14 March 2020
•
Pagi hari itu, Hanna datang ke taman karena diajak sama orang. Dan yang mengajaknya tentulah seorang Zena Leonly. Namun Zena masih belum ada di sana.
Yang datang duluan adalah Hanna, dan sekarang dia sedang duduk menunggu di taman sambil berfoto-foto dengan bunga yang ada di sana buat ngestock fotonya yang menipis. Saat berswafoto, tiba-tiba saja Hanna merasa ada sesuatu berbulu lembut yang menyentuh kakinya. Hanna melihat ke bawah dan yang dia temukan adalah, anjing yang sangat lucu.
"UCUL BANGETT" reflek Hanna saat melihat anjing tersebut, Hanna mengelus-elus kepala anjing tersebut lalu dia pun memfoto anjing tersebut dengan ponselnya kemudia mengirimkannya kepada pacarnya. Walau sebenarnya lagi kesel sama Zena gara-gara Zenanya bilang bisa lama datang ke sini, Padahal kan dia yang ngajak tapi malah dia juga yang lambat datang.
Hanna melihat pesan dari Zena pun memerah, walau sebenarnya nggak waras sama sekali pacarnya itu.
"Dasar aneh" ucap Hanna sambil kembali mengelus kepala anjing tadi, "Padahal aku ngirim foto kamu loh gy, tujuannya ya buat dia muji kamu eh dianya malah muji aku bukan kamunya. Maafin pacar aku ya" gy yang dimaksud adalah anjingnya.
Anjing yang diajak bicara sama Hanna tentu gak bisa balas, kalau bisa itu pun dalam bahasa anjing, "Astaga, ngapain aku bicara sama anjing" Hanna pun berdiri, dan tiba-tiba saja anjing tersebut menggonggong, "Kenapa?" tanya Hanna lalu BAM tangan seseorang memegang pundak Hanna.
Hanna berbalik dan untungnya yang dia lihat adalah Zena, kaget banget Hanna, "Halo Hanna!" ucap Zena sambil tersenyum dengan satu tangannya yang sedang berusaha menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.
"ZENA APAAN SIH" reflek Hanna saat sadar itu Zena, Hanna memukul Zena pelan. Zena tertawa kecil saat melihat Hanna memberikan reaksi seperti itu, "Maaf kakak.." tangan kanan Zena memberhentikan tangan kanan Hanna yang hendak memukulnya sekali lagi, "Kamu kok udah ada di sini, perasaan baru beberapa menit lalu kita chat-an" mendengar itu Zena pun tersenyum, "Aku udah lama ada di sini kok, tapi gak seru kalau nggak ngejutin kamu gitu"
"Jadi ya gitu deh, aku berakhir ngebohongin kamu hihihi" Zena masih bisa terkekeh, padahal pacarnya udah kesal minta ampun dan tangan Hanna udah mau jewer telinga Zena aja tuh, "Bisa-bisanya ya" untungnya Zena sadar dengan hal itu.
Jadi dia mengeluarkan sesuatu yang seharusnya bisa membuat Hanna melupakan kekesalannya, Zena mengeluarkannya dan tidak menyembunyikannya lagi. Buket cokelat muncul, “TADAAA!!! Buat pacar aku nih" Zena memberikannya dengan senyuman hangat di wajahnya.
Hanna terdiam, dia sesekali melihat ke buket itu lalu ke arah wajah Hanna dan berulang-ulang saja seperti itu, “Kamu kenapa jadi ngasih ini ke aku?” tanya Hanna, “Hari ini white day, terus seharusnya cowo ngeberi cokelat ke cewe"
“Tapi aku bukan cowo sih, tapi nggak papa kan?" Hanna menatap mata Zena lalu berkata, “Kamu mau bikin aku diabetes ya, jadi beliin ini" Hanna menghiraukan pertanyaan Zena, “Nggak kok, aku cuma ikutin kata google" ucap Zena dengan polos.
Hanna tertawa kecil mendengar itu, lalu dia berhenti.
Tiba-tiba Hanna memeluk Zena, “makasih buket cokelatnya"
Reflek semua bagian tubuh Zena melemah dan kehilangan keseimbangan, keduanya pun terjatuh ke rerumputan.
“ZENAAA!!!" teriak Hanna keras.
Angin telah menerpa tubuh mereka berdua, namun keduanya masih setia berada di atas rerumputan dengan tubuh yang saling menempel. Tidak ada yang mengomel tidak ada juga rasa dingin, hanya kehangatan yang terasa disaat itu.
•
Hari yang indah.•
Kemarin ada masalah, jadi saya jadiin draf terus up ulangnk
2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeated
FanfictionSebenarnya tuhan berkehendak apa dengan hubungan mereka berdua ini? Selalu saja dipisahkan dan juga selalu dipertemukan kembali. Mereka berdua tentu sudah tahu meraka tidak cocok bersama tapi ya seperti itulah, tidak dapat dikatakan juga itu benar...