"Pertemuan terjadi bukan sekedar untuk saling mengerti tapi untuk saling melengkapi"
~anchakataMalam hari di kediaman keluarga veno,terlihat veno kini tengah bersandar di kursi meja belajarnya.ia baru saja selesai mengerjakan tugas dan kini tengah bermain gitar.sedari tadi ia terus memikirkan kejadian tadi sore lebih tepatnya saat ia bertemu dengan gadis yg bernama lia itu.
Entahlah,sadar atau tidak namun di wajah veno terukir senyum yang sangat tipis.ia terus membayangkan gadis yg bertingkah seperti anak kecil itu, gadis yg sangat langkah pikirnya.gadis zaman sekarang mana ada yang mau menghabiskan waktunya bersama dengan anak anak kecil.
Dalam benaknya veno bertanya tanya berapa umur gadis itu.terlalu larut dalam pikirannya ia tak menyadari ibunya yang kini telah berada di dekatnya
"Sedang memikirkan apa? Sepertinya anak ibu baru saja jatuh cinta"ucap tanya ibunya dengan nada sedikit menggoda.
Veno sedikit tersentak.kemudian ia menjawab perkataan ibunya
"Ahh...itu tidak ada.hanya beberapa lirik lagu"ucapnya
"Hmmmm....begitu"guman ibunya menganguk nganguk
"Ohh iya...ada apa bu ?" Tanya veno menghadap ke arah ibunya."Hemmm itu minggu depan ayah mu ulang tahun,..."ucap ibu veno menggantung
"Jadi...?apa ibu ingin aku datang dan menghadiri pesta mereka lagi?" Tanya veno dengan nada sedikit kesal.ia benar benar tau maksud ibunya itu.
"Itu..hah...sayang kau tak harus membenci mereka bukan? Lagi pula dia ayahmu" Ucap ibu veno berusaha memberi penjelasan pada anaknya itu."..." Tak ada respon dari veno.ibunya menghela napas.
"Hah...ku harap kau mempertimbangkannya syg.ibu keluar dulu" ucap ibu veno pamit keluar dari kamar anaknya itu.
.
.
.
Veno termenung memikirkan ucapan ibunya.kini pikiran dan hatinya berkecamuk antara marah,sedih kesal dan iri.marah karna ayahnya meninggalkannya dan memilih mereka.sedih dan kesal karna ibunya yg terus saja memberitahunya untuk tdk membenci sang ayah.meski ia tau bahwa kadang ibunya menangis sendiri.juga rasa iri saat ia melihat ayahnya tertawa bahagia bersama keluarga barunya.Veno tertawa.menertawai nasibnya itu.
.
.
.
Pagi harinya di SMA satu bangsa,aktivitas berjalan seperti biasa dimana proses belajar mengajar terjadi.terlihat seorang siswi yang dipandu oleh seorang guru.sepertinya dia murid baru disini..."Nah nak ini kelasnya" ucap guru itu.
Gadis itu tak menjawab ia hanya menatap ke dalam ia dapat melihat guru yang sedang mengajar."Permisi..." ucap guru tadi melangkah masuk namun tak di ikuti si gadis
Sontak semua mata tertuju ke depan.
Guru itu tampak bebicara namun tak terdengar oleh yg lain.beberapa menit kemudian."Baiklah anak anak mohon perhatiannya sebentar"ucap sang guru yang tadi mengajar
"Hari ini kalian kedatangan murid baru,nah nak silahkan masuk" lanjut sang guru mempersilahkan si gadis tadi untuk masuk.mereka semua tertuju pada sosok gadis yang melangkah masuk ke dalam kelas.
Hening beberapa saat.setelahnya terdengar suara sambutan dari beberapa siswa dan siswi di kelas itu.sang guru memberikan isyarat untuk memperkenalkan diri.
.
.
.
"Hy, nama ku lia.kuharap kita bisa berteman dengan baik kedepannya" ucap gadis itu tersenyum lembut."Baiklah nak,kau bisa duduk di bangku kosong sana" ucap sang guru sambil menunjuk ke arah bangku paling belakang di dekatnya tepatnya bangku paling ujung di samping jendela ada bangku yang telah di tempati oleh seorang siswa/pemuda.
Lia berjalan ke arah bangkunya,dan duduk di sana.sepanjang proses pembelajaran sesekali lia akan melirik sosok pemuda tadi.siswa itu nampak masih setia menatap ke arah luar jendela padahal di tangganya ada buku yg ia pengang dengan posisi berdiri.
Pembelajaran pertama selesai...sang guru memanggil lia ke depan untuk membicarakan sesuatu setelahnya guru itu keluar kelas. lia juga kembali ke bangkunya.beberapa murid keluar kelas ada juga yang tinggal di kelas untuk bekenalan dengan lia.
"Lia,ke kantin barang yukk" tanya seorang gadis berrambut pendek sepundak.sebut saja namanya lily.
"Ahh itu,maaf kan aku kalian duluan saja aku masih harus mengurus materi ku yg tertinggal di sekolah ini"jawab lia.
"Ohh...iya ya baiklah kami duluan.kalau kau butuh sesuatu tanyakan saja ok ! "
"Iya,terimakasih"ucap lia menatap lily dan beberapa temannya yg lain keluar kelas.
Lia kemudian berahli menatap pemuda di sampingnya yg kini melipat tangannya dan menjadikannya sebagai bantalan untuk tidur.
"Ehmmm heyy apa kau mendengarkan ku?" sapa tanya lia
"...." tak ada respon.lia menunggu beberapa menit.lama lama ia kesal sendiri.ia tau orang di depannya ini tak tidur dan mendengarkannya.karan kesal ia lansung menggapai tangan siswa itu dan menariknya ke luar kelas.sontak saja si pemuda ingin protes namun ia terdiam saat melihat kalau gadis yang menariknya adalah gadis yang ia temui kemarin.benar pemuda itu adalah veno.Lia terus menarik veno, sepanjang perjalanan beberapa orang menatap mereka.namun lia tak perduli ia terus berjalan dengan tangan yg masih setia memengang tangan veno.sesampainya di rooftop lia melepaskan tangannya.veno terdiam menatap gadis di depannya yang kini terlihat menunduk.
"Ada apa ?" Tanya veno dingin
"Ahh itu guru memintaku belajar dengan mu ahh maksudnya kau harus membantuku mengejar materi disini."ucap lia
"Lalu apa perlu menarikku seperti itu?" Tanya veno ia benar benar kesal dengan gadis di depannya itu.
"Itu...huh itu juga karna salah mu pura pura tuli dan tidur" jawab lia yang tak kalah kesalnya.veno terdiam lagi lagi ia tak mampu berkata kata.hening sesaat di antara mereka.
"Maaf...lupakan dulu soal itu duduklah"ucap lia duduk lebih dulu.
Tak ada respon dari veno gadis itu menatap veno kesal.
"Hey ayoo duduk" seru lia sekali lagi.
"Hmm"veno pasrah ia duduk di samping lia namun agak jauh.
Lia menghela napas ia kemudian mendekat memposisikan duduknya di depan veno.
Tangannya meraih tangan veno yang tampak terluka.veno terdiam ia tak menyangka gadis di depannya ini dapat melihat luka di tangannya.ia terus memperhatikan lia membersihkan darah yang telah kering di tangannya.kemudian mengobati luka itu.dia membalutnya dengan kain kasa.yang buat veno heran sejak kapan di samping itu ada kotak p3k.
Gadis itu kemudian berahli menatap wajah veno .kemudian mendekat ia mengobati luka lebam di bibir dan pelipis veno.Veno tertegung ia bisa melihat jelas wajah gadis ini.ia nampak serius mengobati luka lukanya itu.ia bingung bagaimana gadis itu tau kalau ia terluka sementara orang orang di kelasnya tak tau.wajar karna veno berjalan menunduk waktu itu dengan tangan yang di masukkan ke jaketnya.tapi lia ?
"Baiklahh.ini sudah selesai."ucap lia tersenyum
"Dari mana kau mendapatkan luka luka itu ?" Tanya lia
"Kau harusnya lebih berhati hati"
"Biar ku tebak,wajah mu terdapat lebam karna kau berkelahi dengan seseorang kemudian luka di tanganmu pasti karna tergores benda akibat kecerobohanmu.aku benarkan" ucap lia panjang lebar.
Veno masih terdiam pikirannya penuh tanya akan gadis ini."Bagaimana kau tau aku terluka?" Akhirnya veno membuka suara
"Itu saat di kelas tadi waktu kau memengang buku aku melihatnya di tambah lagi saat aku menarikmu kau terdengar sedikit mendesis mungkin karna luka mu itu.untunglah hanya luka kecil"jawab lia ia tengah merapikan kotak p3k berukuran kecil miliknya.
"Te-"baru saja veno ingin mengucapkan terimakasih bell masuk lebih dulu memotong perkatannya
"Ahh sudah masuk...ayo balik ke kelas" gadis itu berdiri dan melangkah pergi.veno mengikut dari belakang ia menatap pungung gadis di depannya.'Kenapa aku merasa hangat dan tak asing dengan nya'