𝚜𝚊𝚝𝚞

22 5 0
                                    

Alethea mengatur nafasnya yang tak beraturan. Tersenyum lebar menatap teman-temannya yang mengapresiasi heboh. Jantungnya berdebar kencang. Perutnya geli. Ia senang penampilan kelasnya sukses.

"GIVE A ROUND APPLAUSE FOR TEN SOCIAL TWO!!" MC meramaikan penonton.

Alethea dan yang lainnya segera beranjak, pergi ke backstage. Mereka bertepuk tangan tertawa mengapresiasi diri sendiri.

"Good job, guys. Keren kalian." Jen –official mereka dalam pertunjukan pertama mereka bertepuk tangan, menjabat tangan kami satu satu.

"Parah lo Alethea, kece parah." Jen menggoyangkan bahu Alethea. Alethea tertawa kecil.

"Thanks, Jen." Alethea memukul pelan bahu Jen. Jen memegang bahu Alethea, membawa tubuhnya keluar dari backstage menuju tribun. Duduk di kursi yang ada.

"Habis ini penampilannya siapa?" Alethea mengambil air minum yang sudah tersedia di kursi.

"Katanya club musik. Katanya band Brataviaes yang tampil. Gue nunggu Kak Kirra pokoknya." Jen menahan senangnya.

Alethea hanya ber-oh saja. Meminum air minumnya.

"Kok oh doang sih." Jen berekspektasi tinggi reaksi Alethea.

"Ya mau gimana lagi, gue ga tahu siapa mereka."Alethea kembali meminum airnya.

"Ada Kak Athlas lo nggak seneng apa?" Alethea hampir tersedak mendengar perkataan Jen.

"Ha? Kak Athlas masuk band?" Alethea menutup mulutnya, tak menyangka.

"Kemana aja lo aleteh! Band Brataviaes isinya Kak kirra, Kak Athlas, Kak Mahesa, Kak Angkasa, lo nggak tahu sekalipun?" Jen menggeleng kepalanya. Alethea masih terkejut mendengar perkataan Jen.

"Serius? Kak Athlas yang suka nggenjreng di kantin itu dia?" Alethea memastikan.

"Iya, Aleee, makanya tunggu aja." Jen mengangkat alisnya.

Alethe beranjak dari duduknya, menarik tangan Jen.

"Nggak mau tahu kita pokoknya harus di depan panggung." Alethea tersenyum senang.

Mereka melewati celah celah kerumunan orang orang

"Permisi, maaf, permisi,"Alethea terlalu bersemangat hingga Jen sendiri kewalahan mengikuti langkah kaki Alethea.

"Ale, pelan pelan." Protes Jen. Alethea menghiraukan, ia ingin cepat cepat melihat Kak Athlas yang membuatnya terpesona sejak pertama ia melihatnya di kantin dengan gitar sambil menyanyi.

Hanya butuh 8 menit Alethea dan Jen telah sampai di depan panggung.

MC masih berbasa basi memberikan candaan candaan, mengulur waktu.

MC mendadak tersenyum setelah mendapat kode dari panitia di backstage.

"Wah, pasti teman teman pasti sudah tidak sabar, sedari tadi gelisah kenapa acaranya tidak berlanjut, hanya diisi dengan candaan jayus sekali," MC tertawa kecil. Penonton sudah tidak sabar, protes.

"Oke, langsung saja, bintang kita yang akan menjadi puncak acara kita malam ini, kita beri applause kepada brataviaes band." MC unsur diri dari panggung.

4 lelaki naik ke panggung dengan alat musiknya masing masing. Kak Angkasa dengan keyboard, Kak Kirra dengan stick drum, Kak Athlas dengan gitar bass, Kak Mahesa dengan gitar elektrik.

Teriakan teriakan kaum hawa memenuhi aula. Meneriakkan nama mereka. Memuji muji mereka. Mlyt smw tlg mrk pls gtg smw orgny. Termasuk Jen dan Alethea.

"OMAYGAT KAK KIRRA LO KECE BADAS GA MAU TAHU!!!" Jen memegang erat tangan Alethea. Melompat lompat kecil.

unknown  [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang