Langit malam begitu sunyi, warna pekatnya mampu membuat siapa saja terhipnotis akan hal-hal tidak manusiawi.
Seperti saat ini, Park Chanyeol pemuda tampan yang sedang duduk termangu di bangku taman rumah sakit. Hatinya begitu kalut saat mendengar kabar bahwa adik bungsunya dilarikan ke rumah sakit.
Ia tidak tahu hal apa yang terjadi saat adiknya itu di bawa ke rumah sakit.
Yang ia tahu hanya, Sehun pingsan saat bel masuk akan berbunyi, lalu momy nya memberikan kabar. Sudah hanya itu.
Sehun bagi Chanyeol adalah segalanya. Bahkan harta yang ia miliki saat ini pun tidak ada apa-apa nya di bandingkan kebahagiaan sang adik.
Ia tidak peduli jika orang-orang mengatakan kalau ia berlebihan, tapi memang kenyataannya seperti itu.
Dia tahu, bukan hanya Sehun adiknya masih ada Jong-in. Tetapi ia tidak bisa mengesampingkan Sehun begitu saja.
"Sehuna, Hyung harap kau segera pulih dan kita bisa bermain bersama lagi."
Chanyeol berdoa kepada Tuhan, agar adiknya lekas sembuh dan bisa tertawa kembali.
-------
Sementara itu di kamar rawat Sehun, terlihat Jong-in sejak tadi menatap adiknya itu dengan tatapan khawatir yang begitu kentara.
"Sehuna, ayo bangun .. kau jangan tidur terus menerus."
"Ayo bermain dengan Hyung, kau bilang ingin bermain basket bukan? Jadi ayo bangun.,"
Yoora dan Kris menatap sendu kedua putranya tersebut.
Sehun yang terbaring lemah, serta Jong-in yang begitu khawatir. Mereka berdua tidak bisa berbuat banyak saat ini.
"Pah, Chanyeol Kemana? Kenapa belum juga kembali?"
Kris yang sejak tadi memperhatikan Jong-in dan Sehun lantas menoleh ke arah istrinya.
"Biarkan dia sendiri dulu sayang, kau tahu bukan? Anak itu yang paling khawatir jika Sehun sudah begini."
Tidak ada sahutan lagu dari Yoora, ia hanya bisa terdiam sambil kembali menatap dua putranya di depan sana.
