22 April 2009, Jogjakarta
"Jujur aja La, lo juga gak mau kan keseret perjodohan ini?" Kala menatap lelaki di depannya bingung, ada apa dengan Benua? Ia baru saja datang dan langsung ditarik menuju halaman rumah oleh calon suaminya.
"Aku ikhlas menyetujui perjodohan ini, Benua. Gak ada paksaan dari Bunda, semuanya murni dari hati aku.""Kenapa sih Bapak pakai acara jodoh jodohan kayak gini,"
"Benua, aku yakin kamu anak baik. Jangan kecewain Om Juna, dia naruh harapan besar ke kamu buat liat anak anaknya menikah. Tolong sekali ini aja kita turutin permintaan Om Juna." Benua cukup tersadar dengan ucapan Kala, benar, Ayahnya menaruh harapan besar pada dirinya. Bagaimana jika Benua tak bisa memenuhi permintaan Ayahnya?
"Kal, gue harap lo gak tertekan sama kelakuan gue kalau kita udah nikah nanti." Kala hanya tersenyum tipis, ia membuntuti Benua dari belakang. Lalu gadis itu disambut dengan baik oleh Mahesa dan juga Satya.
"Mau kemana kalian?""Mau muter muter, sambil ngobrol kecil." Mahesa mengangguk angguk kecil, dengan berat hati ia lepas rangkulan tangannya dari bahu Kala. Membiarkan gadis itu pergi dengan adiknya sendiri bukanlah hal yang mudah. Apalagi Mahesa menyukai Kala sejak mereka bertiga masuk SMA.
Benua menggandeng tangan Kala, menuntun gadis itu sampai masuk ke dalam Ferrari Enzo miliknya. Mobil tersebut diberikan sang Ayah pada dirinya ketika Benua menginjak usia 18 tahun.
"Om Juna sayang banget sama kamu kayaknya,"Benua menengok, menatap Kala dengan tatapan bingung. Apa yang dimaksud oleh Kala?
"Kamu satu satunya anak yang dibeliin mobil waktu umur kamu 18 tahun, Om Juna juga rela ngebujuk aku biar kamu gak jadi perjaka tua.""Padahal Sasha juga ada, Kal. Ngapain ngebujuk kamu,"
"Ya mau gimana lagi, udah terlanjur Ben. 4 hari lagi kita nikah, mau kamu pergi sejauh apapun juga percuma. Inget kan mata mata Om Juna tersebar di seluruh penjuru negara?"
Keduanya menghela nafas, Kala merasa bersalah pada Benua karena membuat pria disampingnya ini tak bisa menikah dengan perempuan pilihannya.
"Maaf ...""Gak perlu minta maaf, gue tau lo juga gak mau keseret perjodohan ini."
"Kala, kalau lo emang gak mau nikah sama gue, ngomong ke Bapak. Gue sayang sama lo, gue gak mau lo sakit kalau lo nikah sama gue nanti. Kal, gue gak sebaik yang orang orang kira, lo tau itu kan?" Kala mengangguk, tapi mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur, mereka berdua tak bisa berbuat apa apa lagi.
"Benua, untuk sekarang kita turutin permintaan Om Juna. Nasi udah jadi bubur, tanggal pernikahan kita udah ditentuin. Aku gak bisa bantu banyak selain nurutin permintaan Om Juna,"
"Kita bisa pisah ranjang, kamu tetep tidur di kamar utama, aku tidur di kamar tamu."
"Kita tetap tidur bareng, Kala." Pikiran keduanya melayang, Benua dengan perasaan campur aduknya dan Kala dengan perasaan bingungnya.
"Kala, lo yakin?""Ben, udah 56 kali kamu nanyain hal yang sama ke aku. Aku bilang aku yakin loh," Benua terkekeh kecil, tangannya menepuk nepuk pucuk kepala Kala. Entah apa yang merasuki Kala sehingga membuat pipi gadis itu memerah.
"Kita ngobrol kaya biasa, jangan omongin yang tadi. Ayo cerita ke gue tentang hari hari lo di London, gue penasaran London itu kayak gimana."Mereka bercengkrama, selayaknya seorang adik menceritakan hari harinya pada sang kakak. Yaa, mereka berdua memang aneh.
23 April 2009, Jogjakarta
Di sepertiga malam itu, Kala terbangun. Ia melaksanakan sholat tahajud, berdoa pada Yang Maha Kuasa. Perempuan itu menyebut nama calon suaminya di setiap doa yang ia panjatkan.
"Ya Allah, jika kami benar benar berjodoh, maka lancarkanlah pernikahan kami. Tapi jika kami tidak benar benar berjodoh, maka biarkan Benua mencari perempuan pilihannya untuk menjadi pendamping hidup Benua sampai akhir hayat nanti, Aamiin."
Kala berucap dengan mantap, perempuan itu memang benar benar ikhlas menerima perjodohannya dengan Benua. Jika memang mereka berdua tak berjodoh, Tuhannya pasti akan memberikan yang terbaik untuk Kala dan juga Benua.
Sandyakala tak akan pernah memaksakan seseorang untuk mencintai dirinya, cukup berdoa di sepertiga malam.
"Benua orang baik, semoga dia gak tersiksa setelah kita menikah nanti." Kala mengakhiri kegiatannya setelah melaksanakan sholat shubuh, lalu gadis itu turun kebawah untuk membantu Bundanya memasak.
Benua pasti beruntung bisa memiliki Kala nantinya, sangat beruntung. Memiliki seorang istri yang rajin, cantik hati maupun fisik, mapan, dan tak pernah memaksa orang lain. Benua beruntung bisa memiliki seorang Sandyakala Ashyraf yang baik hati, benar benar beruntung.
tbc
ALOOO SEMUAAA
ini random bgt pls part nya😭😭aku sebenernya lagi gak mau pegang hp biar gak dapat spoiler queendom s2, cuma tanganku gatal pengen nulis. jadi yaaa muncul deh part ini😅😅
maaf ya kalau kurang ngefeelvotmment juseyoo 🙆🏻♀️🙆🏻♀️🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala
Fanfictionsandyakala [san•dya•ka•la] (n) gurat merah di langit senja "pancaran cahaya merah itu cantik, seperti kamu sandyakala." about kala and benua © yena4riie, 2022