan langsung. Berusaha sekuat tenaga menahan kegugupannya. Ia tidak ingin Yibo curiga dengan sikapnya.

"Kau harus mau Xiao Zhan. Kalau tidak─"

"Kalau tidak kenapa?" potong Xhan dengan memberanikan menatap mata Yibo.

Teman sekelas yang berwajah tampan itu justru tersenyum. Untuk beberapa detik Zhan terpana dengan senyuman itu. Untuk pertama kalinya Zhan melihat senyuman di wajah tampan Yibo. Namun di detik berikutnya ia sadar. Senyum yang Yibo tunjukkan mengandung pertanda buruk.

"Aku akan mengadukan pada guru kalau beberapa hari yang lalu kau membawa─"

"Kau mau makan di mana?" siswa bertubuh kurus itu langsung berdiri dari duduknya. Menutup buku yang beberapa menit lalu menjadi temannya. Hanya bisa pasrah saat Yibo menunjukkan senyum kemenangan. Rahasia beberapa hari lalu jangan sampai ke telinga dewan guru.



◆◇◆Peony Bunny◆◇◆



Zhan duduk di samping Yibo dengan gusar. Berulang kali ia melihat ke kiri dan ke kanan. Yibo yang tengah berakting layaknya aktor, memilih diam melahap bekal di pangkuannya. Mengabaikan Zhan yang terus gelisah dan berbagai suara hati yang berulang kali membuat ke dua sudut bibirnya tertarik ke atas.

Perasaan tidak nyaman itu tidak bisa Zhan tutupi. Mereka baru pertama kali berbicara, tapi sudah berada di tempat yang sama. Duduk berdua di bawah pohon yang teduh.

I Hear Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang