[Chapt. 21 ~ For You]

49 7 11
                                    

"Myung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Myung... oppaaaa...aaa" lirih Jiyeon sambil menangis

Myungsoo sungguh tidak tega, ia segera melepas rantai di kaki dan tangan Jiyeon. Seketika yeoja itu ambruk di pelukannya. Myungsoo memeluk Jiyeon erat, memberikan rasa aman dan berharap dapat mengobati sedikit.. Sangat sedikit dari lautan luka hati Jiyeon. Gadis itu berteriak menangis sekeras-kerasnya, menyampaikan betapa sakit dan takutnya dia

Hyunsoo yang telah menghabisi bodyguard, berhenti sejenak melihat Jiyeon yang tak berdaya di pelukan Myungsoo. Jiyeon mianhee... Batinnya kemudian segera menghabisi bodyguard yang lain. Kenapa mudah dikalahkan? Karena yang ada di lab ini hanyalah bawahan para mafia. Anggota mafia ditugaskan karena adanya konflik dengan organisasi ilegal lain. Dan tentu, itu karena campur tangan haejin yang ingin memecah anggota mafia. Jika yang di lab itu adalah atasan mafia, tentu mereka takkan bisa menang bertarung.

Selagi semua sedang tumbang, segera mereka pergi dari sana. Myungsoo memasangkan jaketnya pada Jiyeon kemudian menggendong yeoja itu untuk keluar dari gedung. Sisanya akan diserahkan pada polisi dan sudah dihubungi Haejin karena ia telah mendapat bukti penyiksaan pada Jiyeon. Gimana reaksi Haejin? Tentu hatinya makin nyeri dan khawatir melihat keadaan adiknya, ingin sekali rasanya ia pulang ke Korea sekarang dan detik selanjutnya ia meminta sekretarisnya untuk memesan tiket pesawat.

Di dalam lab, Lim masih bisa sedikit bergerak. Ia merangkak ke dinding dan menekan suatu bel. Semua rencananya telah gagal, ia tersenyum pahit dan mengucapkan selamat tinggal pada dirinya sendiri. Setidaknya ia sangat puas, mungkin itulah yang ada di pikirannya

Saat berlari di lorong, tiba-tiba terdengar alarm dan lampu berkedip merah

"Cepat!" teriak Minho

Dan sebelum mereka berhasil keluar, tembok mulai runtuh. Atap sudah retak dan terdengar reruntuhan dan bom. Gedung ini akan dirobohkan. Lari mereka semakin cepat, sedikit lagi mereka akan keluar. Namun naas, atap dan beban lantai-lantai di atasnya sudah siap menjatuhi mereka. Hyunsoo yang berlari paling belakang mendorong Myungsoo dan Jiyeon sekuat-kuatnya hingga menabrak Taemin dan Minho, mereka terlempar jauh dan saat itulah, terdengar bom yang menggelegar disusul dengan gedung yang luluh lantak.

Jiyeon yang tergeletak di tanah mencoba untuk bangkit bertopang pada tangannya yang begitu perih. Matanya terbuka lebar, sangat tercengang hingga mulutnya tak bisa mengeluarkan suara sekalipun. Hyunsoo tertinggal, tertimpa reruntuhan beton. Air mata Jiyeon masih bisa mengalir

"aa... a.... " ia mencoba mengeluarkan suara, tangannya terjulur seolah ingin menggapai Hyunsoo

"AAAAAAAAAAA!" teriak Jiyeon sangat keras, kemudian menangis pilu sambil mencoba berdiri

Myungsoo memeluknya dari belakang, matanya terpejam ikut menangis, "Jiyeon sudah cukup, jangan menambah lukamu" bisiknya pada Jiyeon yang masih meronta ingin menuju tempat Hyunsoo, "Jiyeon dia namja yang kuat, kau lihat tadi kan? Dia sangat keren. Dia pasti bisa keluar, ia pasti kembali" lanjut Myungsoo semakin memeluk erat Jiyeon.

Flare Up of SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang