•Regrets and Sacrifices•

516 62 3
                                    

Pertarungan antara Kuryuu dan SWORD berlangsung dengan sengit. Tidak ada satupun dari mereka yang mendapat waktu untuk beristirahat atau hanya sekedar membersihkan bercak darah dari wajah mereka.

Anggota dari white rascal dan Daruma inka menangani bagian belakang bangunan. Rude boys siap menggunakan apapun untuk menghambat laju pergerakan pihak Kuryuu dan mengurus bagian atas bangunan. Oya kou siap berada di garis awal dengan truck mereka, kakak beradik amamiya berada tak jauh dari mereka, juga Cobra, sedangkan anggota Sannoh terpencar untuk membantu geng lainnya.

Truck Oya kou yang terparkir secara horizontal membantu pihak SWORD untuk mempersiapkan diri melawan Kuryuu yang memiliki sangat banyak pengikut. Cobra tidak tahu apakah dia harus merasa senang dan bangga setelah mengetahui Kuryuu mempersiapkan diri mereka seperti mereka mempersiapkan diri untuk perang atau merasa kesal karena perbedaan jumlah adalah sesuatu yang curang.

Sudah sejak sore tadi mereka bertarung ganpa
Istirahat. Cobra sudah mulai meraskan kepalan tangannya yang terasa nyeri, juga kakinya yang berasa berat. Staminanya sudah semakin menipis. Sang pria berambut pirang melirik siswa oya kou yang walau tampak kelelahan, masih memiliki api pada kedua mata mereka. Tentu saja, jiwa muda yang masih menggebu gebu. Murayama, sang raja oya kou tampak berjalan kesana kemari sembari memuku siapapun yang ada di hadapannya. Cobra bahkan merasa khawatir, takut takut jika Murayama tanpa sengaja memukul salah satu rekan mereka.

Merasa cukup melihat sekitar, Cobra kembali menatap kedepan. Lawannya yang sudah berlari mendekatinya tampak tidak terhitung jumlahnya. Sang pria menghela nafas sebelum meraih kepalan salah seorang lawan dan menarik lengannya. Tangan satunya siap dengan tinju yang dalam beberapa detik mengenai wajah sang lawan telak. Kaki Cobra juga bergerak dengan ringan, tampak mengganjal langkah beberapa lawan dibelakangnya.

Pertarungan berlanjut dengan menegangkan. Cobra masih sibuk dengan orang orang yang melawannya secara bersamaan. Suara teriakan orang orang yang entah apakah lawan atau kawan terdengar dibelakang Cobra sebagai musik tambahan. Pertarungan terasa semakin sengit saat Cobra menyadari jumlah Kuryuu yang semakin menipis. Para ketua SWORD yang ikut bertarung juga tampak menyadari hal ini dilihat dari bagaimana mereka bertarung semakin kuat dan cepat.

Tidak ada yang menyadari salah seorang ketua Kuryuu yang melihat pertarungan dari jauh mendekati seorang supir dan memberikannya sebuah amplop coklat.

"Tabrak Cobra. Mereka akan kehilangan arah jika ketua mereka kehilangan ketua mereka." Sang supir mengangguk. Dengan tangan yang bergetar, dia meraih amplop coklat berisi uang tersebut dan buru buru berjalan memasuki mobil. Ini bukanlah pertama kali dia mendapat perintah seperti ini. Kuryuu selalu menyukai cara ini. Untuk menyinkirkan satu orang yang dinilai mengganggu dalam Kuryuu mencapai tujuan mereka.

Suara mesin mobil yang menyara tersamarkan oleh suara teriakan dari pertarungan yang sedang terjadi, membuat sang pria dengan mudah menggerakkan kemudi mendekati pertarungan. Sang supir bergerak cepat, dengan lihai mulai melewati banyak anggoa Kuryuu dan memaksa banyak pihak SWORD untuk menyingkir. Kehadiran mobil tersebut berhasil menghentikan sedikit dari pertarungan besar yang sedang terjadi. Suara klakson mobil yang terdengar nyaring sering kali tidak dihiraukan oleh kedua pihak, terlalu fokus terhadap pertengkaran mereka.

Hingga mobil tersebut sampai beberapa meter di dekat Cobra. Sembari melaju lebih kencang, sang supir membunyikan klakson, meminta orang orang yang bertarung untuk Kuryuu menyingkir. Tentu saja Cobra yang baru saja menghadapi beberapa orang sekaligus dan berada dalam posisi yang beresiko tidak sempat bertindak.

Waktu berjalan dengan lamban saat Cobra melihat kedua lampu mobil yang meneranginya. Dalam hati dia berpikir, "apa ini yang dirasakan Noboru saat mobil sedan hitam tersebut akan menabraknya?" Cobra tahu bahwa itu adalah hal yang mustahil, mengingat Noboru bahkan tidak melihay mobil tersebut datang dari sampingnya. Sekarang, Cobra melihat kedua lampu sorot tersebut yang bergerak semakin dekat.

Regrets and sacrifices Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang