Seminggu berlalu dan hari-hari sibuk di café pun akhirnya mereda. John Watson setidaknya bisa beristirahat walaupun hanya untuk semacam liburan beberapa hari untuk dia nikmati melakukan kegiatan lain. Tidak hanya belajar, mengikuti kelas tambahan untuk ujian, dan juga hobi-hobi yang dia suka untuk dia kerjakan, John juga mengunjungi beberapa café lain untuk menikmati suasana dan lingkungan yang disajikan oleh setiap café.
Terkadang John pergi dengan Mike Stamford, dan terkadang dia pergi dengan Greg Lestrade, teman Sherlock Holmes yang bekerja di café yang sama dengannya. Greg mengenal John setelah mengetahui bahwa Sherlock memiliki teman yang bisa menghadapi sekaligus menerimanya, tidak seperti kebanyakan orang yang membencinya walau terkadang berbincang atau berbicara dengan lelaki luar biasa itu. Jenius yang agak aneh.
"John, aku menemukan café baru yang bagus yang bisa kita nikmati untuk belajar kali ini."
John menoleh pada Greg saat mereka berjalan dari kantin. "Kau tahu, untuk ujian akhir semester ini."
"Yeah, aku ikut denganmu." John mengedikkan bahunya. "Aku yakin kau masih kesulitan dengan pelajaran yang kau sebutkan kemarin itu."
"Nah, ketahuan juga?" Greg mengusap tengkuk lehernya. "Aku berjuang sebisaku, tapi sayang, aku masih gagal memahaminya."
John yang tertawa pun memasang ekspresi seolah dia tahu sesuatu. "Ah, bagaimana kalau kita coba ajak Sherlock?"
Greg mengerjap. "Sherlock?" John mengangguk.
"Kau tahu bukan, kalau dia itu pintar dibandingkan sifatnya? Aku bisa melihatnya jenius dan sempurna untuk beberapa hal, jadi kurasa meminta tolong padanya pun tidak masalah."
John menoleh saat Greg memasang ekspresi tak percaya padanya. "Kau serius mau meminta tolong padanya? Dia masih junior kita."
"Eehh?? Tidak masalah dong? Kenapa kita harus malu?"
"Nah, mate," Greg memalingkan wajah ketika John memasang ekspresi polos yang menandakan dia benar-benar tidak paham. "Aku bisa membayangkan bagaimana dia akan mengerjaiku bila aku meminta tolong padamu perihal ini."
John menyentuh dagunya. "Jadi kau memikirkan hal itu ya."
"Tentu saja! Kau tahu, Holmes itu menyebalkan! Apalagi bila sudah soal membaca gerak-gerik kita hingga ekspresi kita, mereka jago sekali!"
John menoleh pada Greg yang menggerutu. "Mirip seperti psikolog yang mencoba mengetahui masalah kita tanpa sepatah katapun."
John mengerjap sebelum mendesah pelan. Greg menoleh saat John menyikut lengannya.
"Baiklah, Greg, aku gakkan memaksa." John mengedikkan bahu. "Aku hanya menyarankan karena, kau tahu, Sherlock itu pintar dan jenius."
"Yeah, yeah, aku paham niat baikmu." John mendapati Greg menyipitkan mata. "Walau kurasa jangan Holmes."
John tertawa lagi sebelum mengangguk setuju. Keduanya pun membicarakan perihal café baru itu dan pelajaran yang akan mereka bahas ketika berada di café tersebut.
Sherlock berjalan sendirian di lorong sekolah menuju kelasnya sendiri, seraya membawa beberapa buku dari perpustakaan yang dia pinjam untuk beberapa hal selain dari kebutuhan sekolah.
"Hari ini tidak pergi ke café bersama seniormu, Holmes?"
Sherlock menaikkan alis mendengar suara teman sekelasnya, William James Moriarty dengan senyuman di wajah tampannya. Dia melipat kedua tangan seraya berbincang dengan teman-teman sekelas mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/307701147-288-k959066.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Coffee and Milk Tea - Sherlock x John
AcakInilah kesempatan terakhirku bisa menyatakan perasaanku yang kupendam selama ini untuknya.