01

12 1 0
                                    

Selamat membaca

~~~

Seorang murid perempuan berjalan riang menuju kelas XI-MIPA 2. Suasana hatinya pagi ini sangat baik, semalam paket yang ia tunggu-tunggu sudah datang. Novel yang banyak digemari oleh kaum pembaca novel telah ia beli, ah rasanya ingin sekali ia memberitahu semua orang bahwa ia sudah membeli novel itu.

"Permisi." Ucapnya saat melewati segerombolan orang yang sedang berdiri di depan kelas.

Biasanya ia selalu menggerutu melihat orang-orang berdiri di depan kelas. "Pagi-pagi udah nongki aja depan kelas, ngehalangin jalan, caper sana sini, eww."

Berbeda dengan sekarang yang terus menyapa orang-orang dengan senyum manisnya. Pagi ini ia sangat senang, tolong jangan membuat suasana hatinya nya memburuk.

"Yara!" Langkah Yara otomatis terhenti ia melihat kearah orang yang berada tepat disamping kirinya.

"Eh, Rai. Ada apa nih? Biasanya Lo diem aja dikelas, tumben keluar." Yara bertanya sembari melakukan high five yang sering ia lakukan dengan teman-teman dekatnya, tidak lupa senyum yang semakin melebar.

"Gapapa, lagi pengen aja. By the way tumben Lo senyum lebar banget biasanya tuh muka udah kaya baju kusut kaga di setrika." Ucapnya dengan tawa yang menghiasi wajahnya.

Yara tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelinci nya. "Lagi seneng aja." Jawabnya sambil menggaruk kepalanya, malu.

"Gue mau duluan ke kelas ya?" Tanya Yara.

"Eh, bentar Yar. Ini Gue mau minta nomor si Gama. Boleh ga?" Tanyanya dengan telinga yang memerah.

"Gama?" Senyum yang terpancar di wajahnya tiba-tiba meredup seperti bunga yang layu. "Nanti gue ijin dulu keorangnya ya? Gaenak kalo main ngasih gitu aja."

"Oke, Ditunggu ya." Ucapnya sambil tersenyum lalu berjalan menuju kelasnya.

"Tumben? Rayana malu? Dia suka Gama?" Monolognya sambil terus melihat kearah Rayana sampai ia menghilang dari pandangan nya.

***

"Eh, Gam!" Panggil Yara saat melihat Gama hendak pergi menuju kantin.

"Paan?" Jawab Gama sambil melihat Yara. "Cepetan, Gue mau kekantin. Si Adit udah nunggu."

"Bentar-bentar, itu temen Gue minta nomor Lo, boleh ga?" Jawab engga please. Ucapnya dalam hati.

"Kasih aja." Jawab Gama lalu ia pergi begitu saja. Yara hanya melongo melihat Gama pergi begitu saja.

"What!? 'Kasih aja?' gila. Gama sasimo, fiks!" Ucapnya kesal. sepertinya Dunia tidak berpihak kepadanya hari ini.

Gama yang terbilang banyak digemari kaum perempuan di sekolah nya, mempunyai mantan yang cantik, terlalu friendly, membuat ia beranggapan bahwa Gama sasimo. Ya dia sasimo titik.

Yara sekarang sedang bergosip di kantin bersama ketiga temannya. "Sumpah tu kakel sinisin gue mulu. Pake baju ngetat banget anjir, ngakak." Ucap Sherin sang ketus.¹

"Masa? Gue tadi liat emang ngetat banget sih bajunya." Timpal Lana dengan tawa yang keras membuat beberapa pasang mata melihat kearahnya.

Yara memukul pelan punggung Lana, "ngomongnya pelan-pelan woi. Gimana kalo kedenger orang anjir." Ucapnya sedikit berbisik.

Mereka berempat terus mengobrol sembari menunggu bell masuk tiba.

"Eh nanti pulsek kumpul ga? Kabur ayok! Males gue." Yara menggeleng melihat kelakuan Lana. "Gatau, ga ah Lo aja kabur sana." Ucap Yara, ia berjalan terlebih dahulu meninggalkan Lana sendiri.

GA JAMET GA KECE

ppp|
@Misya Rayana suka Gama!?|

Syraa
|Hah? Demi apa?

Misya
|Kayanya, soalnya tadi ngomongin Gama
|Kenapa emang

Dia tadi pagi minta no Gama ke gue|
😞😞😞|

Syraa
|Anjir serius??

Yara menghela nafas kasar, ia menatap room chat nya dengan perasaan campur aduk. Temannya menyukai seseorang orang yang ia sukai juga. Ini gila.

"Gue harus gimanaaa?!" Ia bingung sekarang, "udahlah gausah dipikirin."

TBC

¹ ketus : ketua kelas

Thanks for reading💓.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang