meninggalkan

1 0 0
                                    

Terlihat dari kejauhan seorang pemuda ngebut ngebutan di jalan raya , apakah pemuda ini banyak pikiran?dia tidak tahu kah?dia membahayakan nyawa nya sendiri dan orang lain yang ada di jalanan itu. Pemuda itu meninggikan kecepatan nya orang orang melihat nya ketakutan akan hal yang akan terjadi kepada pemuda itu.

TIT TITTT.....

BRUKK!..

pemuda itu terjatuh dari motor nya yang terhempas entah kemana kendaraan yang ia tabrak kaca spion nya lepas dan hilang entah kemana, darah berlomba lomba keluar dari kepala sang pemuda itu orang orang berkerumun melihat pemuda itu , pemuda itu menatap orang orang. Buram?apa ini?gelap?apa dia akan meninggal?.

Niu niu niu..

suara mobil ambulance terdengar di sepanjang jalan, di dalam nya seorang pemuda tengah terbaring di brankar, tubuh pemuda itu di pasang kan alat pernapasan, sungguh kasian sekali.

di halaman rumah terlihat seorang wanita tua sedang menyapu daun daun yang jatuh dari pohon nya.

drttt...drtt...

bunyi handphone terdengar di suatu ruangan, "de tolong itu angkat telepon nya" suruh bunda kepada anak nya, anak perempuan nya yang mendengar itu langsung mengangkat telepon.

'halo'

'halo, selamat siang ini kami suster dari rumah sakit **** apakah benar anda keluarga dari korban yang bernama dimas?'

deg...deg..
jantung perempuan itu berdetak kencang,' apa?apa ini kenapa suster ini panggil bang dimas itu korban? ' batin nya.

' iya benar suster ada apa ya?apa yang terjadi dengan abang saya?' tanya nya balik.

' saya membawa kabar buruk untuk anda, pasien tadi kecelakaan banyak luka parah yang ada di tubuh pasien'

" inalilahi , BUNDAA!!" teriak perempuan itu , sang bunda mendengar teriakan tersebut langsung berlari menuju anak perempuan nya " kenapa ra kenapa?kenapa teriak teriak?" tanya bunda " bund..bang dimas bund BANG DIMAS KECELAKAAN!" teriak fira , fira menangis kejar langsung memeluk sang bunda, bunda hanya menatap fira tak percaya " inalilahi, yang benar de, jangan bohong" bunda menahan tangis nya, tanpa sadar mereka, telepon sudah di matikan.

bunda segera menelpon ayah

'Assalamualaikum yah..'

.
.
.

Di lorong rumah sakit terdengar suara brankar dengan cepat, langsung menuju ruangan ICU.

"pasien yang bernama dimas ada?" tanya seorang wanita tak lagi muda itu kepada wanita yang ada di depan nya, "tunggu sebentar bu saya cek dulu " setelah di cek di layar monitor itu terlihat nama lengkap dimas disana
"Pasien bernama dimas sedang ada di ruangan ICU bu"jawab suster "baik, terimakasih ayo yah ra".

ayah sedari tadi hanya mondar mandir di depan pintu ruangan ICU khawatir , sedangkan fira dan bunda duduk di kursi yang di sediakan dengan khawatir juga, tak lama kemudian 5 pemuda dan 2 bocah yang mengikuti ke 5 pemuda tersebut datang.

"bunda ayah.."salam barra kepada kedua kakak dan abang ipar sang mama , kegiatan barra tersebut juga di lakukan oleh 4 pemuda lain nya dan jangan lupakan 2 bocah itu juga, "ra gimana keadaan bang dimas?" tanya barra "belum tau barr, dokter nya belum keluar dari ruangan" jawab fira sambil terisak akibat sedari tadi menangisi sang abang tersayang.

"den, lama ya para babu kita nih" bisik sean
"huss, abang sean nda boleh gitu nda sopan bilang abang abang babu kita" jawab ayden dengan berbisik juga , hekal sedari tadi melihat 2 bocah tersebut bingung "hayo bisik bisik apa kalian berdua , bisik bisik nanti di bisikin setan hayo lohh" ucap hekal menakutnakuti, ayden dan sean sontak terkejut "setan nya aja ga ada bisik bisik kok" ucap sean , hekal dan ayden bingung , dan akhir nya berpikir panjang hekal nyambung dengan perkataan sean, dan langsung mencubit kecil tapi terasa oleh bocah itu "jangan bikin abang ngebuang lo kekamar mayat ye" ucap hekal dengan mencubit sean "aww sakit bang, hiks hiks" air mata bocah itu satu persatu menetes "huh?ayow bang, abang sean nya nangis tuh" ucap ayden.

sean langsung berjalan cepar menuju rendy sang abang kandung nya, "loh sean kenapa?" tanya rendy bingung "hiks a-abang hekal nyubit se hiks sean" kadu sean kepada rendy, rendy menatap hekal dengan tatapan sinis , hekal hanya tersenyum bodoh melihat rendy menatap nya sinis.

taklama kemudian dokter keluar dari ruangan itu , ayah , bunda, dan fira langsung mendekati dokter itu " dok bagaimana keadaan anak saya? " tanya ayah khawatir, "terjadi pendarahan di kepala pasien"
bunda menutup mulut nya dengan tangan nya, air mata tidak bisa di tahan lagi satu persatu air mata bunda keluar, pelan pelan penglihatan bunda pun buram, bunda terjatuh di dada ayah "bund!, bunda!!" teriak fira menggoyang goyangkan tubuh sang bunda.

bunda membuka mata nya perlahan lahan , dan mendengar suara panggilan dari sang anak , fira melihat sang bunda yang sudah sadar sontak memeluk bunda nya dan tetsenyum,
" bundaa.. " bunda membalas pelukan sang anak. " dek, abang kamu udah bangun? " tanya bunda, senyum fira yang tadi seketika luntur " bund...bunda baru siuman pikirin dulu kesehatan bunda " ucap fira.

" tap-, barra?kamu kenapa menangis " bunda kaget melihat barra membuka pintu sembari menangis " bund!!, bang dimas bund " ucap barra sambil terbata bata " dimas kenapa barr?" tanya bunda bingung, fira juga menatap barra bingung " BANG DIMAS MENINGGAL BUND!! " tangis barra pecah, bunda dan fira kaget akan kata kata barra " barra kamu jangan bohong deh! " ucap fira sambil menahan tangisnya, bunda?bunda menangis " dek bawa bunda ketempat abang, sekarang. " ucap bunda, fira mengangguk dan membawa bunda ke ruangan almarhum bang dimas.

" bang elo becanda kan bang ga mungkin lo meninggal cepat banget " ucap hekal sambil menggoyang goyangkan tubuh bang dimas yang sudah tidak ada tenaga lagi, " BANG GUE DAH BILANG KALAU ADA MASALAH BILANG GUE BANG!! " ucap rendy, bagaimana dengan ayah?ayah tak sanggup lagi melihat kepergian anak nya ayah memilih duduk di depan sambil menangis.

apa kalian bertanya tanya dua bocah kecil itu kemana?tidak emh oke tidak aku beritahu, bercanda dua bocah itu sedang ada di dalam ruangan bang dimas sean bingung melihat abang abang nya dia hanya mengikuti abang abang nya yang menggoyang goyang kan tubuh bang dimas, ayden?dia sedang bermain game di handphone hekal.

bunda datang, langsung memeluk sang anak "dimas bangun bang, ini bunda loh sayang jangan tinggalin bunda" ucap bunda sesegukan, "bang perasaan adek baru kemarin bikini abang kopi" ucap fira yang akan menangis, "bang, gua belum jadi adek ipar lo loh bang kok udah ninggalin gua gitu aja" semua orang sontak melihat hekal, hekal?dia hanya tersenyum sembari mata nya meneteskan air.

abhizar?yang bertanya tanya tentang abhizar?dia mengurus pemakaman bang dimas bersama barra, ya abhizar memilih bersama barra karena dia bisa curhat ke barra.

"udah semua barr" abhizar datang dan memberi tahu kepada barra kalau semua bersiapan menyambut alm.dimas sudah siap, tak berselang lama 2 motor metik, 2 mobil yaitu mobil ayah dan mobil ambulance datang ke depan rumah "sampai!" ucap sean "stt jan treak treak dek"ucap rendy, "kak..kami turut berduka" ucap mama barra yang menangis dan memeluk sang kakak bunda tidak merespon apapun bunda hanya membalas pelukan mama barra saja.

"maaf pak buk sebelum nya kami dari pihak rumah sakit turut berduka cita atas meninggal nya alm.dimas, dan juga maaf ini jenazah nya mau langsung di antar ke pemakaman nya?atau di rumah dulu nanti di bawa ke pemakaman nya?" tanya salah satu pekerja rumah sakit, "gimana bund?"tanya barra,"di rumah aja dulu nanti di bawa ke masjid buat di sholatin barr" barra mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Awal Dan Akhir Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang