Catatan!
Cakra sama Emil itu kakaknya Abel, oke??????!
*****
Jumat pagi seperti biasa Abel berangkat dengan Ian, berboncengan dengan bibir terus mengoceh keras tak peduli sekitar yang mungkin akan mendengar."Sekarang jumat apa sih?" Abel bertanya mencondongkan badannya ke depan agar Ian mudah mendengarkan. Setiap minggu dihari jumat pasti akan selalu diisi oleh kegiatan wajib.
Untuk jumat minggu pertama akan ada jumat lari, minggu kedua dan keempat bersih-bersih,dan minggu ketiga akan diadakan jumat untuk bertemu wali kelas.
"Alhamdulillah, gue bisa tidur nanti, terima kasih Tuhan." Abel begitu bersyukur karna wali kelasnya selalu mangkir jika ada acara seperti itu, jadi pasti nanti akan kosong walau hanya setengah jam, itu bagai surga di hari Jumat karna biasanya mereka harus lari atau bersih-bersih.
"Lo jangan gerak-gerak, heh! Goyang ini, nanti jatoh gue yang salah." Sewot Ian begitu sabar membawa Abel si bokong semok yang selalu petakilan tak tau tempat.
"Hehe, ya maaf gue lagi seneng soalnya." Tanpa rasa bersalah adik dari Cakra dan Emil itu cengengesan terlihat sangat bahagia.
Dan ternyata kesenangan Abel harus luntur dalam sekejap karna bukannya leha-leha tiduran di kelas ternyata ia harus mengantri untuk merelakan rambut cantik nan lembut miliknya dipangkas habis karna ada razia rambut, HAH!
"Cie Abel sebentar lagi botak, cie bakal jelek, cie!!" Dari lantai dua Dafa berseru mengejek Abel yang memberengut dengan sorot mata sinisnya.
"Tai lo!" Membisikkan umpatan itu dengan gerakan bibir yang jelas sambil mengacungkan jari tengahnya ke atas.
"Udah-udah, maju yok." Ujar Ian yang juga tertangkap dalam razia rambut hari ini harus pasrah mengantri dibelakang Abel.
"Ish, nyebelin! Hari jumat emang nyebelin!" Menggerutu dengan hati yang gondok, harusnya ia bolos saja hari ini! Menyebalkan!
Dengan wajah cemberutnya mau tak mau Abel harus rela mengantre, padahal ia sangat cinta pada rambutnya yang sekarang, ingin kabur tapi tak bisa, banyak anak Osis yang menjadi satpam dadakan, mengawasi agar tidak ada satu siswa pun yang melarikan diri.
Begitu pula Agam selaku ketua Osis, ia berdiri dibelakang barisan banyak siswa yang antri untuk mengawasi, saat mengawasi matanya menangkap wajah cemberut sang pujaan ditengah kerumunan membuatnya kelagapan, pasti Abel sangat tidak suka berada disana.
Lalu dengan sigap ia menghampiri salah satu tukang potong rambut lurusan barisan Abel. "Pak, saya bakal bayar segini tapi nanti kalo ada cowok paling cantik jangan bapak potong ya rambutnya? Atau potong sehelai aja oke? Deal?" Berbisik pada tukang potong rambut yang sedikit berumur sambil mengeluarkan uang lima puluh ribuan untuk iming-iming.
"Lah kepriwe sih mas? Bujang mana ana sing ayu?? Yo pada gagah kabeh kaya aku, jan bocah siki ra nggenah." Si bapak itu malah sewot mungkin sedikit tidak suka kegiatan mencukurnya terganggu. (Lah gimana sih mas? Cowok mana ada yang cantik? Ya pada ganteng semua kaya aku, anak sekarang emang ngga jelas)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For You (Kookv; Minv)
أدب الهواةTentang dua sahabat yang sama-sama menyukai seorang ketua suporter sekolah yang galak! Bukannya ada yang mengalah tapi mereka malah beradu sengit untuk mendapatkan hati sang pujaan. Warning!!! bxb, gay, homo!! Kookv, Minv 18+ Untuk perkataan kasar d...