Berhubung perkuliahan di semester baru sudah mau dimulai, Kala pun harus kembali lagi ke kosan. Yap, kembali menjadi anak kos yang jauh dari keluarga. Walaupun bagi Kala gak jauh-jauh amat sih cuman Bekasi-Depok, tapi tetep lah ya beda kota cuy.
Oleh karena itu, dihari Sabtu ini, Kala berangkat ke kosan dengan diantar abangnya, Abyaz. Sebenarnya bisa saja sih sendiri, tapi kan kali ini banyak barang bawaan gitu. Kayak rice cooker yang baru dibeli beberapa hari yang lalu, beras, sama lauk pauk mentah buat jadi stok sebulan. Gak sebulan juga sih, tergantung gimana nantinya Kala bisa membagi dan dimana penyimpanannya.
Sekitar pukul 4 sore lebih dikit, mereka sampai di kosannya Kala. Dilihat dari gerbang sih kayaknya udah lumayan banyak orang ya, soalnya motor udah pada berjejer rapi gitu di garasi.
Kala turun dari motor buat buka gerbang. Abyaz pun memasukkan motornya ke halaman depan kosan. Setelah itu, Kala kembali menutup gerbang.
Dikarenakan kosan ini khusus putri dan tidak memperbolehkan laki-laki yang tidak berkepentingan masuk, Abyaz memilih duduk sambil ngadem di kursi panjang yang memang disediakan jika ada orangtua/wali atau yang berkepentingan mengunjungi kosan setelah memarkirkan motornya, membuka helm, dan mengeluarkan barang-barang Kala.
"Bang, bantuin dong! Berat nih." keluh Kala sembari menunjuk barang-barang bawaannya.
"Lah? Kan cowok gak boleh masuk."
Kala memutar bola matanya, "kan ada pengecualian kalau ada kepentingan, lagian yang punya kosan tau kali lu abang gue."
"Oh, iya ya."
Abyaz beranjak dari kursi dan mendekati Kala. Dia membawa tas jinjing berisi rice cooker ditangan kanan, dan memanggul satu karung beras. Sedangkan Kala membawa tas jinjing berisi lauk pauk dan tas backpack nya.
Mereka berjalan beriringan di sepanjang koridor kosan. Sesekali ada teman Kala yang kebetulan sedang diluar kamar menyapa. Mereka tentu sudah tidak asing dengan laki-laki tampan yang memanggul karung beras itu, karena dari awal Kala ngekos, Abyaz lah yang selalu mengantarnya, jadi mereka tahu kalau Abyaz ini abangnya Kala. Selain Abyaz, sebenarnya Kala juga kadang diantar oleh Maaz kalau Abyaz masih kerja.
Setelah sampai di depan pintu kamar kosannya Kala dimana ini adalah kamar yang letaknya paling ujung, Abyaz dan Kala sama-sama menurunkan barang bawaan. Kala merogoh saku celananya untuk mengambil kunci kosan dan membuka pintu kamarnya. Abyaz setia menunggu disampingnya sambil berkacak pinggang.
Pintu terbuka, Kala duluan masuk ke kamar diikuti Abyaz sambil mengangkut barang.
"Barang yang mau di angkut balik ke rumah apa aja Kal?" tanya Abyaz setelah selesai menaruh barang bawaan.
"Rice cooker yang rusak aja, Bang." jawab Kala sembari mengambil rice cooker rusak yang ia taruh di atas meja belajar.
"Nih."
Abyaz menerima rice cooker itu kemudian dimasukkan kedalam tas yang tadi dipakai rice cooker baru. Kek barter gitu lah.
"Udah semua kan ya?"
"Udah Bang, makasih banget."
Abyaz mengangguk, "yaudah kalau gitu, gue cabut." katanya sambil merogoh saku.
Kala senyum-senyum gitu lihatnya. Dia paham kok, abangnya ini pasti mau ngasih duit.
"Tadi udah dikasih Mama?" tanyanya sambil membuka dompet.
Kala mengangguk, "udah Bang, Abang gak usah ngasih lagi."
Abyaz langsung melirik Kala, "lah? Lo mau bayar sendiri biaya kos?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AYANGKU KONGLOMERAT | Zhong Chenle
Roman pour Adolescents(Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf bila ada kesamaan nama/tempat/kejadian dan lain sebagainya berarti authornya yang sehati. Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli idol⚠️) INSYA ALLAH, UPDATE CEPET YA! Rikala Khawla pernah iseng ng...