#2. Kandang Serigala.

157 10 0
                                    

Apa lagi ini?

***
Apa? Ayah yang menamparku. Tetapi, mereka yang meminta maaf. Aneh.

"Joey, sebaiknya kamu berangkat sekolah sekarang, nak."

Hei? Ia memanggilku dengan sebutan "Joey"? Aku tidak sudi. Hanya ibu ku yang boleh memanggilku dengan nama itu.

Aku tarik napas panjang. Lalu kuberanikan diriku untuk bilang,

"Nama ku bukan Joey."

Lega. Dan sekarang lebih baik aku pergi dari sini.

***
15 menit perjalanan. Iya. Aku sedang menuju suatu tempat yang menjadi tujuan utama ku dari senin sampai jumat. Oh ralat. Bukan tujuan utama ku. Tapi tujuan utama ayah dan ibu.
Tidak. Tidak. Bukan sekolah. Aku lebih suka menyebutnya Kandang Serigala. Kau tahu kenapa? Karena di dalamnya terdapat orang-orang, maksudku, serigala. Ya. Mereka serigala, bukan manusia. Akan kutunjukan nanti kenapa mereka tak pantas disebut manusia.

***

"Hei, Vin. Lihat. Idiot sudah datang!"

"Vin. Hajar vin!"

Kau lihat? Aku baru menginjak kan kaki ku disini tetapi sebentar lagi serigala itu akan menggigit ku.

Plak.

"Kok lu lama-lama songong?"
"Idiot. Lu ga bisa ngomong?"

Aku tak kan menjawabnya. Tak akan. Bisa dikira gila, berbicara dengan hewan.

"Bangsat!"

Plak.

"Hahaha. Rasain. Mampus!"

***

Kau bingung? Tak apa. Aku sudah biasa dihina, caci maki, tonjok, pukuli bahkan kepala ku pernah dimasukan ke dalam wc. Aku tak bisa melawan hewan dengan tangan kosong.

"Jo, kamu kenapa?"

Suara itu. Suara lembut itu. Aku mengenalnya. Sangat mengenalnya.

Dania...

Lentera 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang