4.

394 26 9
                                    

Kamis pagi pukul setengah tujuh Abel sudah sampai di sekolah, tepatnya di gerbang yang terdapat beberapa guru menyambut para siswa datang, baru saja ingin melangkah masuk hujan tiba-tiba turun, hanya gerimis sebenarnya jadi ia merasa itu bukan masalah, namun tidak bagi Zidan yang baru datang dan tiba-tiba memberhentikan laju motornya disamping Abel karena melihat cowok itu terkena tetesan gerimis.

"Sinting ya lo?!" Teriak Abel sedikit teredam suaranya karena tertutupi helm full face milik Zidan yang tiba-tiba dipasangkan ke kepalanya.

"Pake biar ngga kehujanan." Lalu berjalan dengan merasa keren ke motornya namun Abel lebih dulu menarik kerah baju belakangnya untung ia tak terjengkang ke belakang.

"Ini cuma gerimis, anjing! Lepas ngga?!" Pipi Abel terlihat menyembul karena terhimpit helm. "Biar Lo ngga sakit, Bel." Zidan membalikkan badannya mengelus helm layaknya mengelus lembut kepala Abel.

"Ya apa peduli Lo gue sakit juga! Kalo kaya gini gue yang malu, anjir! Jalan tapi pake helm!" Abel terus mencerocos tapi tak juga melepas helm Zidan dikepalanya karena ia inginnya dilepaskan.

"Ya apa peduli Lo gue sakit juga! Kalo kaya gini gue yang malu, anjir! Jalan tapi pake helm!" Abel terus mencerocos tapi tak juga melepas helm Zidan dikepalanya karena ia inginnya dilepaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang lo yang sakit, tapi gue yang khawatir, Bel." Tak ada nada bercanda atau gombalan, Zidan terlihat menunjukan keseriusannya dalam berbicara.

" Tak ada nada bercanda atau gombalan, Zidan terlihat menunjukan keseriusannya dalam berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abel mengedipkan matanya berkali-kali karena tak siap menerima nada Zidan yang serius itu. "Udah pake helmnya, yah. Semangat belajarnya cantik." Dan Zidan si penggombal ulung kembali, ia mengedipkan sebelah matanya menggoda Abel yang mendelik.

"Gue ganteng, anjing!" Serunya mengacungkan jari tengah karna tidak terima, ia itu tampan tau bukan cantik!

Berpindah cepat ke pukul tujuh malam. "Permisi!" Daffa berseru nyaring didepan pintu berwarna coklat setelah mengetuknya beberapa kali.

"Loh? Ngapain kamu? Abel belum pulang." Cakra yang kebetulan membuka pintu langsung berujar lugas karna ia kira muridnya itu mencari adiknya.

"Saya ngga cari Abel, Pak. Nyarinya kakaknya, Bang Emil." Kening Cakra langsung berkerut bingung. "Ngapain kamu nyari Emil--"

"Nah gini dong bayar utang!!" Seruan terdengar dari dalam selaras dengan munculnya Emil yang memang mendekat saat mendengar suara Daffa.

"Oooh, mau bayar utang toh." Cakra ber-oh ria kembali memasuki rumah meninggalkan Emil dan Daffa diambang pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fight For You (Kookv; Minv) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang