00. Sandyakala

203 23 13
                                    

12 Maret 2022, Jogjakarta

Seorang anak perempuan sedang berkutat dengan album foto milik sang Ayah, melihat foto foto yang dijepret oleh Ayahnya sebelum dirinya lahir. Iris hazel itu menyipit ketika melihat foto seorang wanita yang tak ia kenal.
"Ayah, ini siapa?"

Yang ditanya hanya diam, menatap lekat foto wanita berpipi gembil tersebut. Pikirannya melayang ke beberapa tahun yang lalu.
"Ih Ayah, Nika kan tanya. Jawab dong!"

"Ayah,"

"Ayah ih."

"Ayah Benua yang ganteng, jawab pertanyaan Arunika dong!" Benua tak bisa mengelak lagi, putrinya itu menggemaskan. Ia mengambil alih album foto tersebut.
"Ini masalalu Ayah, Nika. Namanya Sandyakala, Sandyakala artinya gurat merah di langit senja."

"Terus Tantenya sekarang dimana?"

"Udah meninggal, Bunda Kala udah meninggal. Semesta jauh lebih sayang Bunda Kala, makanya ada campur tangan semesta di kisah cinta kita, nak." Anak berumur 9 tahun itu menatap sang Ayah lekat, ia tertarik dengan cerita yang dilontarkan sang Ayah.
"Kenapa Bunda? Memangnya itu Bundanya Nika?"

"Kalau Ayah jawab iya, gimana Ka?"

"Nika gak percaya lah! Kan Bundanya Nika itu Bunda Sasha." Tangan kekar Benua mengelus surai sang putri lembut.
"Coba buka halaman selanjutnya,"

Di foto selanjutnya, wanita tersebut memegang bayi perempuan yang masih merah. Dia terlihat sangat bahagia. Dibawah foto tersebut, ada tulisan tangan yang sepertinya ditulis oleh Benua.

"27 Juli 2013, selamat datang."

"27 Juli itu kan ulang tahun Nika Ayah," Benua hanya mengangguk, lalu mengeluarkan foto itu dari albumnya. Ada sebuah tulisan dibalik foto tersebut, tapi itu bukan tulisan Benua. Tulisan itu terlihat asing dimata Nika.
"Selamat datang Arunika, ayo lakuin banyak hal dimasa depan. Tumbuh jadi anak yang sehat ya. With love, Bunda."

"Gimana, percaya gak?" Nika menggeleng, lalu mengangguk. Benua hanya terkekeh gemas melihat kelakuan sang putri.
"Ini Nika, ini Bunda Kala."

"Kata Bunda, Arunika artinya matahari terbit. Jika Arunika muncul, maka Sandyakala akan menghilang sejenak dan menunggu gilirannya untuk muncul kembali,"

"Tapi kali ini berbeda, ketika Arunika muncul, Sandyakala malah menghilang dan tak pernah kembali lagi."

"Nika itu permulaan, sementara Bunda Kala pemberhentian terakhir." Nika memperhatikan foto tersebut lalu berlari ke kaca. Ia memang mirip dengan Kala yang dimaksud oleh Benua sih. Pipi gembil, kulit putih seperti salju, bibir pink. Persis seperti Kala.

"Arunika, udah siap buat dengerin cerita Ayah tentang Bunda?"

"Siap Ayah, Nika siap dengerin cerita Ayah tentang Bunda."

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc

Kim Chaehyun as Aresha Sandyakala Ashyraf
Jay Park as Benua Alam Mourganie
Isa as Sheva Antala Dirgantara

Huening Bahiyyih as Arunika Shaikala Mourganie

note : cast bertambah sesuai alur cerita

SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang