Chapter II

28 3 4
                                    

Di hari berikutnya, semuanya sudah mulai normal. Guru guru sudah mulai mengajar, kantin sudah buka semuanya dan tentunya parkiran sudah mulai padat. Padahal aku dan Luna datang pagi, tapi sudah penuh parkir. Jadi susah untuk memarkirkan motor.

Saat memasuki kelas, keadaan nya masih sepi hanya beberapa orang saja. Ternyata dia sudah datang, hanya sendirian. Agak canggung bagiku untuk melihatnya. Akhirnya aku mengobrol dengan Luna.

Tak lama kemudian ada anak yang tidak asing mukanya datang duduk di ujung. Tapi saat saling melihat dia melotot dan berkata "Oh bukannya kamu yang kemarin ada di pos satpam?", Aku diam sejenak dan memikir tentang siapa dia. Namun Luna sudah berbicara dulu "Iya, kami yang kemarin di pos satpam. Gak nyangka ya!"

Ternyata Luna dan dia sangat cocok. Akhirnya aku duduk sendirian. Namun tak ku sadari ada dua orang duduk di belakang ku. Tapi mereka diam diaman, apakah mungkin karena belum kenalan. Atau karena males ngobrol saja.

Aku mencoba untuk memberanikan diri untuk menanyakan nama mereka, "Halo, maaf ganggu. Boleh kenalan gak? Kemarin gak terlalu memperhatikan soalnya," ucapku dengan percaya diri.

"Oh boleh kok. Namaku Jellie," ucap yang paling ujung.

"Namaku Sarah," ucap satunya lagi.

Wah, mereka cantik dan suaranya bagus menurutku. Aku terpesona sebentar. Hingga mereka menanyakan namaku. Aku menjawab dengan malu malu, "Namaku Millie, aku dari SMP 3."

Mereka hanya menganggukkan kepalanya seraya berkata "Baiklah Millie, semoga kita bisa temanan ya!"

Guru datang dan semua orang kembali ke tempat duduk masing-masing. Aku tidak sadar selama belajar aku hanya fokus melihat ke dia sambil lirik lirik. Semoga  saja dia tidak menyadarinya.

Saat jam istirahat, aku mengajak Luna untuk berkenalan dengan Jellie dan Sarah. Dan ternyata Luna juga akrab dengan teman baru nya.

Kami berempat pergi ke kantin dan tak sengaja selewatan dengan Gibran dan temannya. Dia tersenyum kepada kami, sebenarnya dia memang friendly tapi tetap saja rasanya bahagia tiap dia senyum.

Kantin ramai sekali, sampai kami menunggu hingga bunyi bel sekolah. Kesal banget rasanya, tapi gurunya juga lumayan terlambat datang jadi tidak apa apa.

Waktu bel sudah berbunyi saja masih ramai begini. Tapi untungnya ada kakak ku yang bantu menolong membelikan. Terimakasih banyak kakak ku.

Saat di kelas kami belajar matematika, pelajaran yang lumayan ku sukai. Kami diberi tugas dan dia bertanya kepadaku, "Eh, Millie ini tuh gimanain sih? Gak ngerti aku," ucap dia seraya menggaruk kepalanya. Dia tau namaku? Gak ngerti lagi. Kenapa dia lucu banget.

"Oh, ini tuh di kali aja sama pangkatnya, kayak gini," aku menjelaskan nya sambil menahan gugup. Dia malah bilang gini, "Aku gak ngerti deh, mending lihat punya kamu aja. Boleh ga?" Kok seakan dia cuma mau ngambil kesempatan ya? Tapi gak papa, soalnya cuma satu soal latihan.

Guru menambahkan lagi tugas dan Gibran meminta nomor whatsapp aku, walaupun aku sudah tau nomornya. Aku bukan penguntit ya! Aku itu lihat di kelulusan soalnya ada nomor setiap peserta.

Saat sampai rumah dia menanyakan soal dan segala macam tentang tugas. Jadi, Neptunus lagi ada di fase mendekati matahari.

HI, IT'S YOUR NEPTUNE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang