CHAPTER 1 : JANJI DI MASA LALU

38 5 7
                                    

Angin yang berhembus lembut, pohon yang rindang, bukit yang di tumbuhi bunga-bunga indah. Suasana yang begitu nyaman, suara burung bernyanyi dan aroma bunga samar-samar tercium wangi dan menyegarkan. Gadis kecil rubah memegang setangkai bunga lili duduk di samping bocah serigala yang memeluk boneka serigala kecilnya.

"hei, kau tau? Saat aku bersamamu aku tidak pernah merasa bosan" ucap gadis rubah dengan nada ceria.

"benarkah?" Tanya si bocah serigala sambil tersenyum.

Gadis itu mengangguk "hmm, aku sangat senang bermain denganmu, bisakah kau berjanji padaku?" dengan wajah penuh harapan mengangkat jari kelingkingnya "ayo berjanjilah kepadaku, kita akan selalu bersama, berjanjilah jangan pernah meninggalkanku..." Dengan senyumannya yang lembut terlihat wajahnya yang sangat tulus tentang perasaannya.

Penglihatan yang mulai memburam dan suara berdengun, perasaan ini sangat tidak nyaman.

"Rei" suara yang masih samar-samar terdengar.

"Reiiiii hei Rei bangun" suara Albert yang mencoba membangunkanku "kau tidak apa-apa Rei? Kenapa kau menangis?"

Menangis? Apa maksudnya aku menangis? Aku hanya tidu-

Sontak aku membuka mataku terbangun dengan air mata yang banyak membasahi pipiku, seperti telah terjadi sesatu yang membuatku menangis seperti anak kecil. Aku tidak meyadarinya samasekali. Seperti mimpi yang mebuatku berlinang air mata, ataukah kenangan yang hilang terlupakan?

"ah ini bukan apa-apa" jawabku meyakinkan Albert "debu di bantal masuk kemataku makanya air mataku keluar, bukan karena aku menangis yah" bahkan aku saja tidak mengerti kenapa aku menangis dalam tidurku.

"ahhh begitu" dengan wajah yang legah "yasudah ayo siap-siap hari ini kita kan ke ibu kota Karina, perjalanannya jauh kita harus bergegas, jadi kita bisa sampai sebelum malam hari" Albert yang mudah di perdaya atau dia yang tidak ingin membahas apa yang aku sembunyikan? Begitu gampangnya menerima alasanku.

Perasaan ini sangat tidak nyaman, kenapa aku merasa sangat bersalah? Apakah aku melupakan hal yang sangat penting?

Tidak ingin memikirkannya lebih lama lagi, aku mempersiapkan diri untuk perjalanan kami ke ibu kota.

Setelah menyiapkan barang bawaan, kami bergegas sarapan mengisi tenaga untuk perjalanan yang panjang menuju ibu kota. Kami pun berangkat menunggangi kereta kuda.

Pemandangan di perjalanan sangat indah melewati hutan, danau, dan gunung. Udara sangat sejuk dan menyegarkan. Kami singgah untuk makan siang di bawah pohon rindang dengan angin yang berhembus semilir, menyantap makan siang dengan nikmat. Setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan menuju ibu kota Karina...

Langit soreh yang mulai menjingga dan kami sudah sampai di perbatasan kota, melihat suasana Ibu kota kerajaan yang luas nan indah dengan arsitektur yang lebih moderen dari bangunan di desa, bibir jalan di penuhi pedagang dari penjuru pelosok negeri Berial. Bagi kami ini adalah suasana yang baru.

ah akhirnya sampai juga di ibu kota, setelah sekian lama hanya berpetualang di desa ucapku dalam hati sambil melihat di sekeliling yang membuatku lumayan bersemangat.

Kereta kuda yang kami tunggangi di berhentikan "dari sini kita akan berjalan kaki untuk mencari penginapan" ujar Albert.

"bagaimana menurutmu mengenai kotanya? Sangat besar bukan, aku sangat bersemangat untuk menjelajahi tempat ini" tanyaku sembari turun dari kereta dan menurunkan barang bawaan kami.

"tentu saja sangat mengagumkan, kau lihat pedagang di sepanjang jalan? Aku tidak sabar mencoba makanan lezat dari berbagai penjuru negeri ini" ucap Albert dengan wajah ngiler memikirkan makanan.

"hahaha.. sebelum ke penginapan ayo kita coba beberapa makanan disini, kebetulan aku juga sedang bersemangat untuk berkeliling"

"yeahhhhhh" teriak Albert yang sangat bersemangat. Dasar harimau tukang makan, jika soal makanan aku tidak akan heran padanya jika begitu bersemangat.

Kami berjalan di keramaian soreh hari ibu kota, mencoba berbagai makanan. Bagaimana tidak? Kami sangat bersemangat melihat kuliner jalanan kota ini, sulit untuk menentukan pilihan jika harus memilih satu makanan saja.

"DASAAR BABI SIALAN, SINI KAUUU" terdengar suara wanita berteriak dari belakang kami, seperti sedang mengejar seseorang. "LIHAT SAJA JIKA KAU KUTANGKAP... KAU AKAN MERASAKAN TONJOKAN MAUT KU INI" dengan nada kesal sembari mengejar.

Terlihat seorang gadis kucing mengejar pria babi dari kejauhan. Mereka berlari mengarah ke tempat kami berdiri.

"HEIII KALIAN BERDUA TOLONG HENTIKAN DIA, BABI ITU MENCURI TAS KU" teriak gadis kucing itu sepertinya dia meminta tolong kepada kami.

Dengan sangat mudahnya menggunakan satu tangan aku meraih dan mengangkat leher baju babi itu yang kebetulan ingin berlari melewati kami. Aku menghentikan pergerakan babi itu, melihat wajahnya yang panik ingin melarikan diri namun kakinya tidak menyentuh tanah.

"SELENAAA PUNCH!!!" wanita kucing itu memberikan pukulan ke pria babi itu. Pukulan yang kuat mendarat di wajah si babi pencuri.

Setelah lumayan babak belur pria babi di serahkan ke polisi kerajaan yang kebetulan sedang ber patroli di sekitar tempat itu "lain kali carilah uang dengan cara yang benar yah" ucap gadis kucing itu dengan nada menasehati.

"wah pukulanmu tadi lumayan juga, apa kau juga seorang petualang?" Tanya ku.

"tepat sekali hehe" dengan senyuman lebar gadis itu terlihat sangat percaya diri. "oh, terimakasih telah menghentikan babi itu, aku bisa mendapatkan tas ku kembali berkat bantuanmu... namaku Selena, Selena Catelaine"

"Rei Alarick, dan pria ini adalah rekanku Albert Chester" aku memperkenalkan diri kami berdua. "kami baru saja tiba di kota ini, sekarang kami sedang mencari penginapan untuk malam ini"

"petualang dari desa yah. Kebetulan sekali kalau kau mau kalian bisa tinggal di penginapanku, akan ku beri potongan harga karena telah membantuku"

"terimakasih, itu akan sangat membantu"

"kau baik sekali Selena" ucap Albert dengan wajah ceria mendengar potongan harga.

Kami bertiga telah sampai di depan penginapan milik Selena. Tempatnya tidak terlalu besar namun sangat bersih dan terlihat nyaman untuk di tinggali.

"Yoo Michael. Kita kedatangan tamu" ujar Selena sambil membuka pintu. "perkenalkan mereka Rei dan Albert, petualang dari desa. Mereka telah banyak mebantuku tadi"

"senang bertemu kalian, namaku Michael Han" seorang pria beast jenis rakun, dia terlihat tenang dibandingkan Selena yang terlalu bersemangat. "Aku dan Selena sudah berteman sejak kecil, ayahnya mempercayaiku mengelola tempat ini. Mungkin alasannya karena anaknya tidak akan sanggup bila mengurus bisnis sendiri. Jujur aku saja merasa Selena tidak akan bisa mengurus semuanya di kota besar seperti ibu kota Karina ini"

"hehehe kalau soal bisnis aku serahkan semua ke Michael" ucap Selena sambil tertawa dan menggaruk kepalanya. "kalian pasti lelah, untuk sekarang istirahatlah dulu, untuk pembayaran dan lainnya kita urus itu besok. Michael akan mengantarkan ke kamar kalian"

"baiklah, terimakasih" ujarku dan Albert

Malam yang tenang, kamar yang nyaman. Albert sudah tidur duluan sedari tadi, makan yang banyak mungkin membuatnya tidur sangat nyenyak. Setelah mandi rasa mengantuk pun mendatangi ku. Aku lanjut tidur di kasur yang empuk membuatku tidur nyenyak dan perlahan masuk kealam mimpi...

"Janji... Aku berjanji..."

Bersambung...

The PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang