Sosok kecil itu terus saja berlari menyusuri hutan, kepalanya sesekali menengok kebelakang takut mereka yang mengejar mengikuti. Tubuh kecilnya yang menahan lelah yang luar biasa, rasa sakit di perut dan kedua kakinya yang berdarah bahkan diabaikannya agar bisa lari dari para kesatria.
Saat merasa para kesatria tidak mengejarnya lagi, sosok yang ternyata seorang bocah laki-laki itu mendudukkan tubuhnya dibawah pohon besar. Sesekali ringisan keluar dari bibir nya yang sudah sangat pucat seperti kertas.
Ia merasakan jika tubuh kecilnya itu sudah diambang batas, suara langkah kaki yang mendekat terdengar samar-samar membuat sosok kecil itu waspada dan genggaman pedang di tangannya menguat.
"..." Sosok lain yang tubuhnya lebih besar 1-2 inch dan berjubah mendekatinya.
Sosok kecil itu tidak mendengar apa yang sosok yang lebih besar itu katakan dan tapi ia seperti mengerti apa yang sosok lebih besar itu inginkan.
Sosok kecil itu menyeringai dan mengatakan dengan suara kekanakan yang terbata-bata.
BUAGH!
UHUK!
Mendengar hal itu sosok yang lebih besar geram dan menendang dengan tenaga penuh sehingga sosok kecil itu terpental dan terkapar. Darah keluar dari kepala dan mulutnya, kepalanya terasa pusing, penglihatannya juga mulai buram.
'Semua...maafkan aku' inner nya dalam hati, dengan itu kesadarannya perlahan menghilang.
Melihat sosok kecil itu yang sudah kehilangan kesadaran, sosok nya yang lebih besar itu perlahan mendekatinya memeriksa apakah sosok kecil itu sudah tewas. Setelah memastikan bahwa sosok kecil itu tewas, dia meraih pedang yang ada digenggaman sosok kecil itu dan pergi dari sana.
Pada saat itu, cahaya keemasan tiba-tiba datang dari langit dan melesat menuju sosok kecil itu.
Waktu seolah berhenti dalam detik itu.
Daun yang jatuh berguguran itu tergantung diudara, dan sebuah bayangan muncul dan memegang salah satu daun itu.
Itu adalah pria dengan kecantikan yang menakjubkan. Pakaian putih yang dia kenakan berayun di angin badai. Dia hanya berdiri disamping tubuh sosok kecil itu dengan tenang, menatap luka di perut dan kedua kakinya.
Pria itu perlahan berjongkok dan menyentuh luka-luka yang berdarah itu dengan lembut menggukakan jarinya yaang panjang dan elegan. Gumpalan sihir emas muncul terus menerus dari luka sosok kecil itu perlahan ketelapak tangan itu.
Kejutan dari mata perak berkilau pria itu.
"Racun..."
Suaranya yang menyenangkan dan dalam ditutupi oleh angin.
Jari pria itu dengan lembut menunjuk ke area diantara alisnya saat berikutnya, garis cahaya keemasan menyebar ke area itu dengan lembut...
~LOST PRINCE~
GREP
"Ketangkap kamu, Blackie!" seru gadis kecil bersurai pirang gelombang dengan iris biru permata.
"Ugh!"
Hal terakhir yang gadis kecil itu dengar adalah suara seorang pria.
Bukan Blackie? Sebelum dia mengungkapkan rasa ingin tahunya, dia hanya berteriak.
"Aduh!"
Tunggu! Dia akan terjatuh! Dia terjatuh!
Berdesir
Gadis kecil itu merasakan daun dan paku menggores semua kulitnya. Itu tidak sedikit merugikan karena dia menjatuhkan diri dengan seluruh berat badannya kepada pria itu dan jangan lupa tangannya masih menarik rambut pria itu.
"Duh rambutku. Apa yang kau lakukan? Berhenti menariknya.
Minggir. Turun dari tubuh ku"
'Hah?! Ada Laki-laki seperti boneka begini?
Ganteng banget!' inner nya saat melihat pemuda yang tadi dia tarik karena berfikir itu bulu hitam dan terjatuh diatas dirinya. Rupa pemuda itu bersurai hitam panjang dengan iris ruby dan tahi lalat dibawah mata kiri. Dan jangan Lupa sinar bulan yang memberinya tampilan lebih menarik.
"Ka-kakak siapa?
Disinikan tidak sembarangan orang boleh masuk...
Sedang apa disini?" ujarnya
"Ketangkap nih." ujar pemuda itu dengan memegang seekor hewan yang mirip anjing berbulu hitam dengan garis warna biru di ujung mata, telinga, ekor, di tengah kepala.
"Hitam!
Ah! Apa kakak yang memelihara dia?"
"Kamu baru pertama kali lihat ini?" tanya pemuda itu.
'Hah? Dia bukan pemiliknya yang membawanya kesini?' innernya
"Kakak bukan pemilik si Blackie?"
"Kau kan pemiliknya dia"
'Eh??'
"Kau baru pertama kali melihat penyihir dan sinsu. Selama ini kau tinggal di desa primitif, ya? Ng? Tunggu."
SYUT
Tiba-tiba pemuda itu memegang wajahnya dan membuatnya melihat mata rubynya.
"Apa ini?
Kau mengagumkan.
Aku baru pertama kali melihat kasus seperti ini.
Lumayan menarik juga."
"Hmm, berarti apa aku biarkan hidup saja?"
'Halo? Apa objek dilema itu adalah aku?'
"Itu adalah sinsu yang terlahir dari kekuatan sihirmu."
"Sinsu? Sinsu itu apa?"
"Sinsu adalah kristaloid dari kekuatan sihirmu. Kalauu tumbuh besar, dia akan terserap sendiri olehmmu dan kau dapat menggunakan kekuatan sihir itu dengan bebas. Dia terlahir saat kemampuan pemiliknya meluap-luap sampai batas tidak terkendali. Karena itu biasanya dia tidak mau lepas dari pemiliknya... tapi sepertinya dia malu."
'Jadi maksudnya...
Kekuatan sihirku sangat kuat sampai keluar dari tu...buh?'
"Kalau begitu aku ini penyihir besar?!"
"Entahlah. Tapi memang sepertinya kau lumayan berguna."
...
...
...
...
...
"Siapa namamu?"
"Untuk apa kakak tahu-" ujar gadis kecil itu.
CTAK!
"Namaku Lucas, saat kita bertemu lagi, panggil namaku jika bertemu lagi ya."
Pemuda itu berbalika dan cahaya terang perlahan mengelilinginya.
"Aku pergi. Sampai ketemu lagi," Adalah hal terakhir yang pemuda itu katakan kepada gadis kecil itu sebelum cahaya terang menelannya tan tidak terlihat.
"Athanasia"
Gadis kecil itu tidak tahu mengapa tetapi dia menyebutkan namanya tanpa sadar, dan dia ditinggalkan sendirian dengan Blackie dilengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Prince
Random'Takdir' kata yang tepat untuk mendeskripsikan semua. Rahasia... Kebohongan... Kebenaran yang tersembunyi, terbongkar menanti mereka. "Hanya orang bodoh yang tidak memiliki keinginan untuk berada di posisi tinggi. Sayangnya aku bukan orang bodoh..."...